China Siap Garap 12 Megaproyek

Kamis, 13 November 2014 - 10:20 WIB
China Siap Garap 12 Megaproyek
China Siap Garap 12 Megaproyek
A A A
JAKARTA - Perusahaan-perusahaan asal China siap menggarap 12 megaproyek yang ditawarkan pemerintah Indonesia. Untuk mengerjakan megaproyek tersebut, perusahaan asal Negeri Tirai Bambu ini menggandeng perusahaan Indonesia.

Mereka menandatangani 12 nota kesepahaman (memorandum of understanding /MoU) dengan perusahaan Indonesia. MoUtersebut dilakukan pada rangkaian kegiatan APEC di Beijing, China, beberapa waktu lalu. “Dari 12 MoU tersebut, tiga di antaranya sangat disambut antusias oleh pengusaha-pengusaha China,” kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang TI, Telekomunikasi, RisetJaringan, dan Sektor Teknologi Didie Suwondho di Jakarta kemarin.

Menurutnya, salah satu MoU yang menarik adalah proyek pembangunankonstruksikereta api cepat Jakarta-Surabaya sepanjang 800 km antara China Railway Construction Corporation Limited dan PT Resteel Industry Indonesia. Kereta api berkecepatan tinggi ini akan memangkas waktu tempuh sembilan jam menjadi tiga jam saja.

“Pemerintah China dan pengusaha China sangat antusias untuk ikut bergabung dalam proyek ini. Ini memberikan satu kesempatan untuk para calon investor dalam mengerjakan infrastruktur di Indonesia,” ujar Didie. Selain itu, juga dilakukan MoU pembangunan Hydro Power Plant dengan kapasitas 6.080 megawatt (MW) di Kayan, Kalimantan Timur dengan investasi USD17,8 miliar antara Shanghai Electric Power Co Ltd China Power Investment Corporation East China dan PT Kayan Hydro Energy.

Mereka berminat membangun PLTA diSungai Tayang, Tanjung Selor, Kabupaten Berau, Kalimantan Utara. “Proyek ini menjadisangat feasible karenaKalimantan diharapkan akan menjadi pusat industri,” kata Didie. PLTA ini akan digunakan untuk kawasan industri sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara. Proyek ini akan dilakukan dalam lima tahap, yaitu Kayan 1 dengan kapasitas 660 MW yang akan dibangun tahun ini hingga 2018 dan Kayan 2 dengan kapasitas listrik 800 MW pembangunannya dimulai 2016 hingga 2020.

Sementara itu, Kayan 3 yang memiliki kapasitas 1.200 MW akan dimulai pembangunannya pada 2016 hingga 2022 dan Kayan 4 yang memiliki kapasitas 1.200 MW akan dimulai pada 2018 hingga 2024, serta Kayan 5 yang berkapasitas 2.220 MW pembangunannya dimulai pada 2018 dan diharapkan bisa beroperasi pada 2024.

Selain itu, dalam mendukung program tol laut, pemerintah Indonesia juga telah menyetujui MoU pengembangan dan peningkatan bisnis untuk pengadaan kapal kargo antara Shen Zhen Tian He Wei Hang Investment Co Ltd dan PT Zadasa. Pengadaan kapal berkapasitas 3.500-5.000 gross ton (GT) tersebut membutuhkan investasi sekitar USD5,150 miliar.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pemberdayaan Daerah dan Logistik Natsir Mansyur mengatakan, tol laut akan menghubungkan Kepulauan Indonesia melalui jalur pelayaran antara pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpan melalui penggunaan pelayaran jarak pendek (short sea shipping ).

“Selain ada program konektivitas dalam mendukung program tol laut, diperlukan kapalkapal kecil untuk bolak-balik dari Indonesia bagian barat ke bagian timur,” kata Natsir. Beberapa MoU yang telah diteken antara lain dilakukan PT Eka Sampoerna Sukses dengan Fujian Yinhai Group. Kedua perusahaan ini siap membangun industri pemurnian dan pengolahan (smelter ) di Konawe dan Kolaka Utara, Provinsi (Sulawesi Tengah) dengan investasi sekitar USD1,3 juta.

Maspion Group dengan Shining Resources Co Ltd akan membangun cooper processing senilai USD100 juta di Gresik, Jawa Timur. Selanjutnya, PT Wijaya Infrastruktur Indonesia dengan Golden Mega International Holdings. Kedua perusahaan ini sepakat melakukan investasi USD120 juta untuk membangun smelter baja berkapasitas 180.000 ton/tahun di Konawe, Sulawesi Tengah.

PT Integral Mining Nusantara dengan Jiangsu Wei-Wei Mining sepakat melakukan investasi USD775 juta untuk pembangunan industri pemrosesan aneka mineral tambang di Morowali, Sulawesi Tengah dan Buton, Sulawesi Tenggara.

Selanjutnya, MoU antara China Shenhua Overseas Development and Investment Co Ltd dengan PT Adaro dan PT Bhakti Energi Persada. Juga ada MoU pembangunan pabrik gula berkapasitas 25.000 TCD di Mojokerto, Jawa Timur antara Zou Ji Hao International Investment dan PT Sinar Sukses Mandiri dengan investasi sekitar USD306 juta.

MoU antara Fujian Tian Mao Property Group dengan PT Global Sukses Grup dan PT Cahaya Sukses International dengan nilai investasi USD1.500 juta. SDIC International Trade dengan PT Indonesia Energy Prima senilai USD350 juta. PT Maesa Optimalah Mineral menggandeng Varsun Holding Group.

Oktiani endarwati
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8260 seconds (0.1#10.140)