China Dorong Bank Pembangunan BRICS
A
A
A
BRISBANE - China mendorong negara-negara BRICS mempercepat pembentukan bank pembangunan sebagai alternatif bagi sistem keuangan global yang didominasi Barat.
BRICS terdiri atas sejumlah negara berkembang yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan yang pada Juli lalu sepakat membentuk Bank Pembangunan Baru untuk mendanai sejumlah proyek infrastruktur dan dana cadangan darurat. China telah memilih lokasi untuk fasilitas bernilai USD50 miliar sebagai kantor pusatnya di Shanghai. Wakil Menteri Keuangan China Zhu Guangyao tampaknya menjadikan agenda itu sebagai prioritasnya.
“Semua negara mengungkapkan pendapat bahwa mereka harus mempercepat proses itu segera diselesaikan. Setiap negara akan mengidentifikasi sejumlah proyek yang bisa didanai perbankan itu secepat mungkin sehingga saat bank itu diluncurkan dapat segera melakukan proses pendanaan,” kata Zhu Guangyao di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) G-20 di Australia kemarin, dikutip kantor berita AFP.
Media massa China menyatakan, bank yang didirikan BRICS itu bertujuan mengurangi dominasi Barat dalam sistem keuangan global seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF). Selama 70 tahun terakhir, IMF dan Bank Dunia menjadi pilar sistem ekonomi dunia yang datang untuk menyelamatkan sejumlah negara yang bermasalah dan mendukung berbagai proyek pembangunan.
Namun, berbagai lembaga dunia itu dikritik atas ketidakmampuan mencerminkan kontribusi penting negaranegara berkembang pada ekonomi global. Sejak dibentuk pada 1944, IMF dan Bank Dunia hanya dipimpin oleh orang dari Amerika dan Eropa. Zhu Guangyao juga menyatakan, sektor perbankan bayangan (shadow banking) yang tumbuh pesat salah satu masalah besar.
“Kami memiliki beberapa masalah yang terus menumpuk sepanjang waktu. Masalah utama perbankan bayangan ialah bisnis perbankan dan dana yang mereka kelola,” katanya, dikutip kantor berita Reuters. Zhu menjelaskan, industri perbankan bayangan di China relatif kecil, tapi risikonya terus tumbuh. Sektor perbankan bayangan di China terus tumbuh pesat pada 2013 dan sekarang dalam peringkat terbesar ketiga di dunia, menurut laporan Badan Stabilitas Keuangan.
Sementara sejumlah bank pembangunan ternama di dunia memberikan dukungan pada rencana G-20 untuk menciptakan pusat infrastruktur global. Rencana G-20 itu untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja.
Menurut sejumlah bank, langkah G-20 itu kunci mengatasi kemiskinan. G-20 yang terdiri atas sejumlah negara maju dan berkembang di dunia.
Syarifudin
BRICS terdiri atas sejumlah negara berkembang yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan yang pada Juli lalu sepakat membentuk Bank Pembangunan Baru untuk mendanai sejumlah proyek infrastruktur dan dana cadangan darurat. China telah memilih lokasi untuk fasilitas bernilai USD50 miliar sebagai kantor pusatnya di Shanghai. Wakil Menteri Keuangan China Zhu Guangyao tampaknya menjadikan agenda itu sebagai prioritasnya.
“Semua negara mengungkapkan pendapat bahwa mereka harus mempercepat proses itu segera diselesaikan. Setiap negara akan mengidentifikasi sejumlah proyek yang bisa didanai perbankan itu secepat mungkin sehingga saat bank itu diluncurkan dapat segera melakukan proses pendanaan,” kata Zhu Guangyao di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) G-20 di Australia kemarin, dikutip kantor berita AFP.
Media massa China menyatakan, bank yang didirikan BRICS itu bertujuan mengurangi dominasi Barat dalam sistem keuangan global seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF). Selama 70 tahun terakhir, IMF dan Bank Dunia menjadi pilar sistem ekonomi dunia yang datang untuk menyelamatkan sejumlah negara yang bermasalah dan mendukung berbagai proyek pembangunan.
Namun, berbagai lembaga dunia itu dikritik atas ketidakmampuan mencerminkan kontribusi penting negaranegara berkembang pada ekonomi global. Sejak dibentuk pada 1944, IMF dan Bank Dunia hanya dipimpin oleh orang dari Amerika dan Eropa. Zhu Guangyao juga menyatakan, sektor perbankan bayangan (shadow banking) yang tumbuh pesat salah satu masalah besar.
“Kami memiliki beberapa masalah yang terus menumpuk sepanjang waktu. Masalah utama perbankan bayangan ialah bisnis perbankan dan dana yang mereka kelola,” katanya, dikutip kantor berita Reuters. Zhu menjelaskan, industri perbankan bayangan di China relatif kecil, tapi risikonya terus tumbuh. Sektor perbankan bayangan di China terus tumbuh pesat pada 2013 dan sekarang dalam peringkat terbesar ketiga di dunia, menurut laporan Badan Stabilitas Keuangan.
Sementara sejumlah bank pembangunan ternama di dunia memberikan dukungan pada rencana G-20 untuk menciptakan pusat infrastruktur global. Rencana G-20 itu untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja.
Menurut sejumlah bank, langkah G-20 itu kunci mengatasi kemiskinan. G-20 yang terdiri atas sejumlah negara maju dan berkembang di dunia.
Syarifudin
(ars)