PNM Tawarkan Kupon Obligasi10,75%
A
A
A
JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM menerbitkan obligasi sebesar Rp500 miliar dengan kisaran kupon di angka 9,25% hingga 10,75%.
Obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I PNM Tahun 2014 sebanyak-banyaknya Rp2 triliun. Direktur Utama Permodalan Nasional Madani Parman Nataatmadja mengatakan, penerbitan surat utang ini dimaksudkan untuk memperkuat modal dalam rangka mendukung rencana ekspansi bisnis perseroan ke depan.
“Dana yang diperoleh dari obligasi ini sebagian besar atau 80% akan digunakan untuk modal kerja yang disalurkan kepada usaha mikro kecil melalui produk pembiayaan. Sedangkan, sisanya 20% akan digunakan untuk refinancing sebagai pelunasan dan pembayaran utang bank,” kata Parman seusai paparan publik perseroan di Jakarta kemarin.
Menurut Parman, penerbitan obligasi ini merupakan langkah strategis perseroan untuk memperkuat pendanaan dalam bisnis pembiayaan mikro. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, lanjut dia, tidak akan berdampak kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pasalnya, kenaikan BBM bersubsidi akan turut disertai kenaikan harga jual.
“Kami optimistis, pembiayaan tahun depan bisa mencapai Rp3 triliun dari target tahun ini Rp2,8 triliun. Kita sudah mengantisipasi inflasi dan kenaikan BBM, dampaknya akan terlihat tiga bulan kemudian. Kami akan melakukan penguatan operasional dari SDM dan IT,” imbuhnya. Sementara, Director Investment Banking Bahana Securities Novita Lubis menjelaskan, dari total target perolehan dana obligasi sebesar Rp500 miliar, akan terbagi tiga seri.
Seri A senilai Rp100 miliar dengan tenor 1 tahun memberikan kupon bunga 9,25-9,8%, seri B sebesar Rp300 miliar dengan tenor 3 tahun menawarkan kupon bunga 9,75-10,5%, dan seri C senilai Rp100 miliar dengan tenor 5 tahun memberikan kupon bunga 10- 10,75%. “Besaran kupon yang ditawarkan sudah dipertimbangkan oleh penjamin emisi maupun PNM. Pasar UMKM akan terus tumbuh dan kuponnya masih comfortable , jadi kita yakin obligasi ini akan terserap pasar,” kata Novita.
Sebagai catatan, perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dengan rating A (single A) dari Pefindo. Pada penawaran umum berkelanjutan tersebut, PNM menunjuk PT Bahana Securities dan PT Indo Premier Securities sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter ). Sedangkan masa penawaran awal dilakukan pada 17 November-1 Desember 2014. Masa penawaran umum 15-16 Desember 2014 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 Desember 2014.
Direktur Keuangan dan Operasi Permodalan Nasional Madani Kemas Hasani menambahkan, hingga akhir Juni 2014 perseroan telah memperoleh pendanaan eksternal sebesar Rp4,5 triliun. Pendanaan tersebut terdiri dari medium term notes (MTN) sebesar Rp530 miliar, penerbitan obligasi Rp1,5 triliun, pinjaman perbankan Rp1,3 triliun, dan pendanaan lainnya.
“Hingga akhir tahun ini pendanaan PNM akan mencapai Rp5 triliun, sedangkan dari perolehan dana obligasi Rp500 miliar akan kami gunakan untuk refinancing oleh Bank HSBC Indonesia dan Bank BRI sebesar Rp100 miliar,” imbuhnya.
Heru febrianto
Obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I PNM Tahun 2014 sebanyak-banyaknya Rp2 triliun. Direktur Utama Permodalan Nasional Madani Parman Nataatmadja mengatakan, penerbitan surat utang ini dimaksudkan untuk memperkuat modal dalam rangka mendukung rencana ekspansi bisnis perseroan ke depan.
“Dana yang diperoleh dari obligasi ini sebagian besar atau 80% akan digunakan untuk modal kerja yang disalurkan kepada usaha mikro kecil melalui produk pembiayaan. Sedangkan, sisanya 20% akan digunakan untuk refinancing sebagai pelunasan dan pembayaran utang bank,” kata Parman seusai paparan publik perseroan di Jakarta kemarin.
Menurut Parman, penerbitan obligasi ini merupakan langkah strategis perseroan untuk memperkuat pendanaan dalam bisnis pembiayaan mikro. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, lanjut dia, tidak akan berdampak kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pasalnya, kenaikan BBM bersubsidi akan turut disertai kenaikan harga jual.
“Kami optimistis, pembiayaan tahun depan bisa mencapai Rp3 triliun dari target tahun ini Rp2,8 triliun. Kita sudah mengantisipasi inflasi dan kenaikan BBM, dampaknya akan terlihat tiga bulan kemudian. Kami akan melakukan penguatan operasional dari SDM dan IT,” imbuhnya. Sementara, Director Investment Banking Bahana Securities Novita Lubis menjelaskan, dari total target perolehan dana obligasi sebesar Rp500 miliar, akan terbagi tiga seri.
Seri A senilai Rp100 miliar dengan tenor 1 tahun memberikan kupon bunga 9,25-9,8%, seri B sebesar Rp300 miliar dengan tenor 3 tahun menawarkan kupon bunga 9,75-10,5%, dan seri C senilai Rp100 miliar dengan tenor 5 tahun memberikan kupon bunga 10- 10,75%. “Besaran kupon yang ditawarkan sudah dipertimbangkan oleh penjamin emisi maupun PNM. Pasar UMKM akan terus tumbuh dan kuponnya masih comfortable , jadi kita yakin obligasi ini akan terserap pasar,” kata Novita.
Sebagai catatan, perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dengan rating A (single A) dari Pefindo. Pada penawaran umum berkelanjutan tersebut, PNM menunjuk PT Bahana Securities dan PT Indo Premier Securities sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter ). Sedangkan masa penawaran awal dilakukan pada 17 November-1 Desember 2014. Masa penawaran umum 15-16 Desember 2014 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 Desember 2014.
Direktur Keuangan dan Operasi Permodalan Nasional Madani Kemas Hasani menambahkan, hingga akhir Juni 2014 perseroan telah memperoleh pendanaan eksternal sebesar Rp4,5 triliun. Pendanaan tersebut terdiri dari medium term notes (MTN) sebesar Rp530 miliar, penerbitan obligasi Rp1,5 triliun, pinjaman perbankan Rp1,3 triliun, dan pendanaan lainnya.
“Hingga akhir tahun ini pendanaan PNM akan mencapai Rp5 triliun, sedangkan dari perolehan dana obligasi Rp500 miliar akan kami gunakan untuk refinancing oleh Bank HSBC Indonesia dan Bank BRI sebesar Rp100 miliar,” imbuhnya.
Heru febrianto
(ars)