Pertamina: Pembelian BBM Normal Pekan Depan
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina menyatakan bahwa pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai hari ini, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tidak mengalami kelebihan pembelian. Justru sebaliknya, mengelami penurunan pembelian dan akan kembali normal pada pekan depan.
"Ini pengalaman, 4-5 hari konsumsi turun. Hari pertama 50%, hari ke dua 40%, baru akan normal 5-6 hari," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Hanung menjelaskan, pembelian BBM bersubsidi secara berlebih hanya terjadi saat menjelang kenaikan harga, khususnya terjadi pada BBM bersubsidi jenis premium karena cenderung digunakan untuk keperluan pribadi.
"Terlihat sebulan terkhir, ada peningkatan penjualan yang biasanya 81.000 kiloliter per hari sejak pertengahan Oktober sampai 91.000 kiloliter rata-rata sampai 96.000 kiloliter hingga kemarin," ungkap Hanung.
Sekadar informasi, pemerintah resmi menaikan harga BBM bersusbdi sebesar Rp2.000 per liter. Dengan begitu, harga premium menjadi Rp8.500 per liter dari sebelumnya Rp6.500 per liter, sedangkan solar menjadi Rp7.500 per liter dari sebelumnya Rp5.500 per liter.
"Ini pengalaman, 4-5 hari konsumsi turun. Hari pertama 50%, hari ke dua 40%, baru akan normal 5-6 hari," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Hanung menjelaskan, pembelian BBM bersubsidi secara berlebih hanya terjadi saat menjelang kenaikan harga, khususnya terjadi pada BBM bersubsidi jenis premium karena cenderung digunakan untuk keperluan pribadi.
"Terlihat sebulan terkhir, ada peningkatan penjualan yang biasanya 81.000 kiloliter per hari sejak pertengahan Oktober sampai 91.000 kiloliter rata-rata sampai 96.000 kiloliter hingga kemarin," ungkap Hanung.
Sekadar informasi, pemerintah resmi menaikan harga BBM bersusbdi sebesar Rp2.000 per liter. Dengan begitu, harga premium menjadi Rp8.500 per liter dari sebelumnya Rp6.500 per liter, sedangkan solar menjadi Rp7.500 per liter dari sebelumnya Rp5.500 per liter.
(rna)