Ganjar Prediksi Inflasi Akibat Kenaikan BBM Mengerikan
A
A
A
SEMARANG - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp2.000 per liternya untuk premium dan solar, diperkirakan akan memberikan dampak besar bagi masyarakat.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memperkirakan, akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, akan terjadi fluktuasi harga termasuk harga sembako dalam tiga atau empat bulan ke depan.
”Saya sudah menghubungi Menteri Tenaga Kerja soal upah buruh terkait dengan kenaikan, dan tadi juga telepon langsung presiden, agar ada kendali untuk meminimalisir dampak kenaikan harga BBM,” ujarnya usai membuka hari pangan internasional di Kabupaten Grobogan, Selasa (18/11/2014).
Ganjar memperkirakan, akibat kenaikan BBM juga akan berdampak pada inflasi baik secara nasional maupun di Jateng sendiri. Oleh karena itu pihak pemerintah terus melakukan koordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), supaya inflasi tetap bisa dikendalikan.
“Saya menduga inflasi akan mengerikan. Maka ini menjadi PR besar bagi pemerintah tidak hanya pusat tetapi juga daerah,” katanya.
Salah satu hal yang saat ini bisa dilakukan Presiden Jokowi menurut Ganjar adalah, Jokowi harus segera menepati janjinya untuk memberantas mafia Migas.
“Jika hal itu (pemberantasan Mafia Migas) bisa selesai, maka masyarakat akan bisa menerima, tetapi kalau gagal akan memberatkan masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu Bank Indonesia memprediksi, risiko inflasi berasal dari penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintahan baru. Secara langsung dan tidak langsung akan memengaruhi pencapaian inflasi hingga akhir tahun.
Untuk menjaga hal tersebut, Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memperkuat koordinasi melalui TPID Provinsi Jawa Tengah.
“Hal ini diperlukan agar dapat tetap menjaga stabilitas inflasi khususnya meminimalkan dampak lanjutan yang ditimbulkan dari kebijakan administered prices,” kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayan V Semarang Marlison Hakim.
Sementara itu kenaikan harga BBM bersubsidi, dirasa cukup memberatkan sektor angkutan umum. Ketua Organda Jateng Ketua Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Jateng Karsidi Budi Anggoro mengatakan, akibat kenaikan harga BBM yang mencapai Rp2.000 per liternya, membuat pengusaha angkutan terbenani.
Oleh karena itu kata Karsidi, saat ini Organda tengah melakukan upaya untuk mengajukan permohonan kepada pemerintah supaya tidak memberlakukan kenaikan BBM bersubsidi khusus untuk angkutan umum. ”Kita sedang mengupayakan hal itu, ke pemerintah pusat,” katanya.
Dia mengatakan, jika permintaan tersebut tidak dikabulkan, maka dipastikan tarif angkutan akan mengalami kenaikan. Kenaikan akan disesuaikan dengan beban yang diterima oleh para pengusaha angkutan.”kenaikan berapa saya belum bisa ngomong karena masih terus dihitung,” katanya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memperkirakan, akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, akan terjadi fluktuasi harga termasuk harga sembako dalam tiga atau empat bulan ke depan.
”Saya sudah menghubungi Menteri Tenaga Kerja soal upah buruh terkait dengan kenaikan, dan tadi juga telepon langsung presiden, agar ada kendali untuk meminimalisir dampak kenaikan harga BBM,” ujarnya usai membuka hari pangan internasional di Kabupaten Grobogan, Selasa (18/11/2014).
Ganjar memperkirakan, akibat kenaikan BBM juga akan berdampak pada inflasi baik secara nasional maupun di Jateng sendiri. Oleh karena itu pihak pemerintah terus melakukan koordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), supaya inflasi tetap bisa dikendalikan.
“Saya menduga inflasi akan mengerikan. Maka ini menjadi PR besar bagi pemerintah tidak hanya pusat tetapi juga daerah,” katanya.
Salah satu hal yang saat ini bisa dilakukan Presiden Jokowi menurut Ganjar adalah, Jokowi harus segera menepati janjinya untuk memberantas mafia Migas.
“Jika hal itu (pemberantasan Mafia Migas) bisa selesai, maka masyarakat akan bisa menerima, tetapi kalau gagal akan memberatkan masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu Bank Indonesia memprediksi, risiko inflasi berasal dari penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintahan baru. Secara langsung dan tidak langsung akan memengaruhi pencapaian inflasi hingga akhir tahun.
Untuk menjaga hal tersebut, Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memperkuat koordinasi melalui TPID Provinsi Jawa Tengah.
“Hal ini diperlukan agar dapat tetap menjaga stabilitas inflasi khususnya meminimalkan dampak lanjutan yang ditimbulkan dari kebijakan administered prices,” kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayan V Semarang Marlison Hakim.
Sementara itu kenaikan harga BBM bersubsidi, dirasa cukup memberatkan sektor angkutan umum. Ketua Organda Jateng Ketua Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Jateng Karsidi Budi Anggoro mengatakan, akibat kenaikan harga BBM yang mencapai Rp2.000 per liternya, membuat pengusaha angkutan terbenani.
Oleh karena itu kata Karsidi, saat ini Organda tengah melakukan upaya untuk mengajukan permohonan kepada pemerintah supaya tidak memberlakukan kenaikan BBM bersubsidi khusus untuk angkutan umum. ”Kita sedang mengupayakan hal itu, ke pemerintah pusat,” katanya.
Dia mengatakan, jika permintaan tersebut tidak dikabulkan, maka dipastikan tarif angkutan akan mengalami kenaikan. Kenaikan akan disesuaikan dengan beban yang diterima oleh para pengusaha angkutan.”kenaikan berapa saya belum bisa ngomong karena masih terus dihitung,” katanya.
(gpr)