Stok Minyak Naik, WTI Merosot ke Bawah USD75/Barel
A
A
A
MELBOURNE - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan merosot ke bawah USD75 per barel karena meningkatnya stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) sebagai konsumen terbesar di dunia.
Selain itu, karena investor memperkirakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memangkas produksinya. Sementara minyak brent stabil di London.
Kontrak berjangka (futures) sedikit berubah di New York setelah jatuh untuk sesi ketiga, kemarin. Berdasarkan laporan Administrasi Informasi Energi (EIA) AS bahwa stok minyak mentah di negara itu meningkat sebanyak 2,6 juta barel pada pekan lalu menjadi 381,1 juta.
Gubernur OPEC Libya Samir Kamal mengatakan, OPEC harus memangkas kelebihan pasokan dan menurunkan target produksinya. Pasalnya, harga minyak telah merosot ke dalam tren penurunan karena AS memproduksi minyak dengan laju tertinggi dalam lebih dari tiga dekade di tengah tanda-tanda melemahnya permintaan.
Anggota utama OPEC menolak mengurangi produksi karena produsen non-utama OPEC, seperti Venezuela mencari cara untuk mendongkrak harga sebelum pertemuan 27 November di Wina.
"Kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan global dan kenaikan pasokan menjadi masalah energi yang kompleks. Bahkan jika OPEC setuju terhadap pengurangan produksi, akan ada skeptisisme," kata Kepala Strategi di CMC Markets di Sydney Michael McCarthy seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (20/11/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Desember, yang berakhir hari ini berada di USD74,49 per barel pada pukul 12.45 siang waktu Sydney. Kontrak Januari teraktif naik 1% menjadi USD74,51. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 13% di bawah rata-rata 100-hari. Harga WTI telah turun 24% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Januari naik 2 sen menjadi USD78,12 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI sebesar USD3,61, turun dibandingkan kemarin sebesar USD3,60.
Selain itu, karena investor memperkirakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memangkas produksinya. Sementara minyak brent stabil di London.
Kontrak berjangka (futures) sedikit berubah di New York setelah jatuh untuk sesi ketiga, kemarin. Berdasarkan laporan Administrasi Informasi Energi (EIA) AS bahwa stok minyak mentah di negara itu meningkat sebanyak 2,6 juta barel pada pekan lalu menjadi 381,1 juta.
Gubernur OPEC Libya Samir Kamal mengatakan, OPEC harus memangkas kelebihan pasokan dan menurunkan target produksinya. Pasalnya, harga minyak telah merosot ke dalam tren penurunan karena AS memproduksi minyak dengan laju tertinggi dalam lebih dari tiga dekade di tengah tanda-tanda melemahnya permintaan.
Anggota utama OPEC menolak mengurangi produksi karena produsen non-utama OPEC, seperti Venezuela mencari cara untuk mendongkrak harga sebelum pertemuan 27 November di Wina.
"Kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan global dan kenaikan pasokan menjadi masalah energi yang kompleks. Bahkan jika OPEC setuju terhadap pengurangan produksi, akan ada skeptisisme," kata Kepala Strategi di CMC Markets di Sydney Michael McCarthy seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (20/11/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Desember, yang berakhir hari ini berada di USD74,49 per barel pada pukul 12.45 siang waktu Sydney. Kontrak Januari teraktif naik 1% menjadi USD74,51. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 13% di bawah rata-rata 100-hari. Harga WTI telah turun 24% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Januari naik 2 sen menjadi USD78,12 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI sebesar USD3,61, turun dibandingkan kemarin sebesar USD3,60.
(rna)