Arwana Citramulia Targetkan Kuasai 17% Pasar Keramik di 2015
A
A
A
JAKARTA - PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) menargetkan menguasai 17% pangsa pasar keramik pada 2015. Angka tersebut naik 1% dari pangsa pasar yang diraihnya tahun ini sebesar Rp16%.
“Pangsa pasar kita tahun ini 16%, pada 2015 akan naik sedikit, 1% menjadi 17%,” kata Presiden Direktur PT Arwana Citramulia Tbk Tandean Rustandy di acara “Sharing Session” di Gedung SINDO, Jakarta, kemarin.
Pihaknya optimistis target tersebut akan tercapai meskipun pemerintah baru saja menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Apalagi, pada September 2015 pabrik barunya di Mojokerto, Jawa Timur siap beroperasi dengan kapasitas produksi sebesar 8 juta m2/tahun dari saat ini sebesar 50 juta m2/tahun. "Sehingga nanti kami memiliki lima pabrik, karena saat ini pabrik kami ada empat yang tersebar di beberapa daerah," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Tandean optimistis dapat membukukan laba bersih hingga penghujung tahun ini lebih dari Rp250 miliar. Angka itu tidak mustahil lantaran perseroan hingga akhir kuartal III/2014 mecatat laba bersih hampir Rp200 miliar. Tandean juga mengatakan tidak akan menaikkan harga jual keramiknya walaupun pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Penurunan daya beli masyarakat menjadi alasan utama bagi perseroan untuk tidak menaikkan harga.
“Kenaikan harga BBM ini pasti memengaruhi ongkos angkut, tapi kami tidak akan menaikkan harga jual,” ujarnya. Menurut Tandean, apabila harga jualnya dinaikkan, dipastikan akan memangkas volume penjualan. Sebab, daya beli masyarakat telah turun pascakenaikan harga BBM bersubsidi. Apalagi, konsumen Arwana merupakan masyarakat kelas menengah ke bawah yang sangat sensitif terhadap kenaikan harga.
Tahun ini perseroan menargetkan kapasitas produksi keramik sebesar 49,37 juta meter persegi per tahun atau tumbuh dibandingkan realisasi penjualan tahun lalu 44,3 juta meter persegi. Pada 2015 kapasitas produksi ditarget sebesar 57,8 juta meter persegi dengan tambahan 8 juta kapasitas produksi berasal dari pabrik Plant V. Pada 2016, target kapasitas produksi mencapai 63,87 juta meter persegi dengan penambahan kapasitas produksi dari pabrik Plant IV di Palembang.
Direktur Operasional PT Arwana Citramulia Tbk Edy Suyanto menambahkan, penetrasi pasar masih akan diarahkan ke Pulau Jawa yang mencapai 75%, Sumatera sekitar 10%, dan sisanya daerah lain di Indonesia timur. Pihaknya pun akan tetap fokus pada pasar dalam negeri. Karena, penggunaan keramik nasional rata-rata baru mencapai 1,5 meter persegi/kapita. Angka ini masih jauh di bawah rata-rata penggunaan keramik di Malaysia, Thailand, maupun Vietnam yang telah mencapai 3- 4 meter persegi/kapita.
“Jadi, pasar kita masih terbuka lebar. Makanya fokus di pasar dalam negeri,” kata Edy Suyanto. Perseroan juga tak khawatir dengan pemberlakuan pasar tunggal ASEAN (MEA). Sebab, saat ini Arwana menguasai pasar keramik untuk jenis menengah- bawah. “Apalagi, jaringan distribusi kami sangat kuat. Kami saat ini memiliki 46 distributor, di mana ke-46 distributor tersebut memiliki 17.000 outlet ,” katanya.
Sudarsono
“Pangsa pasar kita tahun ini 16%, pada 2015 akan naik sedikit, 1% menjadi 17%,” kata Presiden Direktur PT Arwana Citramulia Tbk Tandean Rustandy di acara “Sharing Session” di Gedung SINDO, Jakarta, kemarin.
Pihaknya optimistis target tersebut akan tercapai meskipun pemerintah baru saja menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Apalagi, pada September 2015 pabrik barunya di Mojokerto, Jawa Timur siap beroperasi dengan kapasitas produksi sebesar 8 juta m2/tahun dari saat ini sebesar 50 juta m2/tahun. "Sehingga nanti kami memiliki lima pabrik, karena saat ini pabrik kami ada empat yang tersebar di beberapa daerah," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Tandean optimistis dapat membukukan laba bersih hingga penghujung tahun ini lebih dari Rp250 miliar. Angka itu tidak mustahil lantaran perseroan hingga akhir kuartal III/2014 mecatat laba bersih hampir Rp200 miliar. Tandean juga mengatakan tidak akan menaikkan harga jual keramiknya walaupun pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Penurunan daya beli masyarakat menjadi alasan utama bagi perseroan untuk tidak menaikkan harga.
“Kenaikan harga BBM ini pasti memengaruhi ongkos angkut, tapi kami tidak akan menaikkan harga jual,” ujarnya. Menurut Tandean, apabila harga jualnya dinaikkan, dipastikan akan memangkas volume penjualan. Sebab, daya beli masyarakat telah turun pascakenaikan harga BBM bersubsidi. Apalagi, konsumen Arwana merupakan masyarakat kelas menengah ke bawah yang sangat sensitif terhadap kenaikan harga.
Tahun ini perseroan menargetkan kapasitas produksi keramik sebesar 49,37 juta meter persegi per tahun atau tumbuh dibandingkan realisasi penjualan tahun lalu 44,3 juta meter persegi. Pada 2015 kapasitas produksi ditarget sebesar 57,8 juta meter persegi dengan tambahan 8 juta kapasitas produksi berasal dari pabrik Plant V. Pada 2016, target kapasitas produksi mencapai 63,87 juta meter persegi dengan penambahan kapasitas produksi dari pabrik Plant IV di Palembang.
Direktur Operasional PT Arwana Citramulia Tbk Edy Suyanto menambahkan, penetrasi pasar masih akan diarahkan ke Pulau Jawa yang mencapai 75%, Sumatera sekitar 10%, dan sisanya daerah lain di Indonesia timur. Pihaknya pun akan tetap fokus pada pasar dalam negeri. Karena, penggunaan keramik nasional rata-rata baru mencapai 1,5 meter persegi/kapita. Angka ini masih jauh di bawah rata-rata penggunaan keramik di Malaysia, Thailand, maupun Vietnam yang telah mencapai 3- 4 meter persegi/kapita.
“Jadi, pasar kita masih terbuka lebar. Makanya fokus di pasar dalam negeri,” kata Edy Suyanto. Perseroan juga tak khawatir dengan pemberlakuan pasar tunggal ASEAN (MEA). Sebab, saat ini Arwana menguasai pasar keramik untuk jenis menengah- bawah. “Apalagi, jaringan distribusi kami sangat kuat. Kami saat ini memiliki 46 distributor, di mana ke-46 distributor tersebut memiliki 17.000 outlet ,” katanya.
Sudarsono
(ars)