Blok Mahakam Diserahkan Pertamina
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menegaskan Blok Mahakam di Kalimantan Timur akan diserahkan kepada PT Pertamina (persero) setelah sekian lama mayoritas sahamnya dikelola oleh perusahaan asal Prancis, Total E&P Indonesie.
Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian ESDM Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan semangat pemerintah sudah jelas, yakni memberikan mayoritas kepemilikan saham kepada Pertamina. Adapun, penyerahan mayoritas pengelolaan Blok Mahakam masih dalam proses.
“Semangatnya diberikan kepada Pertamina, nanti bagaimana Pertamina memanfaatkan semaksimal mungkin agar produksi tidak turun dan kepentingan negara tetap dikedepankan,” tuturnya seusai Sertijab Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di City Plaza, Jakarta, kemarin.
Setelah kepemilikan mayoritas saham Blok Mahakam diberikan kepada Pertamina, Widhyawan berharap Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation tetap diikutsertakan mengelola Blok Mahakam. Alasannya, karena perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Prancis ini telah berinvestasi mengembangkan Blok Migas tersebut. “Ini sebagai bentuk keadilan, keputusannya akan dilakukan sebelum akhir tahun. Tapi yang jelas mayoritas saham ke Pertamina,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin. Dia meminta Pertamina tetap menggandeng operator sebelumnya, yakni Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation setelah kepemilikan mayoritas saham diberikan kepada Pertamina.
Adapun untuk proses saat ini pemerintah sedang menunggu penawaran saham dari perusahaan migas BUMN pelat merah ini. “Pemerintah akan lihat dulu berapa penawaran dari Pertamina bisa 100% bisa 51%. Tapi yang pasti mereka harus menggandeng kontraktor sebelumnya,” ungkapnya.
Terkait alasan mengapa Blok Mahakam diberikan kepada Pertamina, Naryanto menjawab bahwa sudah saatnya pemerintah mengedepankan kepentingannegara. Tidakhanyaitu, pemerintah juga berharap Pertamina lebih mampu memaksimalkan transfer informasi dan teknologi guna memenuhi faktor fairnessdi industry hulu Migas.
“Tujuannya, untuk menjaga produksi demi kepentingan negara. Dari target lifting migas sampai pendapatan negara,” tuturnya. Plt Direktur Utama Pertamina Muhamad Husen mengapresiasikeputusanpemerintahtelah memberikan hak mayoritas kepemilikan saham Blok Mahakam kepada Pertamina.
Pertamina, imbuh Husen, akan melakukan kajian atas besaran hak pengelolaan saham yang akan diberikan kepada Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation. “Tapi yang perlu dicatat dan saya sampaikan adalah Pertamina akan melaksanakan apa pun yang diputuskan pemerintah,” ujarnya.
Anggota DPR Kurtubi menyambut baik langkah pemerintah menyerahkan Blok Mahakam kepada Pertamina. Lantaran, Total E&P Indonesie telah menguasai Blok Mahakam selama 50 tahun, tak sepantasnya dikelola kembali oleh asing. “Kontrak Blok Mahakam sudah saatnya diberikan kepada Pertamina. Total sudah 50 tahun sudah cukup,” tandas Kurtubi.
Dia pun sejak awal mengaku tidak setuju jika Total E&P Indonesie masih ikut serta mengelola Blok Mahakam. Sebaiknya, lanjut Kurtubi, Total mencari Blok Migas lain selain Mahakam. “Masalahnya sebenarnya sederhana sekali kalau kontrak habis maka sepenuhnya harus kembali kepada pemerintah tidak dibagi dengan siapa pun,” ungkap Kurtubi.
Sebagaimana diketahui, Total E&P Indonesie telah menguasai Blok Mahakam selama 50 tahun. Kontrak Blok Mahakam akan habis masanya pada 2017. Selama ini, PT Pertamina (Persero) dan badan usaha milik daerah (BUMD) hanya mendapat 30% persen hasil dari Blok Mahakam, sisanya masing-masing 35% dimiliki Total E&P Indonesia dan Inpex Corporation Ltd.Blok Mahakam masih mengandung gas sekitar 1.7650 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan kondensat 60.000 barel per hari (bph). Biaya pengembangannya per tahun mencapai Rp25 triliun.
Nanang wijayanto
Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian ESDM Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan semangat pemerintah sudah jelas, yakni memberikan mayoritas kepemilikan saham kepada Pertamina. Adapun, penyerahan mayoritas pengelolaan Blok Mahakam masih dalam proses.
“Semangatnya diberikan kepada Pertamina, nanti bagaimana Pertamina memanfaatkan semaksimal mungkin agar produksi tidak turun dan kepentingan negara tetap dikedepankan,” tuturnya seusai Sertijab Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di City Plaza, Jakarta, kemarin.
Setelah kepemilikan mayoritas saham Blok Mahakam diberikan kepada Pertamina, Widhyawan berharap Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation tetap diikutsertakan mengelola Blok Mahakam. Alasannya, karena perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Prancis ini telah berinvestasi mengembangkan Blok Migas tersebut. “Ini sebagai bentuk keadilan, keputusannya akan dilakukan sebelum akhir tahun. Tapi yang jelas mayoritas saham ke Pertamina,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin. Dia meminta Pertamina tetap menggandeng operator sebelumnya, yakni Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation setelah kepemilikan mayoritas saham diberikan kepada Pertamina.
Adapun untuk proses saat ini pemerintah sedang menunggu penawaran saham dari perusahaan migas BUMN pelat merah ini. “Pemerintah akan lihat dulu berapa penawaran dari Pertamina bisa 100% bisa 51%. Tapi yang pasti mereka harus menggandeng kontraktor sebelumnya,” ungkapnya.
Terkait alasan mengapa Blok Mahakam diberikan kepada Pertamina, Naryanto menjawab bahwa sudah saatnya pemerintah mengedepankan kepentingannegara. Tidakhanyaitu, pemerintah juga berharap Pertamina lebih mampu memaksimalkan transfer informasi dan teknologi guna memenuhi faktor fairnessdi industry hulu Migas.
“Tujuannya, untuk menjaga produksi demi kepentingan negara. Dari target lifting migas sampai pendapatan negara,” tuturnya. Plt Direktur Utama Pertamina Muhamad Husen mengapresiasikeputusanpemerintahtelah memberikan hak mayoritas kepemilikan saham Blok Mahakam kepada Pertamina.
Pertamina, imbuh Husen, akan melakukan kajian atas besaran hak pengelolaan saham yang akan diberikan kepada Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation. “Tapi yang perlu dicatat dan saya sampaikan adalah Pertamina akan melaksanakan apa pun yang diputuskan pemerintah,” ujarnya.
Anggota DPR Kurtubi menyambut baik langkah pemerintah menyerahkan Blok Mahakam kepada Pertamina. Lantaran, Total E&P Indonesie telah menguasai Blok Mahakam selama 50 tahun, tak sepantasnya dikelola kembali oleh asing. “Kontrak Blok Mahakam sudah saatnya diberikan kepada Pertamina. Total sudah 50 tahun sudah cukup,” tandas Kurtubi.
Dia pun sejak awal mengaku tidak setuju jika Total E&P Indonesie masih ikut serta mengelola Blok Mahakam. Sebaiknya, lanjut Kurtubi, Total mencari Blok Migas lain selain Mahakam. “Masalahnya sebenarnya sederhana sekali kalau kontrak habis maka sepenuhnya harus kembali kepada pemerintah tidak dibagi dengan siapa pun,” ungkap Kurtubi.
Sebagaimana diketahui, Total E&P Indonesie telah menguasai Blok Mahakam selama 50 tahun. Kontrak Blok Mahakam akan habis masanya pada 2017. Selama ini, PT Pertamina (Persero) dan badan usaha milik daerah (BUMD) hanya mendapat 30% persen hasil dari Blok Mahakam, sisanya masing-masing 35% dimiliki Total E&P Indonesia dan Inpex Corporation Ltd.Blok Mahakam masih mengandung gas sekitar 1.7650 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan kondensat 60.000 barel per hari (bph). Biaya pengembangannya per tahun mencapai Rp25 triliun.
Nanang wijayanto
(bbg)