Inflasi Sumsel November Diproyeksi 1,12%

Senin, 24 November 2014 - 17:51 WIB
Inflasi Sumsel November...
Inflasi Sumsel November Diproyeksi 1,12%
A A A
PALEMBANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Palembang memproyeksikan kenaikan harga BBM sebesar Rp2.000 untuk premium dan solar akan memberikan dampak langsung terhadap inflasi Sumatera Selatan (Sumsel) sebesar 1,12% (yoy). Dampak inflasi tersebut akan dirasakan hingga tiga bulan ke depan sejak diberlakukannya kenaikan harga BBM subsidi.

“Setelah tiga bulan, dampak yang dirasakan akan minimal atau hanya bersifat temporer. Inflasi November cenderung akan meningkat dibandingkan dengan inflasi pada Oktober lalu tercatat 0,78% (mtm) atau 3,35% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan bulan September sebesar 0,47% (mtm) atau 3,26% (yoy),” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Palembang, R Mirmansyah, Senin (24/11/2014).

Menurut dia, kenaikan harga BBM tersebut akan memberikan dampak tidak langsung terhadap tarif angkutan serta kelompok inflasi kelompok inti dan volatile food.

Selain itu, penyesuaian harga BBM ini merupakan upaya yang diperlukan untuk kesehatan perekonomian dalam jangka panjang. Total dampak kenaikan harga BBM kepada inflasi Sumsel adalah berada pada kisaran 2,26%–2,76% (yoy).

“Pada akhir tahun 2014 inflasi Sumsel diproyeksi akan berada pada kisaran 6,28%–6,78% (yoy). Proyeksi itu lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 4,55±1%. Selain kenaikan harga BBM, tekanan inflasi pada akhir tahun juga akan ditambah dari kebijakan administered price lainnya seperti kenaikan batas atas tarif angkutan udara, elpiji 3 kg, dan kenaikan Tarif Tenaga Listrik,” jelasnya.

Untuk mengatasi dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM bersubsidi, lanjut dia, pihaknya melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumsel terus melakukan koordinasi, pemantauan harga bahan pangan, pemantauan tarif angkutan hingga pengendalian volatile food.

Bahkan pihaknya pada akhir tahun mengadakan rapat koordinasi wilayah Sumbagsel untuk membahas kerjasama perdagangan antar daerah, integrasi PIHPS, serta pembekalan TPID kota dan kabupaten yang baru terbentuk

“Tim ini pula melakukan pengawasan pendistribusian BBM bersubsidi serta elpiji 3 kg, memperkuat program komunikasi kepada masyarakat dalam rangka mengelola ekspektasi inflasi,” katanya.

Sementara itu, ekonom Sumsel Yan Sulistyo menambahkan kenaikan harga BBM subsidi bisa mendorong pertumbuhan inflasi November dipersentase 2% atau bahkan bisa berada dibawah 2%.

“Nanti dapat dibandingkan saja dengan bulan sebelumnya atau bulan yang sama tahun 2013. Akan kelihatan berapa persentase pertumbuhannya,” terangnya.

Untuk daya beli masyarakat sendiri, lanjut dia, diproyeksi sampai akhir tahun 2014 cenderung mengalami penurunan. Masyarakat selaku konsumen cenderung menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini.

“Lihat saja di pusat perbelanjaan seperti mal dan lainnya, kecenderungan kuantitas kunjungan merosot. Belum lagi ditambah faktor cuaca. Konsumen lebih menunda untuk melakukan pembelian. Lebih-lebih pasca kenaikan harga kebutuhan urusan dapur sudah naik sekitar 30%, termasuk transportasi,” jelasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0450 seconds (0.1#10.140)