Bengkong Masuk Radar Alokasi Gas PGN
A
A
A
BATAM - PT Perusahaan Gas Negara Tbk menargetkan kawasan pemukiman Bengkong bisa segera dapat alokasi gas rumah tangga seiring penyelesaian pembangunan jaringan distribusi gas Baloi-Batuampar pada November ini.
Alokasi gas bagi rumah tangga ini merupakan bagian dari rencana PGN yang ingin 1.000 rumah tangga di Batam tersalurkan gas.
Area Manager SBU III PGN Sabaruddin mengungkapkan saat ini pihaknya tengah mensurvey kebutuhan dan berapa perkiraan kapasitas gas yang bisa tersalurkan untuk kawasan Bengkong.
Salah satu kawasan pemukiman di Batam tersebut memungkinkan terjangkau oleh pipa distribusi PGN lantaran pembangunan pipa Batuampar yang diperkirakan rampung bulan ini melewati kawasan tersebut.
"Di Bengkong kami sudah melakukan survey ke lokasi, berapa banyak potensi gas yang bisa tersalurkan. Kami juga sudah sosialisasi perkiraan awal 10%," ujarnya, Selasa (25/11/2014).
PGN, lanjutnya, juga mengundang masyarakat di Bengkong yang ingin mendapatkan pasokan gas setelah hasil survey itu diperoleh. Masyakat di Bengkong juga dipersilahkan menjadi koordinator untuk bisa berhubungan dengan calon pelanggan gas dari masyarakat Bengkong.
Selain kawasan Bengkong, tambah Sabar, Perumahan Dutamas Batam Centre dan Perumahan Legenda juga telah mengajukan permintaan agar tersalurkan gas.
"Jaringannya sudah siap. Yang lain nanti akan menyusul dan terus bertambah. Sejauh ini gas di Tanjunguncang juga sudah mengalir dan Batam akan diprioritaskan untuk pasokan gas rumah tangga," ujarnya.
Proyek pipanisasi gas Baloi-Batuampar merupakan proyek pembangunan jaringan distribusi pipa gas sepanjang 10 km. Pembangunan jaringan yang dimulai sejak Maret 2014 ini menelan biaya sekitar Rp15 miliar, guna memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri di kawasan Batuampar.
Sabaruddin menjelaskan jaringan pipa induk itu terbangun dengan menggunakkan pipa distribusi pipa 8 dan 10 inci. Dalam rencana PGN, juga akan dibuat percabangan jaringan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, industri maupun komersil yang ada di daerah batu ampar dan wilayah sekitar yang dilewati pipa induk ini.
"Pembangunan jaringan distribusi ini merupakan bagian dari upaya PGN untuk mendukung program transformasi energi dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Gas Bumi," kata dia.
Di Batam beberapa kawasan industri dan perumahan seperti Perumahan Bida Asri dan Puri Legenda dan Kurnia Djaya Alam, sudah menggunakan jaringan gas PGN.
Saat ini jaringan pipa PGN yang sudah tersedia ada di kawasan Industri Batamindo, Tunas, Panbil, Cammo, Kabil, dan Tanjung Uncang dengan volume gas 65 juta standar kaki kubik setiap harinya.
Sebelumnya, Direktur Pengusahaan PGN Jobi Triananda Hasjim mengungkapkan PGN menargetkan agar 1000 pelanggan sektor rumah di Batam tangga dialiri gas untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Tidak hanya itu, PGN juga berharap dapat melayani seluruh perusahaan yang ada di Batam.
Hingga saat ini, PGN telah memiliki sekitar 300 pelanggan rumah tangga. Hal ini seiring dengan launching yang dilakukan beberapa waktu lalu di perumahan KDA Batam Centre. Selanjutnya, PGN akan berkoordinasi dengan pengembang properti di Batam untuk pemasangan jaringan ke perumahan-perumahan.
"Ini sesuai dengan permintaan dari pemerintah untuk mengurangi subsidi elpiji. Makanya kita berharap dapat bekerjasama dengan pengembang properti agar setiap daerah-daerah yang baru dikembangkan bisa langsung dialiri gas dari PGN. Karena biaya operasional untuk kawasan perumahan baru jauh lebih murah dibandingkan perumahan yang sudah jadi," ujarnya.
Menurut Jobi, antusias masyarakat terhadap kehadiran PGN ke perumahan-perumahan cukup tinggi. Hal ini dikarenakan kelebihan dari PGN yang mana jauh lebih hemat dibandingkan penggunaan gas lainnya.
"Punya kita jauh lebih murah. Dengan volume yang sama, bila menggunakan gas biasa sebulan bisa mencapai Rp240 ribu, dengan menggunakan PGN hanya sekitar Rp80 ribu," ujarnya.
Untuk itu, Jobi mengharapkan dukungan dan kerjasama dengan Pemda Batam untuk dapat melakukan pemasangan pipa-pipa aliran gas di daerah-daerah pengembangan baru.
"Untuk ke perumahan-perumahan lama agak sulit karena jalannya sudah dibeton. Kita menawarkan ke pemerintah kota, jika ada wilayah pengembangan baru yang jalannya belum diaspal, kita mau pasang pipa dulu," kata Jobi.
Untuk biaya pemasangan, lanjut Jobi, sangat relatif murah. Pelanggan cukup membayar sekitar Rp1,8 juta untuk pemasangan instalasi baru mulai dari meteran hingga pipa ke dalam rumah sepanjang 12 meter. Jumlah tersebut sudah termasuk uang jaminan pemakaian untuk tiga bulan ke depan.
"Kalau pelanggan lagi di luar kota dan tidak sempat membayar, maka akan langsung dipotong dari uang jaminan tersebut," kata Jobi.
Alokasi gas bagi rumah tangga ini merupakan bagian dari rencana PGN yang ingin 1.000 rumah tangga di Batam tersalurkan gas.
Area Manager SBU III PGN Sabaruddin mengungkapkan saat ini pihaknya tengah mensurvey kebutuhan dan berapa perkiraan kapasitas gas yang bisa tersalurkan untuk kawasan Bengkong.
Salah satu kawasan pemukiman di Batam tersebut memungkinkan terjangkau oleh pipa distribusi PGN lantaran pembangunan pipa Batuampar yang diperkirakan rampung bulan ini melewati kawasan tersebut.
"Di Bengkong kami sudah melakukan survey ke lokasi, berapa banyak potensi gas yang bisa tersalurkan. Kami juga sudah sosialisasi perkiraan awal 10%," ujarnya, Selasa (25/11/2014).
PGN, lanjutnya, juga mengundang masyarakat di Bengkong yang ingin mendapatkan pasokan gas setelah hasil survey itu diperoleh. Masyakat di Bengkong juga dipersilahkan menjadi koordinator untuk bisa berhubungan dengan calon pelanggan gas dari masyarakat Bengkong.
Selain kawasan Bengkong, tambah Sabar, Perumahan Dutamas Batam Centre dan Perumahan Legenda juga telah mengajukan permintaan agar tersalurkan gas.
"Jaringannya sudah siap. Yang lain nanti akan menyusul dan terus bertambah. Sejauh ini gas di Tanjunguncang juga sudah mengalir dan Batam akan diprioritaskan untuk pasokan gas rumah tangga," ujarnya.
Proyek pipanisasi gas Baloi-Batuampar merupakan proyek pembangunan jaringan distribusi pipa gas sepanjang 10 km. Pembangunan jaringan yang dimulai sejak Maret 2014 ini menelan biaya sekitar Rp15 miliar, guna memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri di kawasan Batuampar.
Sabaruddin menjelaskan jaringan pipa induk itu terbangun dengan menggunakkan pipa distribusi pipa 8 dan 10 inci. Dalam rencana PGN, juga akan dibuat percabangan jaringan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, industri maupun komersil yang ada di daerah batu ampar dan wilayah sekitar yang dilewati pipa induk ini.
"Pembangunan jaringan distribusi ini merupakan bagian dari upaya PGN untuk mendukung program transformasi energi dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Gas Bumi," kata dia.
Di Batam beberapa kawasan industri dan perumahan seperti Perumahan Bida Asri dan Puri Legenda dan Kurnia Djaya Alam, sudah menggunakan jaringan gas PGN.
Saat ini jaringan pipa PGN yang sudah tersedia ada di kawasan Industri Batamindo, Tunas, Panbil, Cammo, Kabil, dan Tanjung Uncang dengan volume gas 65 juta standar kaki kubik setiap harinya.
Sebelumnya, Direktur Pengusahaan PGN Jobi Triananda Hasjim mengungkapkan PGN menargetkan agar 1000 pelanggan sektor rumah di Batam tangga dialiri gas untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Tidak hanya itu, PGN juga berharap dapat melayani seluruh perusahaan yang ada di Batam.
Hingga saat ini, PGN telah memiliki sekitar 300 pelanggan rumah tangga. Hal ini seiring dengan launching yang dilakukan beberapa waktu lalu di perumahan KDA Batam Centre. Selanjutnya, PGN akan berkoordinasi dengan pengembang properti di Batam untuk pemasangan jaringan ke perumahan-perumahan.
"Ini sesuai dengan permintaan dari pemerintah untuk mengurangi subsidi elpiji. Makanya kita berharap dapat bekerjasama dengan pengembang properti agar setiap daerah-daerah yang baru dikembangkan bisa langsung dialiri gas dari PGN. Karena biaya operasional untuk kawasan perumahan baru jauh lebih murah dibandingkan perumahan yang sudah jadi," ujarnya.
Menurut Jobi, antusias masyarakat terhadap kehadiran PGN ke perumahan-perumahan cukup tinggi. Hal ini dikarenakan kelebihan dari PGN yang mana jauh lebih hemat dibandingkan penggunaan gas lainnya.
"Punya kita jauh lebih murah. Dengan volume yang sama, bila menggunakan gas biasa sebulan bisa mencapai Rp240 ribu, dengan menggunakan PGN hanya sekitar Rp80 ribu," ujarnya.
Untuk itu, Jobi mengharapkan dukungan dan kerjasama dengan Pemda Batam untuk dapat melakukan pemasangan pipa-pipa aliran gas di daerah-daerah pengembangan baru.
"Untuk ke perumahan-perumahan lama agak sulit karena jalannya sudah dibeton. Kita menawarkan ke pemerintah kota, jika ada wilayah pengembangan baru yang jalannya belum diaspal, kita mau pasang pipa dulu," kata Jobi.
Untuk biaya pemasangan, lanjut Jobi, sangat relatif murah. Pelanggan cukup membayar sekitar Rp1,8 juta untuk pemasangan instalasi baru mulai dari meteran hingga pipa ke dalam rumah sepanjang 12 meter. Jumlah tersebut sudah termasuk uang jaminan pemakaian untuk tiga bulan ke depan.
"Kalau pelanggan lagi di luar kota dan tidak sempat membayar, maka akan langsung dipotong dari uang jaminan tersebut," kata Jobi.
(gpr)