UE Umumkan Rencana Investasi
A
A
A
STRASBOURG - Kepala Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker mengumumkan rencana investasi 300 miliar euro (sekitar Rp4.561 triliun) di Parlemen Eropa, kemarin. Langkah ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Uni Eropa (UE).
Rencana itu menjadi landasan agenda lima tahun Juncker untuk memulihkan kembali perekonomian UE yang gagal tumbuh sejak krisis keuangan. Langkah ini juga dibayangi tingginya pengangguran dan ancaman deflasi.
Dana Eropa untuk Investasi Strategis akan dikucurkan hingga 21 miliar euro, tapi program- programnya akan memengaruhi perekonomian hingga 315 miliar euro, menurut proyeksi pejabat UE. Seperti diperkirakan, keseluruhan tanggung jawab untuk rencana tiga tahun berada di tangan Bank Investasi Eropa (EIB), lembaga UE yang berbasis di Luksemburg.
EIB selama ini dikritik karena kurang mengambil langkah ambisius untuk memperbaiki perekonomian UE. Juncker mengumumkan rencana itu kepada Parlemen Eropa di Strasbourg, kemarin, sebelum mengajukannya ke para pemimpin UE pada konferensi tingkat tinggi (KTT) pada Desember. Pusat masalah di UE adalah kurangnya investasi yang belum mencapai level sebelum krisis.
Kondisi ini bertolak belakang dengan Amerika Serikat (AS). Rencana ini didesain untuk mengatasi masalah investasi, tapi akan menciptakan tantangan baru jika tidak ada penambahan belanja publik. Pasalnya, sebagian besar negaranegara UE telah lumpuh akibat tingginya defisit dan beban utang yang sangat besar.
“Rencana Juncker itu tidak mengandalkan pada kucuran dana baru, tapi mengelola kembali dana yang telah ada dengan cara yang lebih baik,” ungkap sejumlah pejabat UE. Langkah ini akan memberikan nilai tambah lebih besar dibandingkan jika dialokasikan untuk program saat ini. “Jumlahnya lebih rendah dibandingkan yang kami harapkan, tapi kami merasa itu akan terjadi dalam beberapa pekan mendatang,” ungkap seorang diplomat UE kepada kantor berita AFP .
Rencana ini menggunakan dana yang telah ada pada EIB dan UE untuk mendanai proyek- proyek sektor privat. Sejumlah pejabat UE menjelaskan, proyek-proyek itu akan menyediakan nilai tambah sebenarnya pada ekonomi Eropa. Meski demikian, ekonom UBS di London, Reinhard Cluse, menilai rencana investasi UE itu terlalu fokus pada angka yang besar.
“Ini terlalu mengandalkan sumber daya privat yang sering kali gagal terwujud,” katanya. Sejumlah proyek saat ini sedang disusun oleh para pejabat UE dan EIB, dengan masukan dari 28 negara anggota UE. Para pejabat UE berhadap rencana itu dapat mulai dilaksanakan pada pertengahan 2015. Tim pakar keuangan akan membantu memutuskan berbagai proyek yang akan didanai.
Harapan publik sangat tinggi terhadap rencana tersebut. Sejumlah negara UE masih belum sepakat dengan total nilainya dan bagaimana menyeimbangkan belanja publik dan privat. Komisioner Masalah Ekonomi UE Pierre Moscovici memperingatkan, apa pun kasusnya, rencana itu harus meyakinkan. “Jika tidak, ini akan terlihat seperti trik, daur ulang, dan berakhir gagal,” ujarnya.
Sementara, euro menguat terhadap dolar pada Selasa (25/11) untuk dua hari berturut- turut, setelah data menunjukkan ekonomi Jerman kembali tumbuh pada kuartal III/2014. Belanja pemerintah dan rumah tangga yang lebih tinggi membuat negara ekonomi terbesar di Eropa itu menghindari resesi pada kuartal III/2014. Data dari kantor statistik federal menunjukkan produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal itu naik 0,1%.
Pada kuartal II/2014, ekonomi melemah 0,1%. Resesi didefinisikan saat terjadi penurunan PDB selama dua kuartal berturutturut. Analis pasar senior di Western Union Business Solutions, Joe Manimbo, menilai euro “mantap” setelah data Jerman diumumkan. Eropa menguat pada awal pekan ini setelah data menunjukkan kepercayaan bisnis di Jerman menguat untuk pertama kali dalam tujuh bulan pada November.
Syarifudin
Rencana itu menjadi landasan agenda lima tahun Juncker untuk memulihkan kembali perekonomian UE yang gagal tumbuh sejak krisis keuangan. Langkah ini juga dibayangi tingginya pengangguran dan ancaman deflasi.
Dana Eropa untuk Investasi Strategis akan dikucurkan hingga 21 miliar euro, tapi program- programnya akan memengaruhi perekonomian hingga 315 miliar euro, menurut proyeksi pejabat UE. Seperti diperkirakan, keseluruhan tanggung jawab untuk rencana tiga tahun berada di tangan Bank Investasi Eropa (EIB), lembaga UE yang berbasis di Luksemburg.
EIB selama ini dikritik karena kurang mengambil langkah ambisius untuk memperbaiki perekonomian UE. Juncker mengumumkan rencana itu kepada Parlemen Eropa di Strasbourg, kemarin, sebelum mengajukannya ke para pemimpin UE pada konferensi tingkat tinggi (KTT) pada Desember. Pusat masalah di UE adalah kurangnya investasi yang belum mencapai level sebelum krisis.
Kondisi ini bertolak belakang dengan Amerika Serikat (AS). Rencana ini didesain untuk mengatasi masalah investasi, tapi akan menciptakan tantangan baru jika tidak ada penambahan belanja publik. Pasalnya, sebagian besar negaranegara UE telah lumpuh akibat tingginya defisit dan beban utang yang sangat besar.
“Rencana Juncker itu tidak mengandalkan pada kucuran dana baru, tapi mengelola kembali dana yang telah ada dengan cara yang lebih baik,” ungkap sejumlah pejabat UE. Langkah ini akan memberikan nilai tambah lebih besar dibandingkan jika dialokasikan untuk program saat ini. “Jumlahnya lebih rendah dibandingkan yang kami harapkan, tapi kami merasa itu akan terjadi dalam beberapa pekan mendatang,” ungkap seorang diplomat UE kepada kantor berita AFP .
Rencana ini menggunakan dana yang telah ada pada EIB dan UE untuk mendanai proyek- proyek sektor privat. Sejumlah pejabat UE menjelaskan, proyek-proyek itu akan menyediakan nilai tambah sebenarnya pada ekonomi Eropa. Meski demikian, ekonom UBS di London, Reinhard Cluse, menilai rencana investasi UE itu terlalu fokus pada angka yang besar.
“Ini terlalu mengandalkan sumber daya privat yang sering kali gagal terwujud,” katanya. Sejumlah proyek saat ini sedang disusun oleh para pejabat UE dan EIB, dengan masukan dari 28 negara anggota UE. Para pejabat UE berhadap rencana itu dapat mulai dilaksanakan pada pertengahan 2015. Tim pakar keuangan akan membantu memutuskan berbagai proyek yang akan didanai.
Harapan publik sangat tinggi terhadap rencana tersebut. Sejumlah negara UE masih belum sepakat dengan total nilainya dan bagaimana menyeimbangkan belanja publik dan privat. Komisioner Masalah Ekonomi UE Pierre Moscovici memperingatkan, apa pun kasusnya, rencana itu harus meyakinkan. “Jika tidak, ini akan terlihat seperti trik, daur ulang, dan berakhir gagal,” ujarnya.
Sementara, euro menguat terhadap dolar pada Selasa (25/11) untuk dua hari berturut- turut, setelah data menunjukkan ekonomi Jerman kembali tumbuh pada kuartal III/2014. Belanja pemerintah dan rumah tangga yang lebih tinggi membuat negara ekonomi terbesar di Eropa itu menghindari resesi pada kuartal III/2014. Data dari kantor statistik federal menunjukkan produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal itu naik 0,1%.
Pada kuartal II/2014, ekonomi melemah 0,1%. Resesi didefinisikan saat terjadi penurunan PDB selama dua kuartal berturutturut. Analis pasar senior di Western Union Business Solutions, Joe Manimbo, menilai euro “mantap” setelah data Jerman diumumkan. Eropa menguat pada awal pekan ini setelah data menunjukkan kepercayaan bisnis di Jerman menguat untuk pertama kali dalam tujuh bulan pada November.
Syarifudin
(ars)