Batam Siap Promosikan Potensi Investasi Daerah
A
A
A
BATAM - Gedung Sumatera Convention Centre (SCC) menjadi pusat promosi berbasis teknologi informasi hingga perizinan investasi kabupaten/kota di Indonesia.
Selain Batam, Busan, Korea Selatan juga tengah disiapkan sebagai lokasi promosi berikutnya.
PT Cakrawala Convex Indonesia (CCI), pengelola SCC, secara resmi mengoperasikan Pusat Informasi Investasi Daerah se-Indonesia (PPII) tersebut.
Dalam peresmian tersebut, juga dihadiri Walikota Batam Ahmad Dahlan, Konsulat Jenderal Singapura di Batam Gavin Chay dan Kepala BI Kepri.
Direktur CCI Enos Justin mengungkapkan, pusat informasi investasi di Batam ini didorong belum banyaknya potensi investasi daerah di Indonesia. Terutama wilayah timur yang belum dimaksimalkan.
Kedekatan Batam dengan Singapura dan Malaysia sekaligus menjadi gerbang Indonesia bisa menjadi salah satu langkah strategis untuk mempromosikan potensi tersebut.
Hingga saat ini tercatat 68 kabupaten/kota sudah mempromosikan potensi investasi daerahnya di SCC. Pengelola juga telah mengundang 33 investor dalam kerja sama untuk membuat paket tur investasi.
"Harus diakui dari 522 kabupaten kota di Indonesia banyak potensi yang belum dimaksimalkan. Kami pihak swasta mendukung pengembangan investasi daerah seluruh Indonesia dengan pendirian pusat informasi ini," ujarnya di sela-sela peresmian, Jumat (28/11/2014).
Pusat informasi ini, kata Enos, dibangun di dua lokasi. Pertama di Batam dan secara bersamaan juga dipersiapkan di Busan, Korsel.
Dengan adanya pusat informasi itu, membuka kesempatan bagi pemerintah kabupaten/kota di Indonesia untuk mempromosikan daerahnya ke pasar global tanpa perlu perjalanan jauh dengan keanggotaan yang bersifat kontrak per tahun.
Selain promosi, kesiapan pemkab/pemko yang ingin membuka kantor perizinan juga terbuka lebar sebagai upaya kemudahan perizinan dari Batam.
Pemkab/Pemkot di Indonesia hanya perlu membayar Rp90 juta yang berlaku untuk keanggotaan selama satu tahun dengan fasilitas promosi di Batam dan Busan.
Kontrak itu juga termasuk kepersertaan dalam temu bisnis dan expo yang digelar dalam tahun berjalan.
"Ini untuk mempermudah daerah karena di daerah Indonesia tengah dan timur bahkan ada yang tidak punya angkutan dan sulit mempromosikan daerahnya. Ini juga untuk pelengkap bagi BKPM," terang dia.
Konsep pusat promosi itu terbagi dalam empat bagian yakni lounge, cafe, visual room dan supplier centre.
Di Lounge, calon investor dapat melihat semua potensi investasi dalam media poster, TV wall dan Brochure. Selain itu, di cafe calon investor akan disuguhi makanan dan minuman tradisional di Indonesia.
Sementara, visual room adalah ruangan berbentuk theatre style dengan tempat duduk yang nyaman lengkap dengan layar lebar.
Calon investor dapat melihat secara visual semua lokasi investasi yang diinginkannya dan dengan teknologi virtual tour memungkinkan investor seakan akan hadir langsung di lokasi investasi di Kabupaten dan Kota tersebut.
Untuk supplier centre, semua hasil kerajinan tangan dan hasil produksi dari kabupaten dan kota akan di pajang di area yang disebut supplier center.
"Saya yakin ini lebih murah jika menggalakkan promosi di daerah. Dengan lokasi di Batam investor juga tidak perlu jalan jauh ke Selayar atau Raja Ampat, cukup nyeberang dari Singapura ke Batam," pungkas Enos.
Selain Batam, Busan, Korea Selatan juga tengah disiapkan sebagai lokasi promosi berikutnya.
PT Cakrawala Convex Indonesia (CCI), pengelola SCC, secara resmi mengoperasikan Pusat Informasi Investasi Daerah se-Indonesia (PPII) tersebut.
Dalam peresmian tersebut, juga dihadiri Walikota Batam Ahmad Dahlan, Konsulat Jenderal Singapura di Batam Gavin Chay dan Kepala BI Kepri.
Direktur CCI Enos Justin mengungkapkan, pusat informasi investasi di Batam ini didorong belum banyaknya potensi investasi daerah di Indonesia. Terutama wilayah timur yang belum dimaksimalkan.
Kedekatan Batam dengan Singapura dan Malaysia sekaligus menjadi gerbang Indonesia bisa menjadi salah satu langkah strategis untuk mempromosikan potensi tersebut.
Hingga saat ini tercatat 68 kabupaten/kota sudah mempromosikan potensi investasi daerahnya di SCC. Pengelola juga telah mengundang 33 investor dalam kerja sama untuk membuat paket tur investasi.
"Harus diakui dari 522 kabupaten kota di Indonesia banyak potensi yang belum dimaksimalkan. Kami pihak swasta mendukung pengembangan investasi daerah seluruh Indonesia dengan pendirian pusat informasi ini," ujarnya di sela-sela peresmian, Jumat (28/11/2014).
Pusat informasi ini, kata Enos, dibangun di dua lokasi. Pertama di Batam dan secara bersamaan juga dipersiapkan di Busan, Korsel.
Dengan adanya pusat informasi itu, membuka kesempatan bagi pemerintah kabupaten/kota di Indonesia untuk mempromosikan daerahnya ke pasar global tanpa perlu perjalanan jauh dengan keanggotaan yang bersifat kontrak per tahun.
Selain promosi, kesiapan pemkab/pemko yang ingin membuka kantor perizinan juga terbuka lebar sebagai upaya kemudahan perizinan dari Batam.
Pemkab/Pemkot di Indonesia hanya perlu membayar Rp90 juta yang berlaku untuk keanggotaan selama satu tahun dengan fasilitas promosi di Batam dan Busan.
Kontrak itu juga termasuk kepersertaan dalam temu bisnis dan expo yang digelar dalam tahun berjalan.
"Ini untuk mempermudah daerah karena di daerah Indonesia tengah dan timur bahkan ada yang tidak punya angkutan dan sulit mempromosikan daerahnya. Ini juga untuk pelengkap bagi BKPM," terang dia.
Konsep pusat promosi itu terbagi dalam empat bagian yakni lounge, cafe, visual room dan supplier centre.
Di Lounge, calon investor dapat melihat semua potensi investasi dalam media poster, TV wall dan Brochure. Selain itu, di cafe calon investor akan disuguhi makanan dan minuman tradisional di Indonesia.
Sementara, visual room adalah ruangan berbentuk theatre style dengan tempat duduk yang nyaman lengkap dengan layar lebar.
Calon investor dapat melihat secara visual semua lokasi investasi yang diinginkannya dan dengan teknologi virtual tour memungkinkan investor seakan akan hadir langsung di lokasi investasi di Kabupaten dan Kota tersebut.
Untuk supplier centre, semua hasil kerajinan tangan dan hasil produksi dari kabupaten dan kota akan di pajang di area yang disebut supplier center.
"Saya yakin ini lebih murah jika menggalakkan promosi di daerah. Dengan lokasi di Batam investor juga tidak perlu jalan jauh ke Selayar atau Raja Ampat, cukup nyeberang dari Singapura ke Batam," pungkas Enos.
(izz)