BBM Naik, Alfamart Tetap Beri Harga Terjangkau
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan retail pengelola toko Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk menyatakan, akan tetap memberikan harga yang terjangkau kepada konsumen pasca naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Corporate Affairs Director Alfamart Solihin mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter pada bulan lalu memiliki dampak terhadap kenaikan beban transportasi dan operasional perusahaan.
"Untuk menghadapi kondisi tersebut, kami melakukan beberapa upaya, antara lain mengevaluasi produktivitas setiap kategori produk, optimalisasi selling space untuk meningkatkan penjualan," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Senin (1/1/2/2014).
Selain itu, menurut Solihin, perusahaan juga mengevaluasi dan memperbaiki supply chain agar proses bisnis berjalan efektif dan efisien. Terkait kenaikan harga BBM, perusahaan akan menyesuaikan harga jual produk sejalan dengan kenaikan harga beli produk dari pemasok.
"Namun, perseroan akan optimalisasi margin melalui product mix yang tepat dengan tetap mempertimbangkan harga yang terjangkau bagi konsumen," ujar dia.
Dampak kenaikan BBM, menurut dia, tidak dirasakan secara langsung oleh konsumen karena perusahaan masih menjual stok produk yang cukup sebelum adanya kenaikan BBM.
Namun kenaikan harga BBM akan menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat. Kendati demikian, konsumsi akan ada karena produk yang dijual adalah produk kebutuhan pokok rumah tangga dan pengeluaran konsumsi rumah tangga di Indonesia, yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
"Kami percaya kenaikan BBM tidak akan berdampak signifikan terhadap penjualan di toko," tandas Solihin.
Corporate Affairs Director Alfamart Solihin mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter pada bulan lalu memiliki dampak terhadap kenaikan beban transportasi dan operasional perusahaan.
"Untuk menghadapi kondisi tersebut, kami melakukan beberapa upaya, antara lain mengevaluasi produktivitas setiap kategori produk, optimalisasi selling space untuk meningkatkan penjualan," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Senin (1/1/2/2014).
Selain itu, menurut Solihin, perusahaan juga mengevaluasi dan memperbaiki supply chain agar proses bisnis berjalan efektif dan efisien. Terkait kenaikan harga BBM, perusahaan akan menyesuaikan harga jual produk sejalan dengan kenaikan harga beli produk dari pemasok.
"Namun, perseroan akan optimalisasi margin melalui product mix yang tepat dengan tetap mempertimbangkan harga yang terjangkau bagi konsumen," ujar dia.
Dampak kenaikan BBM, menurut dia, tidak dirasakan secara langsung oleh konsumen karena perusahaan masih menjual stok produk yang cukup sebelum adanya kenaikan BBM.
Namun kenaikan harga BBM akan menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat. Kendati demikian, konsumsi akan ada karena produk yang dijual adalah produk kebutuhan pokok rumah tangga dan pengeluaran konsumsi rumah tangga di Indonesia, yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
"Kami percaya kenaikan BBM tidak akan berdampak signifikan terhadap penjualan di toko," tandas Solihin.
(rna)