Harga BBM Bersubsidi Akan Disesuaikan

Senin, 01 Desember 2014 - 12:49 WIB
Harga BBM Bersubsidi Akan Disesuaikan
Harga BBM Bersubsidi Akan Disesuaikan
A A A
JAKARTA - Pemerintah akan menyesuaikan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seiring kembali menurunnya harga minyak dunia.

Sejumlah instansi mulai dari Direktorat Jenderal (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), dan PT Pertamina (persero) telah diminta untuk mengevaluasi harga BBM bersubsidi.

”Jangan sampai harga keekonomian justru di bawah harga BBM bersubsidi. Yang pasti begini, harga BBM bersubsidi harus di bawah harga keekonomian. Tapi jangan kemudian lantas menurunkan, tapi mengamati untuk menyesuaikan ke harga keekonomian,” jelas Menteri ESDM Sudirman Said di Jakarta kemarin.

Pemerintah, ujar Sudirman, tidak akan terburu-buru mengambil keputusan terkait penurunan harga minyak dunia. Pasalnya, keinginan pemerintah adalah menyesuaikan harga BBM bersubsidi dengan harga keekonomian agar disparitas tidak terlalu jauh. ”Dengan disparitas harga yang tidak jauh, maka penyelundupan dan penyelewengan BBM bisa diminimalkan,” tutur Sudirman.

Sekadar diketahui, pada akhir pekan lalu, harga minyak dunia jenis brent merosot ke level USD69,29 per barel, terendah sejak September 2009. Penurunan ini dipicu keputusan negara-negara pengekspor minyak (OPEC) yang enggan menurunkan produksinya kendati harga minyak terus turun dalam beberapa bulan terakhir. Sudirman mengatakan, pemerintah telah berjuang keras menaikkan harga BBM bersubsidi pada 18 November 2014 dari semula Rp6.500 menjadi Rp8.500 untuk jenis premium.

Menurutnya, kenaikan harga tersebut telah dilalui dengan proses yang tidak mudah karena pemerintah berkeinginan mengalihkan subsidi BBM ke sektor produktif kendati harus melalui proses yang rumit dan panjang. ”Tidak lantas kemudian ekstrem menurunkan (BBM bersubsidi). Soalnya kita sudah mati-matian menyesuaikan ke harga keekonomian,” ungkapnya. Pengamat ekonomi Aviliani melihat kenaikan harga BBM bersubsidi yang dilakukan oleh pemerintah sudah tepat.

Menurutnya, pemerintah tidak perlu lagi menurunkan harga BBM kendati harga minyak terus mengalami penurunan. ”Penurunan harga minyak sifatnya hanya sementara. Lebih baik untuk pengalihan (subsidi),” katanya. Tak hanya itu, impor BBM dengan dana APBN melalui subsidi membuat defisit neraca perdagangan, sehingga pemerintah tak usah khawatir dengan turunnya harga minyak dunia dibarengi dengan kenaikan harga BBM bersubsidi.

”Jika kebijakan tegas dan benar-benar dialihkan ke sektor produktif, pasti masyarakat akan mendukung,” ungkapnya. Namun demikian, Aviliani mengingatkan harga minyak dunia sifatnya fluktuatif.

Nanang wijayanto
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3808 seconds (0.1#10.140)