Penyusutan Direksi Pertamina Dinilai Tepat
A
A
A
JAKARTA - Kementerian BUMN memberhentikan dengan hormat seluruh direksi Pertamina dan menggantinya dengan empat direksi baru termasuk Direktur Utama yang dijabat oleh Mantan Dirut Semen Indonesia, Dwi Soetjipto.
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu menilai penyusutan jumlah direksi tersebut merupakan langkah yang tepat mengingat jumlah direksi sebelumnya sudah terbilang banyak.
"Jumlah direksi di perusahaan pelat merah itu memang sudah terlalu banyak. Perampingan ini harus dinilai dan ditinjau kembali oleh direksi yang ada," kata mantan Sekretaris Menteri BUMN itu, Jakarta, Sabtu (29/11/2014).
Said mengungkapkan, selama ini jumlah direksi Pertamina menjadi 'gemuk' karena adanya paksaan dari komisaris atau pihak tertentu agar direksi ditambah.
"Pembengkakan direksi ini disebabkan oleh adanya titipan yang dipaksa jadi direksi oleh komisaris atau pihak tertentu," sebutnya.
Maka dari itu, lanjutnya, Pertamina harus melakukan kajian ulang mengenai jabatan direksi yang tidak boleh dirangkap. "Menurut saya, direksi itu cukup lima direksi saja. Direksinya ada empat dan satu Dirutnya," tukasnya.
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu menilai penyusutan jumlah direksi tersebut merupakan langkah yang tepat mengingat jumlah direksi sebelumnya sudah terbilang banyak.
"Jumlah direksi di perusahaan pelat merah itu memang sudah terlalu banyak. Perampingan ini harus dinilai dan ditinjau kembali oleh direksi yang ada," kata mantan Sekretaris Menteri BUMN itu, Jakarta, Sabtu (29/11/2014).
Said mengungkapkan, selama ini jumlah direksi Pertamina menjadi 'gemuk' karena adanya paksaan dari komisaris atau pihak tertentu agar direksi ditambah.
"Pembengkakan direksi ini disebabkan oleh adanya titipan yang dipaksa jadi direksi oleh komisaris atau pihak tertentu," sebutnya.
Maka dari itu, lanjutnya, Pertamina harus melakukan kajian ulang mengenai jabatan direksi yang tidak boleh dirangkap. "Menurut saya, direksi itu cukup lima direksi saja. Direksinya ada empat dan satu Dirutnya," tukasnya.
(gpr)