Suparni Ditunjuk Sebagai Plt Dirut Semen Indonesia

Kamis, 04 Desember 2014 - 11:21 WIB
Suparni Ditunjuk Sebagai...
Suparni Ditunjuk Sebagai Plt Dirut Semen Indonesia
A A A
JAKARTA - Direktur Produksi dan Litbang PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) Suparni ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) perseroan, Suparni menggantikan posisi Dwi Soetjipto yang telah mengundurkan diri per tanggal 1 Desember 2014.

Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan, pengangkatan Suparni sebagai Plt Dirut perusahaan holdingsemen plat merah tersebut berdasarkan keputusan Dewan Komisaris perseroan. Seperti diketahui, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno pada 28 November 2014 telah mengangkat Dwi Soetjipto sebagai Dirut PT Pertamina (Persero).

“Surat Keputusan Dewan Komisaris perseroan tanggal 1 Desember 2014 menunjuk dan menetapkan Direktur Produksi dan Litbang SMGR Suparni untuk menjalankan pekerjaan rangkap sebagai Direktur Utama SMGR dengan kekuasaan dan kewenangan yang sama atau disebut Plt Dirut,” kata Agung dalam keterangan tertulisnya kemarin. Suparni bergabung dengan Semen Indonesia sejak tahun 1986 dan diangkat sebagai direktur produksi pada 2012.

Dia bertanggung jawab untuk kegiatan pemeliharaan dan produksi di Semen Indonesia. Pria kelahiran 13 Desember 1958 ini bertanggung jawab untuk kegiatan pemeliharaan dan produksi holdingSemen Indonesia. Adapun, masa jabatannya sebagai Direktur Produksi dan Litbang Semen Indonesia akan berakhir pada 2017.

Sebelumnya lulusan Insinyur Listrik ITS Surabaya ini menjabat sebagai Kepala Kompartemen Produksi Pabrik Tuban 2007 dan Kepala Departemen Pengembangan Perusahaan (2006-2007). Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, pemerintah saat ini masih melakukan uji kelayakan dan kepatuhan (fit and proper test) untuk mengisi sejumlah jajaran direksi khususnya dirut beberapa BUMN yang kosong maupun sudah akan habis masa jabatannya.

Pengangkatan posisi dirut BUMN tersebut akan ditentukan oleh rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dan juga tim penilai akhir (TPA). Menurutnya, Kementerian BUMN juga akan mengkaji ulang pengaturan manajemen di delapan perusahaan pelat merah. Kedelapan perusahaan tersebut adalah Perum Navigasi, PT Garuda Indonesia Tbk (Persero), PT Angkasa Pura 2 (Persero), PT Pindad (Persero), PT Telkom Tbk (Persero), PT PLN (Persero), Perum Bulog, dan PT Semen Indonesia Tbk (Persero).

“Perusahaan yang kami assessment manajemennya apakah sudah tepat atau perlu perbaikan, karena ada yang memang sudah saatnya. Garuda memang sudah dijadwalkan RUPSLB. Karena performance kurang baik, beberapa pemegang saham minta ada RUPSLB. Dengan performance Garuda, perlu assessment,” kata Rini.

Sementara Telkom, perlu dilakukan assessment lantaran Dirut Telkom Arief Yahya menjadi salah satu menteri dalam Kabinet Kerja. Sedangkan, Perum Bulog perlu assessment karena sudah waktunya para direksi untuk pensiun. Secara operasional, Bulog sedang dalam posisi assessmentsecara menyeluruh.

“Assessment dalam manajemen menjadi penting karena harus dilihat persiapan mereka dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia. Jadi, TPA akan memberlakukan global assessmentyang sebelumnya hanya assessment lokal dengan tujuan perusahaan BUMN ini bisa bersaing dengan perusahaan lain berstandar global,” imbuhnya.

Heru febrianto
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9004 seconds (0.1#10.140)