Jalan Berbatu bagi Karier Anda
A
A
A
Setidaknya ada empat motivasi yang melatarbelakangi seseorang bekerja dan selanjutnya berkembang atau maju dalam karier: Yakni, mencari nafkah, belajar dan mencari pengalaman, mencari teman atau mencari jodoh, menjadi seorang yang berstatus tinggi dan memperoleh bayaran atau kompensasi tinggi untuk dinikmati dirinya dan keluarganya.
Jalan masuk seseorang ketika mulai bekerja bermacam-macam juga, ada yang diajak teman atau saudara, melamar melalui iklan, atau mengikuti perekrutan massal khususnya oleh perusahaan-perusahaan besar atau pemerintah. Dalam masa sulit apalagi paceklik, di mana perusahaan semakin sulit bersaing, salah satu cara untuk bertahan adalah dengan mengurangi jumlah karyawan.
Dan, itu membuat orang yang sedang mencari pekerjaan semakin pula memperolehnya. Orang-orang yang bekerja di kantor atau pabrik, lebih jarang berganti pekerjaan oleh karena kurang memiliki kesempatan untuk bergaul di luar dengan kalangan banyak, berbeda dengan orang-orang yang bekerja di lapangan yang memiliki banyak kesempatan bertemu dengan banyak orang, relatif lebih mudah untuk berganti perusahaan maupun profesi.
Apapun motivasi Anda, perlu diperhatikan bahwa Anda tidak akan memperoleh apa yang menjadi motivasi dalam bekerja jika tidak sungguh-sungguh mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi. Dan, jikaAnda tidak serius, sungguh- sungguh mengerjakan yang menjadi tugas dan tanggungjawab, makaAnda akan merasa kecewa dengan hasil yang diperoleh dan kemudian menyalahkan orang lain terutama perusahaan, tanpa menyadari bahwa sumber kekecewaan itu berasal dari Anda sendiri.
Sekali Anda memperoleh pekerjaan dan jabatan, Anda perlu menjaganya dengan baikbaik, jangan sampai lepas. Hanya dengan kondisi ketika Anda memperoleh peluang naik pangkat, pindah jabatan yang lebih tinggi di perusahaan di mana Anda bekerja sekarang atau pindah perusahaan.
Kompensasi yang lebih tinggi boleh menjadi pertimbangan akan tetapi jangan sematamata karena itu, karena tanggung jawab, masa depan karier, keadaan perusahaan dan jangka panjangnya juga perlu mendapat pertimbangan.
Memang faktor luck juga ikut berperan dan biasanya pada situasi yang Anda tidak duga sebelumnya. Namun faktor luck juga terjadi karena Anda biasanya mempunyai track record yang baik serta dilihat oleh pimpinan bahwa Anda memiliki potensi yang besar untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang baru.
Bagi Anda yang telah bekerja, terlebih yang berada pada posisi penting, perlu memperhatikan bahwa ada batu-batu yang menghalangi dalam perjalanan karier. Jika tidak berhati-hati hal itu akan menghalangi karier Anda seperti diungkapkan oleh Jack Welch Management Institute melalui pengamatan dan survei di mana mereka menemukan ada sepuluh penghalang karier yang disebabkan oleh perilaku karier Anda.
Pertama, menilai diri sendiri terlalu tinggi, menggampangkan masalah, namun pada kenyataannya tidak sanggup menangani tugas dan tanggung jawab yang diberikan, karena tidak didukung oleh bawahan dan teman sejawat. Kedua, sangat sulit menerima bahkan melawan perubahan. Senang dengan status quo.
Dalam kedudukan tinggi langsung menolak ide-ide baru perbaikan dan terobosan, sebaliknya dalam posisi lebih rendah enggan mengerjakan, maka hasilnya tidak maksimal. Ketiga, ahli dalam mengidentifikasi masalah, dan pandai mencari-cari kesalahan orang lain.
Masalah kecil dibesar-besarkan sementara masalah besar diabaikan. Keempat, pandai menjilat atasan dengan menjelek-jelekkan bawahan dan teman sejawat agar terlihat dirinya yang lebih baik. pandai menyenangkan pribadi atasan dengan berbagai cara. Kelima, khawatir berkelebihan, terlalu memikirkan kemungkinan buruk perusahaan ataupun tindakan perusahaan terhadap dirinya, sementara tugas dan tanggung jawab yang diemban sekarang kurang diperhatikan dan dijagai.
Keenam, serba tertutup, banyak hal dirahasiakan padahal sudah menjadi pengetahuan umum, akibatnya sering dianggap lucu, sementara orang lain semua mengetahui, terkecuali dirinya. Orang lain juga menjadi enggan berbagai informasi dengan dirinya. Ketujuh, sangat kaku, sulit bergaul, menutup diri.
Orang menjadi enggan bergaul dengan dirinya, mudah tersinggung dan tidak dapat menikmati canda dan tawa yang menyegarkan. Kedelapan, penakut, tidak percaya diri, bahkan dalam mengemukakan hal yang benar dalam melawan ketidakbenaran, anak buah tidak dapat mengandalkannya, sebaliknya atasan tidak mau memberinya kesempatan untuk memimpin.
Kesembilan, tidak memiliki rencana masa depan, tidak terbiasa membuat rencana, ketika di wawancarai apa yang akan dilakukan jika ia diberi kesempatan untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih tinggi, menjadi bingung. Padahal sekalipun ia belum ditawari jabatan yang lebih tinggi ia dapat mempersiapkannya, dan ketika peluang tiba dengan mudah ia bisa menyampaikan pemikirannya kepada pimpinan yang berniat mengangkatnya.
Kesepuluh, malas belajar, menganggap diri sudah cukup pandai, akibatnya tidak bisa mengimbangi dalam berinteraksi dengan orang lain. Akhirnya mentok dalam karier. Orang yang mau dan rajin belajar, formal maupun informal, selalu mendapat peluang lebih besar dalam karier. Silakan Anda menambahkan ke dalam daftar di atas sesuai dengan pengalaman Anda sendiri.
DR. ELIEZER H. HARDJO PH.D., CM
Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) & The Institute of Certified Professional Managers (ICPM)
Jalan masuk seseorang ketika mulai bekerja bermacam-macam juga, ada yang diajak teman atau saudara, melamar melalui iklan, atau mengikuti perekrutan massal khususnya oleh perusahaan-perusahaan besar atau pemerintah. Dalam masa sulit apalagi paceklik, di mana perusahaan semakin sulit bersaing, salah satu cara untuk bertahan adalah dengan mengurangi jumlah karyawan.
Dan, itu membuat orang yang sedang mencari pekerjaan semakin pula memperolehnya. Orang-orang yang bekerja di kantor atau pabrik, lebih jarang berganti pekerjaan oleh karena kurang memiliki kesempatan untuk bergaul di luar dengan kalangan banyak, berbeda dengan orang-orang yang bekerja di lapangan yang memiliki banyak kesempatan bertemu dengan banyak orang, relatif lebih mudah untuk berganti perusahaan maupun profesi.
Apapun motivasi Anda, perlu diperhatikan bahwa Anda tidak akan memperoleh apa yang menjadi motivasi dalam bekerja jika tidak sungguh-sungguh mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi. Dan, jikaAnda tidak serius, sungguh- sungguh mengerjakan yang menjadi tugas dan tanggungjawab, makaAnda akan merasa kecewa dengan hasil yang diperoleh dan kemudian menyalahkan orang lain terutama perusahaan, tanpa menyadari bahwa sumber kekecewaan itu berasal dari Anda sendiri.
Sekali Anda memperoleh pekerjaan dan jabatan, Anda perlu menjaganya dengan baikbaik, jangan sampai lepas. Hanya dengan kondisi ketika Anda memperoleh peluang naik pangkat, pindah jabatan yang lebih tinggi di perusahaan di mana Anda bekerja sekarang atau pindah perusahaan.
Kompensasi yang lebih tinggi boleh menjadi pertimbangan akan tetapi jangan sematamata karena itu, karena tanggung jawab, masa depan karier, keadaan perusahaan dan jangka panjangnya juga perlu mendapat pertimbangan.
Memang faktor luck juga ikut berperan dan biasanya pada situasi yang Anda tidak duga sebelumnya. Namun faktor luck juga terjadi karena Anda biasanya mempunyai track record yang baik serta dilihat oleh pimpinan bahwa Anda memiliki potensi yang besar untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang baru.
Bagi Anda yang telah bekerja, terlebih yang berada pada posisi penting, perlu memperhatikan bahwa ada batu-batu yang menghalangi dalam perjalanan karier. Jika tidak berhati-hati hal itu akan menghalangi karier Anda seperti diungkapkan oleh Jack Welch Management Institute melalui pengamatan dan survei di mana mereka menemukan ada sepuluh penghalang karier yang disebabkan oleh perilaku karier Anda.
Pertama, menilai diri sendiri terlalu tinggi, menggampangkan masalah, namun pada kenyataannya tidak sanggup menangani tugas dan tanggung jawab yang diberikan, karena tidak didukung oleh bawahan dan teman sejawat. Kedua, sangat sulit menerima bahkan melawan perubahan. Senang dengan status quo.
Dalam kedudukan tinggi langsung menolak ide-ide baru perbaikan dan terobosan, sebaliknya dalam posisi lebih rendah enggan mengerjakan, maka hasilnya tidak maksimal. Ketiga, ahli dalam mengidentifikasi masalah, dan pandai mencari-cari kesalahan orang lain.
Masalah kecil dibesar-besarkan sementara masalah besar diabaikan. Keempat, pandai menjilat atasan dengan menjelek-jelekkan bawahan dan teman sejawat agar terlihat dirinya yang lebih baik. pandai menyenangkan pribadi atasan dengan berbagai cara. Kelima, khawatir berkelebihan, terlalu memikirkan kemungkinan buruk perusahaan ataupun tindakan perusahaan terhadap dirinya, sementara tugas dan tanggung jawab yang diemban sekarang kurang diperhatikan dan dijagai.
Keenam, serba tertutup, banyak hal dirahasiakan padahal sudah menjadi pengetahuan umum, akibatnya sering dianggap lucu, sementara orang lain semua mengetahui, terkecuali dirinya. Orang lain juga menjadi enggan berbagai informasi dengan dirinya. Ketujuh, sangat kaku, sulit bergaul, menutup diri.
Orang menjadi enggan bergaul dengan dirinya, mudah tersinggung dan tidak dapat menikmati canda dan tawa yang menyegarkan. Kedelapan, penakut, tidak percaya diri, bahkan dalam mengemukakan hal yang benar dalam melawan ketidakbenaran, anak buah tidak dapat mengandalkannya, sebaliknya atasan tidak mau memberinya kesempatan untuk memimpin.
Kesembilan, tidak memiliki rencana masa depan, tidak terbiasa membuat rencana, ketika di wawancarai apa yang akan dilakukan jika ia diberi kesempatan untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih tinggi, menjadi bingung. Padahal sekalipun ia belum ditawari jabatan yang lebih tinggi ia dapat mempersiapkannya, dan ketika peluang tiba dengan mudah ia bisa menyampaikan pemikirannya kepada pimpinan yang berniat mengangkatnya.
Kesepuluh, malas belajar, menganggap diri sudah cukup pandai, akibatnya tidak bisa mengimbangi dalam berinteraksi dengan orang lain. Akhirnya mentok dalam karier. Orang yang mau dan rajin belajar, formal maupun informal, selalu mendapat peluang lebih besar dalam karier. Silakan Anda menambahkan ke dalam daftar di atas sesuai dengan pengalaman Anda sendiri.
DR. ELIEZER H. HARDJO PH.D., CM
Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) & The Institute of Certified Professional Managers (ICPM)
(bbg)