PGN Ingin Konsumsi Gas Rumah Tangga Meningkat
A
A
A
BANDUNG - Senior Executive Officer (SEO) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) Ridha Ababil mengatakan, kedepannya perseroan berharap ada peningkatan konsumsi gas untuk rumah tangga.
“Saat ini pelanggan kami yang terbesar adalah rumah tangga tapi karena di Indonesia jaringan rumah tangga menyebar, maka itu biaya penyambungan pipa per rumah menelan biaya yang cukup besar, belum lagi biaya yang di keluarkan untuk perbaikan jalan bekas galian pipa,” ujarnya dalam acara Sarasehan Wartawan Pasar Modal di Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/11/2014).
Menurutnya dari sisi konsumsi saat ini konsumsi rumah tangga masih kurang dari 2% volume yang dijual ke seluruh pelanggan.
“Karena konsumsi saat ini masih terbatas dengan konsumsi kebutuhan dapur, dan belum berkembang ke kebutuhan lainnya,” jelasnya.
Dia menambahkan Perseroan akan meningkatkan konsumsi rumah tangga dengan mencoba mengaplikasikan gas bumi untuk bahan bakar genset, pemanas air dan Air Conditioning (AC).
"Total biaya rumah tangga tersebut sebesar Rp30.000 dibandingkan dengan harga liquefied petroleum gas (LPG) 12 kilo gram yang Rp10.000 per kilo gram. Harga kami hanya Rp300 per kilo gram LPG. Sementara investasi rumah itu di perkirakan sekitar Rp15 juta dengan tagihan Rp50.000 perbulan," katanya.
Dia mengungkapkan ini bisnis yang tidak efisien dan tidak menarik untuk dikembangkan. "Tapi kalau kita lihat dari sisi public service dan public building mau tidak mau, rumah tangga menajdi salah satu pilihan bagi kami. Ini untuk mendekatkan diri kepada masyarakat agar kegiatan usaha PGN bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat. Dan ini yang memang kami sadari kurang untuk dala hal pendekatan dengan masyarakat dan kami terlalu focus ke industri," pungkasnya.
“Saat ini pelanggan kami yang terbesar adalah rumah tangga tapi karena di Indonesia jaringan rumah tangga menyebar, maka itu biaya penyambungan pipa per rumah menelan biaya yang cukup besar, belum lagi biaya yang di keluarkan untuk perbaikan jalan bekas galian pipa,” ujarnya dalam acara Sarasehan Wartawan Pasar Modal di Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/11/2014).
Menurutnya dari sisi konsumsi saat ini konsumsi rumah tangga masih kurang dari 2% volume yang dijual ke seluruh pelanggan.
“Karena konsumsi saat ini masih terbatas dengan konsumsi kebutuhan dapur, dan belum berkembang ke kebutuhan lainnya,” jelasnya.
Dia menambahkan Perseroan akan meningkatkan konsumsi rumah tangga dengan mencoba mengaplikasikan gas bumi untuk bahan bakar genset, pemanas air dan Air Conditioning (AC).
"Total biaya rumah tangga tersebut sebesar Rp30.000 dibandingkan dengan harga liquefied petroleum gas (LPG) 12 kilo gram yang Rp10.000 per kilo gram. Harga kami hanya Rp300 per kilo gram LPG. Sementara investasi rumah itu di perkirakan sekitar Rp15 juta dengan tagihan Rp50.000 perbulan," katanya.
Dia mengungkapkan ini bisnis yang tidak efisien dan tidak menarik untuk dikembangkan. "Tapi kalau kita lihat dari sisi public service dan public building mau tidak mau, rumah tangga menajdi salah satu pilihan bagi kami. Ini untuk mendekatkan diri kepada masyarakat agar kegiatan usaha PGN bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat. Dan ini yang memang kami sadari kurang untuk dala hal pendekatan dengan masyarakat dan kami terlalu focus ke industri," pungkasnya.
(gpr)