BI Minta Pemda Tahan Inflasi di Papua Barat
A
A
A
MANOKWARI - Bank Indonesia (BI) meminta pemerintah daerah untuk dapat menahan inflasi di Papua Barat. Pasalnya, jika dibandingkan dengan inflasi nasional, laju inflasi di Papua Barat pada bulan September tercatat lebih tinggi yakni sekitar 0,59% mtm atau 5,32% yoy, sementara inflasi nasional pada September 2014 sebesar 4,53% yoy.
Gubernur BBI Agus Martowardojo mengatakan, kelompok bahan makanan menjadi salah satu faktor penyumbang inflasi yang dominan di kuartal III-2014 akibat meningkatnya harga beberapa produk seperti ikan segar, cabai rawit, dan bawang merah.
"Kami harus mendorong pemerintah daerah untuk dapat menahan laju inflasi, khususnya di Papua Barat," kata Agus saat memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Papua, Manokwari, Papua Barat akhir pekan ini.
Untuk menjaga inflasi, menurutnya wilayah Papua Barat jangan banyak melakukan impor secara besar-besaran, apalagi impor hanya untuk barang-barang mewah.
Seharusnya, Papua Barat bisa memperbesar ekspor daripada impor. Dengan begitu inflasi bisa terjaga.
"Untuk jaga inflasi kita jangan banyak impor dari pada ekspor apalagi yang dikonsumsi. Jangan impor untuk kemewahan yang tidak perlu dan ini perlu diperbaiki," paparnya.
(Baca: Inflasi Papua Barat November Lebih Rendah dari Nasional)
Gubernur BBI Agus Martowardojo mengatakan, kelompok bahan makanan menjadi salah satu faktor penyumbang inflasi yang dominan di kuartal III-2014 akibat meningkatnya harga beberapa produk seperti ikan segar, cabai rawit, dan bawang merah.
"Kami harus mendorong pemerintah daerah untuk dapat menahan laju inflasi, khususnya di Papua Barat," kata Agus saat memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Papua, Manokwari, Papua Barat akhir pekan ini.
Untuk menjaga inflasi, menurutnya wilayah Papua Barat jangan banyak melakukan impor secara besar-besaran, apalagi impor hanya untuk barang-barang mewah.
Seharusnya, Papua Barat bisa memperbesar ekspor daripada impor. Dengan begitu inflasi bisa terjaga.
"Untuk jaga inflasi kita jangan banyak impor dari pada ekspor apalagi yang dikonsumsi. Jangan impor untuk kemewahan yang tidak perlu dan ini perlu diperbaiki," paparnya.
(Baca: Inflasi Papua Barat November Lebih Rendah dari Nasional)
(gpr)