Harga WTI dan Brent Perpanjang Koreksi
A
A
A
MELBOURNE - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dan brent memperpanjang koreksi dari penutupan terendah dalam lebih dari lima tahun di tengah spekulasi bahwa produsen minyak Amerika Serikat (AS) akan melawan organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk merebut pangsa pasar.
Kontrak berjangka (futures) turun 1,8% di New York dan 1,9% di London. Menurut Baker Hughes Inc, para pengebor minyak mentah di AS meningkatkan jumlah rig operasi pekan lalu. Indeks kekuatan relatif minyak tetap di bawah 30, menandakan bahwa pasar mengalami jenuh jual (oversold).
Sementara dolar AS (USD) diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak Maret 2009, meredam daya tarik investasi terhadap barang komoditas.
Minyak mentah telah memasuki tren penurunan di tengah tanda-tanda meningkatnya produksi AS, bahkan setelah OPEC memilih untuk tidak mengurangi kuota produksinya. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, penurunan harga minyak akan menempatkan tekanan jangka pendek pada anggaran Iran.
"Hal ini terutama karena masalah persediaan minyak," kata analis utama di CMC Markets Ric Spooner seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (8/12/2014).
Menurut dia, persediaan minyak mentah saat ini terlalu besar untuk memenuhi permintaan. Harga minyak, kata dia, perlu terkoreksi ke tingkat yang dapat memberikan kenyamanan.
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Januari turun sebanyak USD1,21 ke USD64,63 per barel dan berada di USD65,06 pada pukul 12.31 siang waktu Sydney. Kontrak turun 97 sen menjadi USD65,84 pada 5 Desember, penutupan terendah sejak Juli 2009.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 18% di atas rata-rata 100-hari. Harga telah turun 34% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di London ICE Futures Exchange untuk pengiriman Januari turun sebanyak USD1,34 ke USD67,73 per barel. Harga minyak brent terkoreksi 57 sen menjadi USD69,07 pada 5 Desember, terendah sejak Oktober 2009. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar3,12.
Kontrak berjangka (futures) turun 1,8% di New York dan 1,9% di London. Menurut Baker Hughes Inc, para pengebor minyak mentah di AS meningkatkan jumlah rig operasi pekan lalu. Indeks kekuatan relatif minyak tetap di bawah 30, menandakan bahwa pasar mengalami jenuh jual (oversold).
Sementara dolar AS (USD) diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak Maret 2009, meredam daya tarik investasi terhadap barang komoditas.
Minyak mentah telah memasuki tren penurunan di tengah tanda-tanda meningkatnya produksi AS, bahkan setelah OPEC memilih untuk tidak mengurangi kuota produksinya. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, penurunan harga minyak akan menempatkan tekanan jangka pendek pada anggaran Iran.
"Hal ini terutama karena masalah persediaan minyak," kata analis utama di CMC Markets Ric Spooner seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (8/12/2014).
Menurut dia, persediaan minyak mentah saat ini terlalu besar untuk memenuhi permintaan. Harga minyak, kata dia, perlu terkoreksi ke tingkat yang dapat memberikan kenyamanan.
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Januari turun sebanyak USD1,21 ke USD64,63 per barel dan berada di USD65,06 pada pukul 12.31 siang waktu Sydney. Kontrak turun 97 sen menjadi USD65,84 pada 5 Desember, penutupan terendah sejak Juli 2009.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 18% di atas rata-rata 100-hari. Harga telah turun 34% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di London ICE Futures Exchange untuk pengiriman Januari turun sebanyak USD1,34 ke USD67,73 per barel. Harga minyak brent terkoreksi 57 sen menjadi USD69,07 pada 5 Desember, terendah sejak Oktober 2009. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar3,12.
(rna)