Italia dan Prancis Abaikan Seruan Jerman

Selasa, 09 Desember 2014 - 10:40 WIB
Italia dan Prancis Abaikan Seruan Jerman
Italia dan Prancis Abaikan Seruan Jerman
A A A
BERLIN - Italia dan Prancis merasa terganggu dengan seruan dari Kanselir Jerman Angela Merkel agar kedua negara menyesuaikan anggaran sesuai aturan Uni Eropa (UE).

Menurut Italia dan Prancis, Merkel harus fokus pada masalah ekonominya sendiri daripada memberi kuliah pada negara lain. Melalui wawancara dengan harian Jerman, Die Welt, Merkel menyeru Italia dan Prancis menerapkan langkah-langkah tambahan menjelang keputusan Komisi Eropa pada Maret mendatang.

Komisi Eropa akan memutuskan apakah anggaran kedua negara sudah sesuai dengan aturan defisit dan utang UE. Jika Italia dan Prancis belum juga menyesuaikan anggarannya, maka Komisi Eropa dapat menerapkan sanksi pada Prancis karena tidak memangkas defisit dan menempatkan Italia pada proses pendisiplinan karena level utangnya.

“Komisi telah menjelaskan bahwa apa yang ada di meja sejauh ini tidak cukup. Saya sepakat dengan ini,” tegas Merkel, dikutip kantor berita Reuters . Pejabat senior Italia bereaksi keras atas komentar Merkel tersebut. Menurut dia, sangat disesalkan bahwa Merkel melihat kebijakan reformasi yang diterapkan Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Renzi masih kurang.

“Pemerintah Italia tidak pernah mengizinkan dirinya mencampuri anggota UE dan kami minta Jerman juga melakukan hal yang sama. Mungkin Kanselir Merkel harus fokus pada masalah domestik seperti kurangnya investasi atau pada ketidakseimbangan pembayaran. Itu akan menjadi kontribusi penting karena Eropa menunggu Berlin melakukannya sejak lama dan sejauh ini belum terjadi,” tegas Wakil Italia untuk UE Sandro Gozi.

Menteri Keuangan Prancis Michel Sapin mengatakan, pernyataan Merkel mungkin ditujukan untuk anggota partainya sendiri, kubu konservatif Christian Democrats (CDU), yang menggelar kongres tahunan pekan ini di Cologne. “Kami melakukan reformasi di Prancis tidak untuk menyenangkan salah satu pemimpin Eropa atau lainnya, tapi karena itu penting bagi Prancis,” papar Sapin, merespons berbagai pertanyaan di televisi Prancis.

Dia menjelaskan, Jerman memiliki masalahnya sendiri, mulai dari jalanan yang roboh hingga tingkat kelahiran bayi yang rendah. “Di Jerman populasi berkurang setiap tahun. Dalam 10 atau 20 tahun karena ini, kita akan dalam posisi yang lebih baik. Jerman dalam posisi lebih baik sekarang karena reformasi yang dilakukan satu dekade silam,” ujarnya.

Tahun lalu Komisi Eropa mendapat wewenang baru untuk menilai draf anggaran nasional demi memastikan sesuatu dengan kesepakatan UE. Meski demikian, memberi sanksi pada negara-negara tertentu karena rencana anggarannya masih sangat sensitif di UE. Di Italia, Renzi menolak mengubah rencana anggaran awal pada Oktober saat menghadapi penolakan dari Komisi Eropa.

Dia menawarkan pemangkasan defisit tambahan sekitar 4,5 miliar euro atau sekitar 0,3% dari produk domestik bruto (PDB). Kendati demikian, dengan bayang- bayang resesi dan pengangguran di atas 13%-level tertinggi sejak 1970-an di negara ekonomi terbesar ketiga di zona euro itu, dia ingin menghindari pengurangan belanja lebih lanjut.

Syarifudin
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7979 seconds (0.1#10.140)