Minyak Brent Jatuh Dekati USD60/Barel
A
A
A
MELBOURNE - Minyak mentah brent di London jatuh mendekati USD60 per barel setelah Uni Emirat Arab (UAE) menyatakan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan menolak pemangkasan produksi, bahkan jika harga merosot ke USD40.
Brent berjangka turun 2,5% di London. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di Amerika Serikat (AS) memperpanjang penurunan dari level terendah dalam lebih dari lima tahun.
Menteri Energi UAE Suhail Al-Mazrouei mengatakan, pasar akan menstabilkan dirinya sendiri dan OPEC akan menunggu sekitar tiga bulan sebelum mempertimbangkan pertemuan darurat.
"Kami tidak akan mengubah pikiran karena harga jatuh ke USD60 atau USD40. Kami tidak menargetkan harga, pasar akan menstabilkan dirinya sendiri," ujarnya dalam konferensi di Dubai pada 14 Desember 2014.
Sementara Badan Energi Internasional telah menurunkan perkiraan permintaan tahun depan untuk kali keempat dalam lima bulan terakhir di tengah meningkatnya pasokan dari negara-negara non-OPEC.
Harga minyak telah anjlok lebih dari 20% sejak OPEC memutuskan mempertahankan target produksinya pada pertemuan di Wina bulan lalu. Padahal AS memproduksi minyak pada tingkat tertinggi dalam lebih dari tiga dekade.
"Siapa yang akan memangkas produksinya terlebih dahulu? Permainan global sedang dilakukan saat ini. Pasar jelas fokus pada sentimen negatif dari minyak," kata ahli strategi utama di CMC Markets Michael McCarthy seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (15/12/2014).
Minyak brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Januari turun USD1,57 menjadi USD60,28 per barel dan berada di USD61,16 pada pukul 12.30 siang waktu Sydney.
Kontrak yang berakhir besok meluncur USD1,83 ke USD61,85 pada 12 Desember, penutupan terendah sejak Juli 2009. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan pada harga USD4,27.
Sementara minyak WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Januari turun USD1,56 ke USD56,25 per barel. Kontrak turun USD2,14 ke USD57,81 pada 12 Desember, terendah sejak Mei 2009. Total volume tiga kali rata-rata 100-hari. Harga telah turun 42% sepanjang tahun ini.
Brent berjangka turun 2,5% di London. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di Amerika Serikat (AS) memperpanjang penurunan dari level terendah dalam lebih dari lima tahun.
Menteri Energi UAE Suhail Al-Mazrouei mengatakan, pasar akan menstabilkan dirinya sendiri dan OPEC akan menunggu sekitar tiga bulan sebelum mempertimbangkan pertemuan darurat.
"Kami tidak akan mengubah pikiran karena harga jatuh ke USD60 atau USD40. Kami tidak menargetkan harga, pasar akan menstabilkan dirinya sendiri," ujarnya dalam konferensi di Dubai pada 14 Desember 2014.
Sementara Badan Energi Internasional telah menurunkan perkiraan permintaan tahun depan untuk kali keempat dalam lima bulan terakhir di tengah meningkatnya pasokan dari negara-negara non-OPEC.
Harga minyak telah anjlok lebih dari 20% sejak OPEC memutuskan mempertahankan target produksinya pada pertemuan di Wina bulan lalu. Padahal AS memproduksi minyak pada tingkat tertinggi dalam lebih dari tiga dekade.
"Siapa yang akan memangkas produksinya terlebih dahulu? Permainan global sedang dilakukan saat ini. Pasar jelas fokus pada sentimen negatif dari minyak," kata ahli strategi utama di CMC Markets Michael McCarthy seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (15/12/2014).
Minyak brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Januari turun USD1,57 menjadi USD60,28 per barel dan berada di USD61,16 pada pukul 12.30 siang waktu Sydney.
Kontrak yang berakhir besok meluncur USD1,83 ke USD61,85 pada 12 Desember, penutupan terendah sejak Juli 2009. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan pada harga USD4,27.
Sementara minyak WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Januari turun USD1,56 ke USD56,25 per barel. Kontrak turun USD2,14 ke USD57,81 pada 12 Desember, terendah sejak Mei 2009. Total volume tiga kali rata-rata 100-hari. Harga telah turun 42% sepanjang tahun ini.
(rna)