Penetrasi Keuangan Mikro Dipacu

Senin, 15 Desember 2014 - 10:43 WIB
Penetrasi Keuangan Mikro Dipacu
Penetrasi Keuangan Mikro Dipacu
A A A
JAKARTA - Industri keuangan nasional didorong untuk meningkatkan penetrasi layanan produk dan jasanya hingga menyentuh masyarakat di pelosok terpencil di Indonesia.

Langkah tersebut merupakan salah satu upaya untuk memperdalam literasi keuangan agar dapat memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat. Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, langkah tersebut adalah program lanjutan dari Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) yang telah dilakukan pada 19 November 2013 lalu.

Ke depan, OJK akan bekerja sama dengan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) agar setiap instansi baik bank maupun nonbank dapat memberikan layanan keuangan untuk masyarakat. “Ini adalah tugas kita bersama dalam rangka memperkenalkan layanan keuangan mikro. Jadi, setiap lembaga keuangan bank dan nonbank dapat memberikan layanan keuangan untuk masyarakat,” ujar Muliaman dalam konferensi pers terkait layanan keuangan mikro di Jakarta kemarin.

Dia melanjutkan, untuk mencapai target program literasi keuangan tersebut, OJK akan melakukan sejumlah tahapan yaitu melalui edukasi dan kampanye nasional literasi keuangan. Diharapkan akan semakin banyak masyarakat yang menggunakan jasa keuangan di masa mendatang.

”Prioritas utamanya adalah ibu rumah tangga dan usaha menengah kecil dan mikro (UMKM), Jadi nanti masyarakat bisa menggunakan layanan ini,” tambahnya. Dalam kesempatan yang sama, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S Soetiono menambahkan, berdasarkan dari data survei yang dilakukan OJK, tingkat literasi dan tingkat inklusi dari pelaku UMKM masih rendah.

“Kalau tingkat literasi nasional hanya 21,8% dan UMKM 15%, sementara kalau secara nasional tingkat inklusinya 59,7%, UMKM hanya 53%,” katanya. Menurut Kusumaningtuti, UMKM memiliki potensi yang sangat besarkarenadari segi unit usahanya sangat variatif dan menyerap banyak tenaga kerja. Selain itu, UMKM juga berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional dengan menyumbang sekitar 50% kepada produk domestik bruto (PDB).

Dia menilai minimnya literasi keuangan di kalangan masyarakat akibat kurangnya pemahamanmasyarakat danaksesterhadapjasadanprodukkeuangan. Padahal, ujar Kusumaningtuti, Indonesia masih memiliki potensi untuk meningkatkan penggunaan produk dan jasa keuangan di masa mendatang.

“Untuk itu, kami membuat layanan yang mudah untuk diakses, sederhana, cepat, dan harga terjangkau dan layanan ini adalah produk dan jasa terpadu keuangan mikro untuk masyarakat berpenghasilan rendah,” jelasnya.

Dia mencontohkan, saat ini sudah muncul sejumlah produk layanan keuangan mikro ini seperti tabungan tanpa biaya administrasi, asuransi mikro dengan premi di bawah Rp50.000, reksa dana mikro yang nilai investasi awal Rp100.000, dan pembiayaan investasi emas dengan cicilan ringan.

Untuk meningkatkan potensi tersebut, lanjutnya, OJK bekerja sama dengan LJK akan memulai program tersebut di Indramayu tepatnya di Desa Karangsong. Daerah tersebut dipilih karena memiliki basis pertumbuhan ekonomi mikro yang cukup potensial dengan pencarian utama masyarakatnya sebagai nelayan di wilayah pantai utara.

Arsy ani s
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5782 seconds (0.1#10.140)