BBJ Bidik Kontrak Multilateral 500 Ribu Lot
A
A
A
JAKARTA - Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menargetkan transaksi perdagangan komoditi primer (multilateral) tahun depan tumbuh 25% dari proyeksi tahun ini sebesar 400 ribu lot.
"Kontrak multirateral pada tahun depan ditargetkan meningkat sebesar 25% atau naik menjadi 500 ribu lot. Sedangkan kontrak SPA (Sistem Perdagangan Alternatif) diperkirakan tembus 5 juta lot pada tahun 2015 atau naik dibandingkan 2014. Peningkatan ini didukung oleh kenaikan transaksi produk CFD," ujar Direktur Bursa Sherman Rana Krishna di Jakarta, Senin (15/12/2014).
Dia menjelaskan, kontrak baru yang akan diluncurkan adalah kontrak Berjangka Indonesian Goverment Bond (IGBF), kontrak fisik teh, serta kontrak fisik kakao yang diinisiasikan telah mulai 2014.
"Selain itu, sistem IT perdagangan akan diperluas ke end user, di mana end user akan semakin mudah menggunakan aplikasi yang sudah ada," jelasnya.
Dia menambahkan, untuk mengembangkan perusahaan termasuk dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), BBJ akan menambah modal setor dari Rp11,6 miliar menjadi Rp100 miliar yang akan dilakukan paling lambat pertengahan tahun 2015.
"Penambahan setor ini dinilai untuk membuka peluang munculnya investor lokal maupun asing yang berminat memiliki JFX," pungkasnya.
Transaksi perdagangan di BBJ akan terus meningkat didorong kebijakan represif (stick) dan kebijakan pembangunan fisik (carrot) dari Bappebti agar para pialang memenuhi persyaratan minimal transaksi multilateral sebesar 5%, yang akan memberi dampak positif bagi peningkatan transaksi multirateral di BBJ.
"Kontrak multirateral pada tahun depan ditargetkan meningkat sebesar 25% atau naik menjadi 500 ribu lot. Sedangkan kontrak SPA (Sistem Perdagangan Alternatif) diperkirakan tembus 5 juta lot pada tahun 2015 atau naik dibandingkan 2014. Peningkatan ini didukung oleh kenaikan transaksi produk CFD," ujar Direktur Bursa Sherman Rana Krishna di Jakarta, Senin (15/12/2014).
Dia menjelaskan, kontrak baru yang akan diluncurkan adalah kontrak Berjangka Indonesian Goverment Bond (IGBF), kontrak fisik teh, serta kontrak fisik kakao yang diinisiasikan telah mulai 2014.
"Selain itu, sistem IT perdagangan akan diperluas ke end user, di mana end user akan semakin mudah menggunakan aplikasi yang sudah ada," jelasnya.
Dia menambahkan, untuk mengembangkan perusahaan termasuk dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), BBJ akan menambah modal setor dari Rp11,6 miliar menjadi Rp100 miliar yang akan dilakukan paling lambat pertengahan tahun 2015.
"Penambahan setor ini dinilai untuk membuka peluang munculnya investor lokal maupun asing yang berminat memiliki JFX," pungkasnya.
Transaksi perdagangan di BBJ akan terus meningkat didorong kebijakan represif (stick) dan kebijakan pembangunan fisik (carrot) dari Bappebti agar para pialang memenuhi persyaratan minimal transaksi multilateral sebesar 5%, yang akan memberi dampak positif bagi peningkatan transaksi multirateral di BBJ.
(rna)