Spanyol Tak Terancam Deflasi
A
A
A
MADRID - Spanyol tidak berisiko tergelincir dalam deflasi, demikian penegasan Menteri Ekonomi Spanyol Luis de Guindos kemarin.
Menurut Luis de Guindos, penurunan harga konsumen selama lima bulan berturut-turut telah membantu pemulihan ekonomi Spanyol. Petunjuk utama deflasi ialah rumah tangga dan bisnis menunda belanja karena mereka memperkirakan harga terus turun.
“Tapi, di Spanyol terjadi kebalikannya, peningkatan konsumsi dan investasi. Penurunan harga memiliki dampak positif pada daya saing dan daya beli, yang membantu pemulihan ekonomi Spanyol,” papar Luis de Guindos pada surat kabar konservatif, ABC . Data resmi yang ditunjukkan pekan lalu menunjukkan penurunan harga konsumen sebesar 0,5% pada November, selama lima bulan berturutturut terjadi penurunan inflasi di Spanyol.
Penurunan inflasi yang tajam di 18 negara zona euro meningkatkan kekhawatiran bahwa wilayah itu dapat terjerumus dalam deflasi. Meluasnya penurunan harga mengganggu aktivitas ekonomi dan berisiko meningkatkan angka pengangguran. Demi mengatasi mengatasi risiko itu, Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga dan menawarkan langkah khusus untuk memompa likuiditas dalam sistem keuangan.
ECB mengisyaratkan mengambil langkah tegas jika diperlukan. Target inflasi tahunan ECB tetap berada di bawah 2,0%. Sementara, awal bulan ini, Italia dan Prancis merasa terganggu dengan seruan dari Kanselir Jerman Angela Merkel agar kedua negara menyesuaikan anggaran sesuai aturan Uni Eropa (UE). Menurut Italia dan Prancis, Merkel harus fokus pada masalah ekonominya sendiri daripada memberi kuliah pada negara lain.
Melalui wawancara dengan harian Jerman, Die Welt, Merkel menyeru Italia dan Prancis menerapkan langkah-langkah tambahan menjelang keputusan Komisi Eropa pada Maret mendatang. Komisi Eropa akan memutuskan apakah anggaran kedua negara sudah sesuai dengan aturan defisit dan utang UE.
Jika Italia dan Prancis belum juga menyesuaikan anggarannya, maka Komisi Eropa dapat menerapkan sanksi pada Prancis karena tidak memangkas defisit dan menempatkan Italia pada proses pendisiplinan karena level utangnya. Komisi telah menjelaskan bahwa apa yang ada di meja sejauh ini tidak cukup. Saya sepakat dengan ini,” tegas Merkel, dikutip kantor berita Reuters . Pejabat senior Italia bereaksi keras atas komentar Merkel tersebut.
Menurut dia, sangat disesalkan bahwa Merkel melihat kebijakan reformasi yang diterapkan Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Renzi masih kurang.
“Pemerintah Italia tidak pernah mengizinkan dirinya mencampuri anggota UE dan kami minta Jerman juga melakukan hal yang sama. Mungkin Kanselir Merkel harus fokus pada masalah domestik seperti kurangnya investasi atau ketidakseimbangan pembayaran. Itu akan menjadi kontribusi penting karena Eropa menunggu Berlin melakukannya sejak lama dan sejauh ini belum terjadi,” tegas Wakil Italia untuk UE, Sandro Gozi.
Menteri Keuangan Prancis Michel Sapin mengatakan, pernyataan Merkel mungkin ditujukan untuk anggota partainya sendiri, kubu konservatif Christian Democrats (CDU), yang menggelar kongres tahunan di Cologne.
Syarifudin
Menurut Luis de Guindos, penurunan harga konsumen selama lima bulan berturut-turut telah membantu pemulihan ekonomi Spanyol. Petunjuk utama deflasi ialah rumah tangga dan bisnis menunda belanja karena mereka memperkirakan harga terus turun.
“Tapi, di Spanyol terjadi kebalikannya, peningkatan konsumsi dan investasi. Penurunan harga memiliki dampak positif pada daya saing dan daya beli, yang membantu pemulihan ekonomi Spanyol,” papar Luis de Guindos pada surat kabar konservatif, ABC . Data resmi yang ditunjukkan pekan lalu menunjukkan penurunan harga konsumen sebesar 0,5% pada November, selama lima bulan berturutturut terjadi penurunan inflasi di Spanyol.
Penurunan inflasi yang tajam di 18 negara zona euro meningkatkan kekhawatiran bahwa wilayah itu dapat terjerumus dalam deflasi. Meluasnya penurunan harga mengganggu aktivitas ekonomi dan berisiko meningkatkan angka pengangguran. Demi mengatasi mengatasi risiko itu, Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga dan menawarkan langkah khusus untuk memompa likuiditas dalam sistem keuangan.
ECB mengisyaratkan mengambil langkah tegas jika diperlukan. Target inflasi tahunan ECB tetap berada di bawah 2,0%. Sementara, awal bulan ini, Italia dan Prancis merasa terganggu dengan seruan dari Kanselir Jerman Angela Merkel agar kedua negara menyesuaikan anggaran sesuai aturan Uni Eropa (UE). Menurut Italia dan Prancis, Merkel harus fokus pada masalah ekonominya sendiri daripada memberi kuliah pada negara lain.
Melalui wawancara dengan harian Jerman, Die Welt, Merkel menyeru Italia dan Prancis menerapkan langkah-langkah tambahan menjelang keputusan Komisi Eropa pada Maret mendatang. Komisi Eropa akan memutuskan apakah anggaran kedua negara sudah sesuai dengan aturan defisit dan utang UE.
Jika Italia dan Prancis belum juga menyesuaikan anggarannya, maka Komisi Eropa dapat menerapkan sanksi pada Prancis karena tidak memangkas defisit dan menempatkan Italia pada proses pendisiplinan karena level utangnya. Komisi telah menjelaskan bahwa apa yang ada di meja sejauh ini tidak cukup. Saya sepakat dengan ini,” tegas Merkel, dikutip kantor berita Reuters . Pejabat senior Italia bereaksi keras atas komentar Merkel tersebut.
Menurut dia, sangat disesalkan bahwa Merkel melihat kebijakan reformasi yang diterapkan Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Renzi masih kurang.
“Pemerintah Italia tidak pernah mengizinkan dirinya mencampuri anggota UE dan kami minta Jerman juga melakukan hal yang sama. Mungkin Kanselir Merkel harus fokus pada masalah domestik seperti kurangnya investasi atau ketidakseimbangan pembayaran. Itu akan menjadi kontribusi penting karena Eropa menunggu Berlin melakukannya sejak lama dan sejauh ini belum terjadi,” tegas Wakil Italia untuk UE, Sandro Gozi.
Menteri Keuangan Prancis Michel Sapin mengatakan, pernyataan Merkel mungkin ditujukan untuk anggota partainya sendiri, kubu konservatif Christian Democrats (CDU), yang menggelar kongres tahunan di Cologne.
Syarifudin
(ars)