Subsidi Tetap BBM Rp1.500-2.000 per Liter

Kamis, 18 Desember 2014 - 13:16 WIB
Subsidi Tetap BBM Rp1.500-2.000...
Subsidi Tetap BBM Rp1.500-2.000 per Liter
A A A
JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyebutkan, subsidi tetap bahan bakar minyak (BBM) diproyeksikan di kisaran Rp1.500– 2.000 per liter.

Subsidi tetap menjadi opsi paling favorit di antara kebijakan lain untuk mengurangi beban subsidi bahan bakar yang tengah dimatangkan pemerintah untuk tahun depan, yakni pelarangan mobil pribadi yang menggunakan BBM bersubsidi dan menaikkan harga.

Saat ini opsi serta besaran subsidi BBM masih dikaji di Kementerian Keuangan, sebelum kemudian dibahas bersama DPR sebelum diberlakukan. “Masih dibicarakan di Kemenkeu. Angkanya antara Rp1.500–2.000,” kata Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng seusai rapat bersama di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, kemarin.

Sebelumnya Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, dengan penerapan subsidi tetap, anggaran subsidi BBM bisa berkurang jauh bahkan lebih 50% dari jumlah yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 yang sekitar Rp270 triliun. Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa langkah ini diambil pemerintah untuk menghindari terjadinya situasi yang menegangkan saat akan dinaikkannya harga BBM.

Keputusan menetapkan harga premium sesuai harga pasar menurutnya segera diberlakukan setelah kondisi ekonomi stabil. “Secara otomatis, sama seperti anda membeli pertamax, tidak ada lagi rapat-rapat, diubah- ubah lagi (harganya),” ujar Wapres Jusuf Kalla dalam keterangan pers di Kantor Kepresidenan kemarin.

Sementara, Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin mengatakan, saat ini yang jadi masalah dalam menetapkan opsi subsidi tetap BBM adalah melemahnya kurs rupiah. Melemahnya rupiah menurutnya membuat harga beli tetap berada di atas harga BBM bersubsidi walaupun harga minyak turun.

“Sekarang rupiah Rp12.800. Kita sedang kaji subsidi tetap tapi dolar naik, itu yang jadi masalah,” kata dia. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Teguh Pamudji mengatakan, meski harga minyak dunia turun tajam, melemahnya rupiah membuat harga BBM bersubsidi yang dijual di pasar masih di bawah harga keekonomian.

Karena itu, pemerintah saat ini masih harus memberikan subsidi untuk BBM. Menurut perhitungan pemerintah, kendati harga minyak turun hingga ke kisaran USD60 per barel, harga keekonomian BBM bersubsidi jenis premium saat ini masih sekitar Rp8.665 per liter atau tetap di atas harga jual sebesar Rp8.500 per liter.

Kuota BBM Aman

Sementara, terkait kuota BBM bersubsidi pada 2015, Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng optimistis tidak akan melampaui jumlah yang telah ditetapkan dalam APBN-P 2014 sebesar 46 juta kiloliter (kl).

Kenaikan harga BBM barubaru ini menjadi jaminan kuota BBM bersubsidi akan aman hingga akhir tahun. Selain kenaikan harga BBM bersubsidi, penurunan harga minyak dunia juga ikut membantu mengamankan kuota BBM bersubsidi. Larangan penggunaan BBM bersubsidi bagi perahu nelayan berbobot 30 gros ton (GT) juga ikut membantu mengurangi konsumsi BBM bersubsidi.

“Jadi, enggak akan jebol,” tandasnya. Namun, berdasarkan prognosis terakhir PT Pertamina (Persero), kuota BBM bersubsidi akan tetap terlampaui kendati tidak sebesar sebelumnya. Kenaikan harga BBM, kendati mengurangi konsumsi, tak mampu menahan kelebihan penggunaan setidaknya 1 juta kl.

Jebolnya kuota BBM bersubsidi diperkirakan didominasi oleh bahan bakar jenis solar. Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakirmengatakan, jebolnya kuota BBM bersubsidi sebesar 1 juta kl merupakan urusan Pertamina dan Pemerintah. Pertamina dan pemerintah pun akan mencari solusi terkait jebolnya kuota BBM bersubsidi.

“Pada dasarnya yang penting adalah masyarakat terlebih dahulu. Nanti terkait over ini akan dibicarakan secara internal,” tuturnya.

Rarasati syarief/ Nanang wijayanto
(bhr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7419 seconds (0.1#10.140)