Perubahan Tren Penggunaan Energi Industri Bermasalah
A
A
A
JAKARTA - Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat memaparkah, perubahan tren penggunaan energi di kalangan industri masih menuai masalah.
Hal tersebut terutama disebabkan supply energi ke tempat-tempat industri belum maksimal.
"Tren baru penggunaan energi banyak bergeser. Dulu BBM jadi primadona, sebab BBM menempati urutan paling efisien. Namun sejak subsidi dicabut, saat ini pilihannya yakni penggunaan gas dan batu bara," jelas Ade di Jakarta, Senin (22/12/2014).
Menurutnya, penggunaan gas masih sulit, karena pipa penyalur di Jawa belum terkoneksi ke semua kawasan industri.
Karena itu, dari Banten hanya tersambung sampai karawang, di mana gas digunakan di kawasan tersebut.
Sementara, daerah lain belum bisa di lakukan. Cost inilah yang menjadi beban bagi industri di luar kawasan pipa gas.
Ade menjelaskan, batu bara merupakan barang padat, yang bisa di bawa, berbeda dengan gas.
Sebab itu, transportasi masih menjadi masalah karena menggunakan jalan raya. Hal Ini akan menambah kepadatan jalan raya, sehingga cost-nya semakin mahal.
Di sisi lain, kereta api masih belum dimanfaatkan. "Ini menjadi pikiran ke depan, pembuatan rel baja ke depan harus dilakukan," pungkas dia.
Hal tersebut terutama disebabkan supply energi ke tempat-tempat industri belum maksimal.
"Tren baru penggunaan energi banyak bergeser. Dulu BBM jadi primadona, sebab BBM menempati urutan paling efisien. Namun sejak subsidi dicabut, saat ini pilihannya yakni penggunaan gas dan batu bara," jelas Ade di Jakarta, Senin (22/12/2014).
Menurutnya, penggunaan gas masih sulit, karena pipa penyalur di Jawa belum terkoneksi ke semua kawasan industri.
Karena itu, dari Banten hanya tersambung sampai karawang, di mana gas digunakan di kawasan tersebut.
Sementara, daerah lain belum bisa di lakukan. Cost inilah yang menjadi beban bagi industri di luar kawasan pipa gas.
Ade menjelaskan, batu bara merupakan barang padat, yang bisa di bawa, berbeda dengan gas.
Sebab itu, transportasi masih menjadi masalah karena menggunakan jalan raya. Hal Ini akan menambah kepadatan jalan raya, sehingga cost-nya semakin mahal.
Di sisi lain, kereta api masih belum dimanfaatkan. "Ini menjadi pikiran ke depan, pembuatan rel baja ke depan harus dilakukan," pungkas dia.
(izz)