Korsel Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2015
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) kemarin memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2015 menjadi 3,8% dari 4,0%. Pemerintah Korsel berjanji melanjutkan ekspansi kebijakan untuk mendorong konsumsi domestik.
Revisi proyeksi ekonomi itu dirilis setelah bank sentral Korsel bulan ini memperingatkan proyeksi pertumbuhan 3,9% akan sulit untuk dipertahankan karena permintaan domestik terus berganti dari wilayah positif dan negatif. Selain itu, melemahnya nilai yen juga merusak daya saing perusahaan-perusahaan Korsel melawan perusahaan- perusahaan Jepang.
Kementerian Keuangan Korsel memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini juga akan direvisi turun menjadi 3,4% dari 3,7%. Tahun lalu pertumbuhan ekonomi Korsel 3,0%. “Kami harus mempertahankan ekspansi kebijakan fiskal dan makroekonomi sehingga orang dapat merasakandampakpemulihanekonomi,” ujar Presiden Korsel Park Geun-Hye saat bertemu para menteri untuk membahas masalah ekonomi.
Belanja konsumen telah pulih ke level yang lebih rendah dari proyeksi tahun ini, meskipun pemerintah telah meluncurkan paket stimulus dan sejumlah pemangkasan suku bunga Bank Sentral Korsel (Bank of Korea/ BoK) yang sekarang 2,0%. Menteri Keuangan Korsel ChoiKyung-Hwanmenjelaskan, permintaan domestik mungkin menguat tahun depan, dibantu dengan rendahnya harga minyak.
“Ekonomi kita akan menguat secara bertahap karena ekspansi kebijakan makroekonomi, melemahnya harga minyak dunia, dan proyeksi pemulihan ekonomi global,” paparnya, dikutip kantor berita AFP. Meski demikian, melemahnya ekonomi di China dan Eropa, serta proyeksi pengetatan kebijakan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/Fed), mungkin akan membebani pertumbuhan ekonomi Korsel.
Pemerintah Korsel juga memproyeksikan harga konsumen akan naik sekitar 2,0% tahun depan, lebih cepat dibandingkan proyeksi tahun ini 1,3%. Surplus rekening berjalan Korsel pada 2015 mungkin turun menjadi USD82 miliar dari USD89 miliar tahun ini. Sementara, Pemerintah Korsel mengumumkan paket stimulus sebesar USD40 miliar pada Juli lalu saat Menteri Keuangan Choi Kyong-Hwan memperingatkan risiko resesi.
Paket stimulus sebesar 41 triliun won itu termasuk 11,7 triliun won untuk menambah belanja dan 29 triliun won untuk dukungan keuangan tambahan. Beberapa analis sebelumnya menyatakan, dampak tragedi tenggelamnya kapal feri Sewol di Korsel pada April lalu ternyata masih membayangi ekonomi negara itu.
Syarifudin
Revisi proyeksi ekonomi itu dirilis setelah bank sentral Korsel bulan ini memperingatkan proyeksi pertumbuhan 3,9% akan sulit untuk dipertahankan karena permintaan domestik terus berganti dari wilayah positif dan negatif. Selain itu, melemahnya nilai yen juga merusak daya saing perusahaan-perusahaan Korsel melawan perusahaan- perusahaan Jepang.
Kementerian Keuangan Korsel memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini juga akan direvisi turun menjadi 3,4% dari 3,7%. Tahun lalu pertumbuhan ekonomi Korsel 3,0%. “Kami harus mempertahankan ekspansi kebijakan fiskal dan makroekonomi sehingga orang dapat merasakandampakpemulihanekonomi,” ujar Presiden Korsel Park Geun-Hye saat bertemu para menteri untuk membahas masalah ekonomi.
Belanja konsumen telah pulih ke level yang lebih rendah dari proyeksi tahun ini, meskipun pemerintah telah meluncurkan paket stimulus dan sejumlah pemangkasan suku bunga Bank Sentral Korsel (Bank of Korea/ BoK) yang sekarang 2,0%. Menteri Keuangan Korsel ChoiKyung-Hwanmenjelaskan, permintaan domestik mungkin menguat tahun depan, dibantu dengan rendahnya harga minyak.
“Ekonomi kita akan menguat secara bertahap karena ekspansi kebijakan makroekonomi, melemahnya harga minyak dunia, dan proyeksi pemulihan ekonomi global,” paparnya, dikutip kantor berita AFP. Meski demikian, melemahnya ekonomi di China dan Eropa, serta proyeksi pengetatan kebijakan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/Fed), mungkin akan membebani pertumbuhan ekonomi Korsel.
Pemerintah Korsel juga memproyeksikan harga konsumen akan naik sekitar 2,0% tahun depan, lebih cepat dibandingkan proyeksi tahun ini 1,3%. Surplus rekening berjalan Korsel pada 2015 mungkin turun menjadi USD82 miliar dari USD89 miliar tahun ini. Sementara, Pemerintah Korsel mengumumkan paket stimulus sebesar USD40 miliar pada Juli lalu saat Menteri Keuangan Choi Kyong-Hwan memperingatkan risiko resesi.
Paket stimulus sebesar 41 triliun won itu termasuk 11,7 triliun won untuk menambah belanja dan 29 triliun won untuk dukungan keuangan tambahan. Beberapa analis sebelumnya menyatakan, dampak tragedi tenggelamnya kapal feri Sewol di Korsel pada April lalu ternyata masih membayangi ekonomi negara itu.
Syarifudin
(bbg)