Sofyan Basir Tertantang Jadi Dirut PLN
Sofyan Basir Tertantang Jadi Dirut PLN
A
A
A
KEMENTERIAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru saja mengumumkan pergantian direksi PT PLN (Persero), dan mendapuk Direktur Utama (Dirut) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sofyan Basir sebagai dirut PLN yang baru.
Sofyan diplot ke perusahaan listrik milik negara ini, untuk menggantikan Nur Pamudji yang beberapa waktu lalu telah mengundurkan diri.
Lantas apa alasan Sofyan Basyir menerima tawaran tersebut?
Ditemui usai konferensi pers pergantian direksi PLN kemarin, Sofyan menuturkan bahwa dirinya tertantang untuk menerima tawaran menjadi dirut PLN.
Menurutnya, perbedaan yang ada di dua perusahaan pelat merah ini menjadi tantangan tersendiri untuknya. Sehingga dia berani mengambil keputusan untuk menerima tawaran tersebut.
"Tantangan yang berbeda saya rasa (jadi dirut PLN). Tapi ini sebuah tantangan," ujarnya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Mantan orang nomor satu di PT Bank Bukopin Tbk ini mengungkapkan, pengalamannya selama lima tahun bekerja di Bukopin, dan sepuluh tahun di BRI bisa diterapkannya di PLN.
Terlebih, pria kelahiran Bogor 2 Mei 1956 ini mengaku, para pendahulu PLN juga telah menanamkan pondasi yang baik di tubuh perusahaan negara tersebut.
"Kami melanjutkan untuk bisa lebih baik lagi, dan itu akan menjadi kebanggaan bagi Pak Nur (mantan Dirut PLN Nur Pamudji) yang sudah meletakkan pondasi," jelas dia.
Di lingkungan BUMN, Sofyan bukan orang baru. Dirinya pernah menduduki posisi orang nomor satu di BRI selama dua periode.
Pertama, Sofyan ditunjuk pada 17 Mei 2005 dan kemudian kembali terpilih untuk periode kedua pada 20 Mei 2010.
Sarjana Ekonomi Trisakti ini memulai karirnya pada 1981 di Bank Duta, kemudian pada 1986 bergabung dengan Bukopin.
Sebelum menduduki kursi orang nomor satu di BRI, Sofyan juga pernah mengenyam kedudukan penting di industri perbankan, dengan menjabat sebagai direktur utama Bukopin.
Sofyan diplot ke perusahaan listrik milik negara ini, untuk menggantikan Nur Pamudji yang beberapa waktu lalu telah mengundurkan diri.
Lantas apa alasan Sofyan Basyir menerima tawaran tersebut?
Ditemui usai konferensi pers pergantian direksi PLN kemarin, Sofyan menuturkan bahwa dirinya tertantang untuk menerima tawaran menjadi dirut PLN.
Menurutnya, perbedaan yang ada di dua perusahaan pelat merah ini menjadi tantangan tersendiri untuknya. Sehingga dia berani mengambil keputusan untuk menerima tawaran tersebut.
"Tantangan yang berbeda saya rasa (jadi dirut PLN). Tapi ini sebuah tantangan," ujarnya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Mantan orang nomor satu di PT Bank Bukopin Tbk ini mengungkapkan, pengalamannya selama lima tahun bekerja di Bukopin, dan sepuluh tahun di BRI bisa diterapkannya di PLN.
Terlebih, pria kelahiran Bogor 2 Mei 1956 ini mengaku, para pendahulu PLN juga telah menanamkan pondasi yang baik di tubuh perusahaan negara tersebut.
"Kami melanjutkan untuk bisa lebih baik lagi, dan itu akan menjadi kebanggaan bagi Pak Nur (mantan Dirut PLN Nur Pamudji) yang sudah meletakkan pondasi," jelas dia.
Di lingkungan BUMN, Sofyan bukan orang baru. Dirinya pernah menduduki posisi orang nomor satu di BRI selama dua periode.
Pertama, Sofyan ditunjuk pada 17 Mei 2005 dan kemudian kembali terpilih untuk periode kedua pada 20 Mei 2010.
Sarjana Ekonomi Trisakti ini memulai karirnya pada 1981 di Bank Duta, kemudian pada 1986 bergabung dengan Bukopin.
Sebelum menduduki kursi orang nomor satu di BRI, Sofyan juga pernah mengenyam kedudukan penting di industri perbankan, dengan menjabat sebagai direktur utama Bukopin.
(izz)
Explore More