Minyak Brent Diperdagangkan di Atas USD60/Barel
A
A
A
SINGAPURA - Minyak mentah jenis Brent diperdagangkan di atas USD60 per barel di London di tengah volatilitas tertinggi dalam lebih dari tiga tahun karena Arab Saudi sebagai eksportir minyak mentah terbesar di dunia memberikan kepercayaan pasar.
Direktur Ashmore Group Plc untuk Timir Tengah John Sfakianakis mengatakan, Arab Saudi yang memperkirakan minyak berada di harga USD80 per barel pada tahun depan, mengirimkan pesan bahwa pemerintah mengharapkan rebound harga.
Pemerintah Saudi memperkirakan harga minyak USD80 per barel pada tahun depan, turun dibanding tahun ini sebesar USD103 per barel. Minyak telah menyumbang 89% pendapatan negara tersebut.
Sementara Menteri Perminyakan Irak Adel Abdul Mahdi mengatakan bahwa harga minyak yang adil berada di kisaran USD70-USD80 per barel.
Berdasarkan data Bloomberg, volatilitas naik ke level tertinggi sejak Oktober 2011. Minyak Brent berjangka naik 0,6%, kenaikan kali kedua dalam tiga hari.
Minyak telah menurun 46% sepanjang tahun ini, dan menuju ke penurunan terbesar sejak 2008 setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menolak memangkas pasokan untuk mempertahankan pangsa pasar, di tengah kenaikan tertinggi produksi minyak di Amerika Serikat (AS) dalam lebih dari tiga dekade, sehingga menyebabkan banjir pasokan di dunia.
"Pasar berfluktuasi hari ini karena kurangnya likuiditas. Ketidakpastian masih membayangi pasar karena OPEC dan AS belum mengisyaratkan penurunan atau perlambatan produksi mereka," kata analis di Hyundai Futures Corp Will Yun seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (26/12/2014).
Minyak Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Februari naik 38 sen menjadi USD60,62 per barel dan berada di USD60,37 pada pukul 10.15 waktu Singapura, naik dibanding 24 Desember 2014 sebesar USD60,24.
Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap West texas Intermediate (WTI) diperdagangkan sebesar USD4,24. Brent telah turun 1,7% sepanjang pekan ini, penurunan mingguan kelima.
Sementara WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari naik 39 sen atau 0,7% ke USD56,23, naik dibanding posisi 24 Desember 2014 sebesar USD55,84. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 53% di bawah rata-rata 100 hari.
Direktur Ashmore Group Plc untuk Timir Tengah John Sfakianakis mengatakan, Arab Saudi yang memperkirakan minyak berada di harga USD80 per barel pada tahun depan, mengirimkan pesan bahwa pemerintah mengharapkan rebound harga.
Pemerintah Saudi memperkirakan harga minyak USD80 per barel pada tahun depan, turun dibanding tahun ini sebesar USD103 per barel. Minyak telah menyumbang 89% pendapatan negara tersebut.
Sementara Menteri Perminyakan Irak Adel Abdul Mahdi mengatakan bahwa harga minyak yang adil berada di kisaran USD70-USD80 per barel.
Berdasarkan data Bloomberg, volatilitas naik ke level tertinggi sejak Oktober 2011. Minyak Brent berjangka naik 0,6%, kenaikan kali kedua dalam tiga hari.
Minyak telah menurun 46% sepanjang tahun ini, dan menuju ke penurunan terbesar sejak 2008 setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menolak memangkas pasokan untuk mempertahankan pangsa pasar, di tengah kenaikan tertinggi produksi minyak di Amerika Serikat (AS) dalam lebih dari tiga dekade, sehingga menyebabkan banjir pasokan di dunia.
"Pasar berfluktuasi hari ini karena kurangnya likuiditas. Ketidakpastian masih membayangi pasar karena OPEC dan AS belum mengisyaratkan penurunan atau perlambatan produksi mereka," kata analis di Hyundai Futures Corp Will Yun seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (26/12/2014).
Minyak Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Februari naik 38 sen menjadi USD60,62 per barel dan berada di USD60,37 pada pukul 10.15 waktu Singapura, naik dibanding 24 Desember 2014 sebesar USD60,24.
Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap West texas Intermediate (WTI) diperdagangkan sebesar USD4,24. Brent telah turun 1,7% sepanjang pekan ini, penurunan mingguan kelima.
Sementara WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari naik 39 sen atau 0,7% ke USD56,23, naik dibanding posisi 24 Desember 2014 sebesar USD55,84. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 53% di bawah rata-rata 100 hari.
(rna)