Sawit Sumbermas Anggarkan Belanja Modal Rp375 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure /capex) sebesar USD30 juta atau setara Rp375 miliar (Rp12.500/USD) pada tahun depan.
Presiden Direktur Sawit Sumbermas Sarana Rimbun Situmorang mengatakanm, capex tersebut akan digunakan untuk menanam pohon sawit baru di lahan 5.000 hektare (ha) setiap tahun dengan perkiraan total biaya tanam selama tiga tahun USD6.000/ha. “Tentunya di tahun pertama kita hanya mengeluarkan sekitar 50% dari total biaya tanam, sehingga kita hanya mengeluarkan USD30 juta,” kata Rimbun dalam rilisnya di Jakarta kemarin.
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk pengembangan crude palm oil (CPO) mill, perseroan masih memiliki kapasitas. Sehingga, tahun depan tidak ada rencana capex untuk pembangunan pabrik baru. “Kami yakin laba perusahaan masih akan meningkat tahun depan, hal ini disebabkan karena age profile yang masih muda,” paparnya.
Hal tersebut juga didukung adanya konsolidasi dengan PT Tanjung Sawit Abadi (TSA) dan PT Sawit Multi Utama (SMU). Maka, age profile yang masih muda menjadi 6,5 tahunan. Belum lama ini perseroan telah mengakuisisi TSA dan SMU senilai Rp1,61 triliun atau setara USD129 juta.
“Hal ini memberikan prospek untuk dapat tumbuh secara organik dan produksinya juga akan naik. Dengan catatan, kita bisa menjaga biaya produksi, tentunya laba kita akan tetap meningkat,” paparnya. Emiten produsen kelapa sawit tersebut pada tahun depan membidik peningkatan laba bersih sebesar 25% atau setara Rp918,75 miliar.
Hingga akhir tahun ini perseroan memperkirakan memperoleh net income di angka Rp735 miliar. Perolehan tersebut tidak termasuk kontribusi dari TSA dan SMU. “Estimasi tahun depan net income akan tumbuh 20-25% termasuk kontribusi aset baru yang akan diakuisisi,” kata Rimbun.
Sebelumnya, Corporate Secretary Sawit Sumber Sarana Hadi Susilo menjelaskan, selama sembilan bulan pertama tahun ini perseroan telah memperoleh laba bersih di angka Rp477,6 miliar atau naik 39,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. “Keunggulan kami dalam memperoleh laba yaitu dengan lahan seluas 78.070 ha dan berada di daerah strategis,” katanya.
Heru febrianto
Presiden Direktur Sawit Sumbermas Sarana Rimbun Situmorang mengatakanm, capex tersebut akan digunakan untuk menanam pohon sawit baru di lahan 5.000 hektare (ha) setiap tahun dengan perkiraan total biaya tanam selama tiga tahun USD6.000/ha. “Tentunya di tahun pertama kita hanya mengeluarkan sekitar 50% dari total biaya tanam, sehingga kita hanya mengeluarkan USD30 juta,” kata Rimbun dalam rilisnya di Jakarta kemarin.
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk pengembangan crude palm oil (CPO) mill, perseroan masih memiliki kapasitas. Sehingga, tahun depan tidak ada rencana capex untuk pembangunan pabrik baru. “Kami yakin laba perusahaan masih akan meningkat tahun depan, hal ini disebabkan karena age profile yang masih muda,” paparnya.
Hal tersebut juga didukung adanya konsolidasi dengan PT Tanjung Sawit Abadi (TSA) dan PT Sawit Multi Utama (SMU). Maka, age profile yang masih muda menjadi 6,5 tahunan. Belum lama ini perseroan telah mengakuisisi TSA dan SMU senilai Rp1,61 triliun atau setara USD129 juta.
“Hal ini memberikan prospek untuk dapat tumbuh secara organik dan produksinya juga akan naik. Dengan catatan, kita bisa menjaga biaya produksi, tentunya laba kita akan tetap meningkat,” paparnya. Emiten produsen kelapa sawit tersebut pada tahun depan membidik peningkatan laba bersih sebesar 25% atau setara Rp918,75 miliar.
Hingga akhir tahun ini perseroan memperkirakan memperoleh net income di angka Rp735 miliar. Perolehan tersebut tidak termasuk kontribusi dari TSA dan SMU. “Estimasi tahun depan net income akan tumbuh 20-25% termasuk kontribusi aset baru yang akan diakuisisi,” kata Rimbun.
Sebelumnya, Corporate Secretary Sawit Sumber Sarana Hadi Susilo menjelaskan, selama sembilan bulan pertama tahun ini perseroan telah memperoleh laba bersih di angka Rp477,6 miliar atau naik 39,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. “Keunggulan kami dalam memperoleh laba yaitu dengan lahan seluas 78.070 ha dan berada di daerah strategis,” katanya.
Heru febrianto
(bbg)