Minyak Naik di Tengah Spekulasi Produksi Libya Terganggu
A
A
A
SEOUL - Harga minyak mentah global naik untuk kali pertama dalam tiga hari menyusul kebakaran tangki penyimpanan minyak terbesar di Libya. Hal ini mendorong spekulasi bahwa produksi dari Libya akan terganggu.
Juru bicara Petroleum Facilities Guard Ali al-Hasy mengatakan, angin dari selatan mengancam meluasnya kobaran api di tangki di pelabuhan Es Sider Libya. Api telah membakar tiga dari lima fasilitas, yang menyimpan 6,2 juta barel minyak, atau empat kali kapasitas produksi harian negara itu.
Data yang dikumpulkan Bloomberg menunjukkan, produksi minyak Libya mencapai 580 ribu barel per hari (bph) pada bulan November, turun dari posisi akhir 2010 sebanyak 1,59 juta bph.
Minyak menuju penurunan tahunan terbesar sejak 2008 karena anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menolak pemangkasan pasokan untuk mempertahankan pangsa pasar dan Amerika Serikat (AS) memproduksi minyak pada tingkat tertinggi dalam lebih dari tiga dekade.
"Jelas potensi gangguan pasokan bisa konstruktif terhadap harga minyak," kata ahli strategi utama di CMC Markets Michael McCarthy seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (29/12/2014).
Kendati demikian, menurut dia, semua orang sudah tahu tentang hal ini selama lebih dari sepekan dan pasar tampaknya mengabaikannya. Jadi, hanya sementara mendorong harga minyak lebih tinggi, namun kecelakaan itu bukan menjadi pendorong utama kenaikan harga.
Minyak Brent berjangka naik 1,6% di London setelah meluncur 3,1% pada pekan lalu. Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Februari naik sebanyak 95 sen menjadi USD60,40 per barel, dan berada di USD59,85 pada pukul 08.56 pagi waktu Singapura.
Brent turun 79 sen, atau 1,3% menjadi ditutup pada USD59,45 pada 26 Desember 2014. Harga telah turun 46% sepanjang tahun ini.
Sementara West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari bertambah 63 sen, atau 1,2% ke USD55,36 per barel. Kontrak turun 2% menjadi USD54,73 pada hari Jumat.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 5% di bawah rata-rata 100-hari. Premi minyak mentah patokan AS ini terhadap Brent diperdagangkan sebesar USD4,47, dibandingkan akhir pekan lalu USD4,72.
Libya berada dalam perang saudara sejak 2011, ketika diktator Muammar Qaddafi tewas setelah memerintah selama 42 tahun. Kebakaran di Es Sider terjadi pada 25 Desember 2014 setelah kelompok militan Libya mencoba merebut kilang minyak tersebut.
Juru bicara Petroleum Facilities Guard Ali al-Hasy mengatakan, angin dari selatan mengancam meluasnya kobaran api di tangki di pelabuhan Es Sider Libya. Api telah membakar tiga dari lima fasilitas, yang menyimpan 6,2 juta barel minyak, atau empat kali kapasitas produksi harian negara itu.
Data yang dikumpulkan Bloomberg menunjukkan, produksi minyak Libya mencapai 580 ribu barel per hari (bph) pada bulan November, turun dari posisi akhir 2010 sebanyak 1,59 juta bph.
Minyak menuju penurunan tahunan terbesar sejak 2008 karena anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menolak pemangkasan pasokan untuk mempertahankan pangsa pasar dan Amerika Serikat (AS) memproduksi minyak pada tingkat tertinggi dalam lebih dari tiga dekade.
"Jelas potensi gangguan pasokan bisa konstruktif terhadap harga minyak," kata ahli strategi utama di CMC Markets Michael McCarthy seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (29/12/2014).
Kendati demikian, menurut dia, semua orang sudah tahu tentang hal ini selama lebih dari sepekan dan pasar tampaknya mengabaikannya. Jadi, hanya sementara mendorong harga minyak lebih tinggi, namun kecelakaan itu bukan menjadi pendorong utama kenaikan harga.
Minyak Brent berjangka naik 1,6% di London setelah meluncur 3,1% pada pekan lalu. Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Februari naik sebanyak 95 sen menjadi USD60,40 per barel, dan berada di USD59,85 pada pukul 08.56 pagi waktu Singapura.
Brent turun 79 sen, atau 1,3% menjadi ditutup pada USD59,45 pada 26 Desember 2014. Harga telah turun 46% sepanjang tahun ini.
Sementara West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Februari bertambah 63 sen, atau 1,2% ke USD55,36 per barel. Kontrak turun 2% menjadi USD54,73 pada hari Jumat.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 5% di bawah rata-rata 100-hari. Premi minyak mentah patokan AS ini terhadap Brent diperdagangkan sebesar USD4,47, dibandingkan akhir pekan lalu USD4,72.
Libya berada dalam perang saudara sejak 2011, ketika diktator Muammar Qaddafi tewas setelah memerintah selama 42 tahun. Kebakaran di Es Sider terjadi pada 25 Desember 2014 setelah kelompok militan Libya mencoba merebut kilang minyak tersebut.
(rna)