Masalah Infrastruktur Kendala Investasi di Jateng
A
A
A
SEMARANG - Masalah infrastruktur masih menjadi kendala bagi Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menarik investasi secara maksimal.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Frans Kongi mengatakan, buruknya infrastruktur di Jateng menghambat daya saing perusahaan-perusahaan yang sudah ada.
Meski pembenahan infrastruktur butuh waktu lama, namun jika melihat progress yang ada, tahun depan persoalan ini masih akan menjadi kendala masuknya investasi.
“Permasalan infrastruktur ini, terutama akses jalan ke sentra-sentra kawasan industri ke pelabuhan terkait arus barang ekspor impor. Pembangunan yang saat ini sedang berlangsung diperkirakan tidak akan bisa mengimbangi masuknya investasi pada 2015 yang diperkirakan akan lebih besar,” ujarnya, Senin (29/12/2014).
Sementara itu, disinggung terkait dnegan kondisi ekonomi tahun depan, Frans menyatakan, prediksi ekonomi Jateng pada 2015 akan lebih baik dari 2014. Namun, pengusaha masih dikhawatirkan dengan masih terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD).
Sebab itu Apindo sangat berharap, rupiah segera bisa menguat, karena tidak menutup kemungkinan perusahaan yang bergantung pada bahan baku impor akan berhenti beroperasi.
“Dolar sangat berpengaruh apalagi bagi perusahaan yang bergantung pada bahan baku impor, sangat tertekan mereka,” terangnya.
Wakil Ketua Apindo Jateng Dedy Mulyadi menambahkan, saat ini sejumlah investor dari berbagai negara, seperti China, Amerika dan negara-negara lain sudah melakukan penjajagan, untuk masuk ke provinsi Jateng.
Sejumlah kawasan yang bakal jadi incaran investor antara lain Solo, Kabupaten Semarang, Kendal dan Kota Semarang. Perusahaan yang akan masuk yakni sektor usaha tekstil, makananan hingga farmasi.
”Oleh sebab itulah, provinsi ini harus siap baik sarana fisik maupun sumber daya manusia," tandasnya
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Frans Kongi mengatakan, buruknya infrastruktur di Jateng menghambat daya saing perusahaan-perusahaan yang sudah ada.
Meski pembenahan infrastruktur butuh waktu lama, namun jika melihat progress yang ada, tahun depan persoalan ini masih akan menjadi kendala masuknya investasi.
“Permasalan infrastruktur ini, terutama akses jalan ke sentra-sentra kawasan industri ke pelabuhan terkait arus barang ekspor impor. Pembangunan yang saat ini sedang berlangsung diperkirakan tidak akan bisa mengimbangi masuknya investasi pada 2015 yang diperkirakan akan lebih besar,” ujarnya, Senin (29/12/2014).
Sementara itu, disinggung terkait dnegan kondisi ekonomi tahun depan, Frans menyatakan, prediksi ekonomi Jateng pada 2015 akan lebih baik dari 2014. Namun, pengusaha masih dikhawatirkan dengan masih terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD).
Sebab itu Apindo sangat berharap, rupiah segera bisa menguat, karena tidak menutup kemungkinan perusahaan yang bergantung pada bahan baku impor akan berhenti beroperasi.
“Dolar sangat berpengaruh apalagi bagi perusahaan yang bergantung pada bahan baku impor, sangat tertekan mereka,” terangnya.
Wakil Ketua Apindo Jateng Dedy Mulyadi menambahkan, saat ini sejumlah investor dari berbagai negara, seperti China, Amerika dan negara-negara lain sudah melakukan penjajagan, untuk masuk ke provinsi Jateng.
Sejumlah kawasan yang bakal jadi incaran investor antara lain Solo, Kabupaten Semarang, Kendal dan Kota Semarang. Perusahaan yang akan masuk yakni sektor usaha tekstil, makananan hingga farmasi.
”Oleh sebab itulah, provinsi ini harus siap baik sarana fisik maupun sumber daya manusia," tandasnya
(dmd)