JK Imbau Capital Gain Jangan Dibawa ke Luar Negeri
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengimbau agar setiap keuntungan yang didapatkan oleh emiten (capital gain) di Tanah Air, tidak dibawa ke luar negeri.
"Saya minta emiten yang ada, agar keuntungan yang didapat di sini jangan di simpan di luar. Jangan sampai capital gain dipakai di luar. Jangan disimpan di Singapura atau Hongkong. Tapi, kembali diinvestasikan di negeri ini, agar terjadi pertumbuhan yang baru. Karena kalau tidak ada keadilan, maka akan gampang drop," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (30/12/2014).
Selain itu, dia juga berharap agar para emiten jangan hanya mengacu pada pertumbuhan sendiri, tapi petumbuhan harus bisa dirasakan semua orang.
JK mengibaratkan hal ini seperti saat seseorang menjual ikan dalam kaleng. Ikan dalam kaleng tersebut kemudian dijual ke orang lain dengan harga yang lebih tinggi, namun ketika dibuka ikan tersebut busuk.
"Emiten jangan hanya menikmati pertumbuhannya sendiri, tapi juga harus bisa dinikmati semua orang. Jangan hanya melihat dari indeks harga saham, tapi juga produktivitas perlu jadi perhatiaan," tegasnya.
"Saya minta emiten yang ada, agar keuntungan yang didapat di sini jangan di simpan di luar. Jangan sampai capital gain dipakai di luar. Jangan disimpan di Singapura atau Hongkong. Tapi, kembali diinvestasikan di negeri ini, agar terjadi pertumbuhan yang baru. Karena kalau tidak ada keadilan, maka akan gampang drop," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (30/12/2014).
Selain itu, dia juga berharap agar para emiten jangan hanya mengacu pada pertumbuhan sendiri, tapi petumbuhan harus bisa dirasakan semua orang.
JK mengibaratkan hal ini seperti saat seseorang menjual ikan dalam kaleng. Ikan dalam kaleng tersebut kemudian dijual ke orang lain dengan harga yang lebih tinggi, namun ketika dibuka ikan tersebut busuk.
"Emiten jangan hanya menikmati pertumbuhannya sendiri, tapi juga harus bisa dinikmati semua orang. Jangan hanya melihat dari indeks harga saham, tapi juga produktivitas perlu jadi perhatiaan," tegasnya.
(dmd)