Pengamat: Aneh jika Harga Premium Tak Diturunkan
A
A
A
JAKARTA - Pengamat energi Marwan Batubara menilai wajar jika pemerintah menurunkan harga BBM premium, bahkan aneh jika harganya tidak diturunkan.
Seperti diketahui, pemerintah akhirnya menurunkan harga BBM jenis premium dari Rp8.500 menjadi Rp7.600 per liter. Pemerintah tak lagi mengucurkan subsidi untuk premium atau Rp0 untuk premium.
"Jadi memang harus turun. Aneh kalau enggak turun. Karena harga minyak dunia sedang turun juga kan sekarang," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Kamis (1/1/2015).
Menurutnya, 2-3 pekan lalu, pemerintah sudah untung dengan turunnya harga minyak dunia dengan harga Rp8.500 per liter.
"Kalau mau konfersi harga minyak dunia per liternya berapa, itu dihitung untungnya di pemerintah sudah Rp700-Rp1.000 per liter. Jadi mestinya memang penurunan itu sejak beberapa minggu yang lalu," tutur Marwan.
Seperti diketahui, pemerintah akhirnya menurunkan harga BBM jenis premium dari Rp8.500 menjadi Rp7.600 per liter. Pemerintah tak lagi mengucurkan subsidi untuk premium atau Rp0 untuk premium.
"Jadi memang harus turun. Aneh kalau enggak turun. Karena harga minyak dunia sedang turun juga kan sekarang," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Kamis (1/1/2015).
Menurutnya, 2-3 pekan lalu, pemerintah sudah untung dengan turunnya harga minyak dunia dengan harga Rp8.500 per liter.
"Kalau mau konfersi harga minyak dunia per liternya berapa, itu dihitung untungnya di pemerintah sudah Rp700-Rp1.000 per liter. Jadi mestinya memang penurunan itu sejak beberapa minggu yang lalu," tutur Marwan.
(izz)