BPS Klaim Jumlah Penduduk Miskin Turun
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengklaim jumlah penduduk miskin pada September 2014 menurun tipis, yakni 1,71%.
Kepala BPS Suryamin menerangkan, pada September 2014 jumlah penduduk miskin mencapai 27,73 juta orang, atau 10,96%. Jika dibanding Maret 2014, dengan jumlah penduduk miskin 28,28 juta orang, maka terjadi penurunan sebesar 1, 71%.
Secara tahunan, tren kemiskinan dari 2009 turun meski lambat. Dari 14,15% di 2009 menjadi 10,96% di 2014.
"Semakin lama semakin kecil, ini disebabkan karena sudah mencapai level khusus. Jadi, jika tidak ada penanganan khusus bagai level khusus tersebut, maka penurunannya akan landai saja," tuturnya di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (2/1/2015).
Tingkat kemiskinan di 2014 disebabkan beberapa faktor, seperti laju inflasi Maret-September 2014, upah nominal harian tani 1,60% pada September 2014 atau dari Rp44.125 menjadi Rp44.833.
Sementara, harga eceran komoditas juga mengalami penurunan seperti cabai, beras, dan dan gula pasir. Terakhir, peningkatan penduduk miskin indonesia periode Maret-September 2014 dipengaruhi oleh PDB Indonesia yang meningkat.
Dia mengatakan, sebaran penduduk miskin masih didominasi Maluku dan Papua mencapai 21,86%. Dikuti Bali dan Nusa Tenggara, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
Berdasarkan jenis komoditi, beras masih berpengaruh terhadap garis kemiskinan baik di desa maupun di kota masing-masing 31,61% dan 23,39%. Disusul rokok kretek filter sebesar 11,18% di perkotaan dan 9,39% di pedesaan.
"Sebenarnya, jika konsumsi rokok ini dikurangi, maka kalori masyarakat akan meningkat, sehingga ke depan kita bisa keluar dari garis kemiskinan," tandasnya.
Kepala BPS Suryamin menerangkan, pada September 2014 jumlah penduduk miskin mencapai 27,73 juta orang, atau 10,96%. Jika dibanding Maret 2014, dengan jumlah penduduk miskin 28,28 juta orang, maka terjadi penurunan sebesar 1, 71%.
Secara tahunan, tren kemiskinan dari 2009 turun meski lambat. Dari 14,15% di 2009 menjadi 10,96% di 2014.
"Semakin lama semakin kecil, ini disebabkan karena sudah mencapai level khusus. Jadi, jika tidak ada penanganan khusus bagai level khusus tersebut, maka penurunannya akan landai saja," tuturnya di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (2/1/2015).
Tingkat kemiskinan di 2014 disebabkan beberapa faktor, seperti laju inflasi Maret-September 2014, upah nominal harian tani 1,60% pada September 2014 atau dari Rp44.125 menjadi Rp44.833.
Sementara, harga eceran komoditas juga mengalami penurunan seperti cabai, beras, dan dan gula pasir. Terakhir, peningkatan penduduk miskin indonesia periode Maret-September 2014 dipengaruhi oleh PDB Indonesia yang meningkat.
Dia mengatakan, sebaran penduduk miskin masih didominasi Maluku dan Papua mencapai 21,86%. Dikuti Bali dan Nusa Tenggara, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
Berdasarkan jenis komoditi, beras masih berpengaruh terhadap garis kemiskinan baik di desa maupun di kota masing-masing 31,61% dan 23,39%. Disusul rokok kretek filter sebesar 11,18% di perkotaan dan 9,39% di pedesaan.
"Sebenarnya, jika konsumsi rokok ini dikurangi, maka kalori masyarakat akan meningkat, sehingga ke depan kita bisa keluar dari garis kemiskinan," tandasnya.
(izz)