Prediksi Inflasi Desember BI Meleset
A
A
A
JAKARTA - Perkiraan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo soal inflasi Desember 2014 meleset.
Pihaknya memperkirakan inflasi akan berada di kisaran 2,1% dan 2,2%. Tetapi hasil pemantauan harga ternyata ada dikisaran 2,2%-2,4%. Sehingga hasilnya inflasi ada di angka 2,46%.
"Kita memahami itu cukup tinggi dan kita harapkan di Januari akan kembali menurun," ujarnya saat ditemui di gedung Bursa Efek (BEI), Jakarta, Jumat, (2/1/2015).
BI menilai faktor kenaikan inflasi disebabkan kenaikan harga BBM dan harga komoditas yang berfluktuatif.
"Misalnya tadi beberapa pangan strategis yang meningkat. Kita di Bank Indonesia sudah diundang untuk koordinasi dengan pemerintah dan Menteri Perekonomian," tutur dia.
Menurutnya, untuk dapat mengendalikan inflasi, koordinasi tersebut tidak hanya dilakukan di pemerintah pusat saja melainkan juga di daerah.
"Selain faktor pangan dan juga terkait dengan biaya transportasi yang terjadi di akhir tahun karena ada kegiatan keagamaan untuk Natal dan tahun baru," jelasnya.
Namun, lanjut Agus, setelah pemerintah mengumumkan penurunan harga BBM akan memberi dampak baik untuk dapat mengendalikan inflasi.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Desember 2014 menembus hingga 2,46%, sehingga tekanan pada inflasi tahunan (yoy) 2014 mencapai 8,36%.
(Baca: BPS Catat Indonesia Alami Inflasi 8,36% di 2014)
Pihaknya memperkirakan inflasi akan berada di kisaran 2,1% dan 2,2%. Tetapi hasil pemantauan harga ternyata ada dikisaran 2,2%-2,4%. Sehingga hasilnya inflasi ada di angka 2,46%.
"Kita memahami itu cukup tinggi dan kita harapkan di Januari akan kembali menurun," ujarnya saat ditemui di gedung Bursa Efek (BEI), Jakarta, Jumat, (2/1/2015).
BI menilai faktor kenaikan inflasi disebabkan kenaikan harga BBM dan harga komoditas yang berfluktuatif.
"Misalnya tadi beberapa pangan strategis yang meningkat. Kita di Bank Indonesia sudah diundang untuk koordinasi dengan pemerintah dan Menteri Perekonomian," tutur dia.
Menurutnya, untuk dapat mengendalikan inflasi, koordinasi tersebut tidak hanya dilakukan di pemerintah pusat saja melainkan juga di daerah.
"Selain faktor pangan dan juga terkait dengan biaya transportasi yang terjadi di akhir tahun karena ada kegiatan keagamaan untuk Natal dan tahun baru," jelasnya.
Namun, lanjut Agus, setelah pemerintah mengumumkan penurunan harga BBM akan memberi dampak baik untuk dapat mengendalikan inflasi.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Desember 2014 menembus hingga 2,46%, sehingga tekanan pada inflasi tahunan (yoy) 2014 mencapai 8,36%.
(Baca: BPS Catat Indonesia Alami Inflasi 8,36% di 2014)
(izz)