BPS Beberkan Pemicu Inflasi Awal 2015

Jum'at, 02 Januari 2015 - 16:13 WIB
BPS Beberkan Pemicu Inflasi Awal 2015
BPS Beberkan Pemicu Inflasi Awal 2015
A A A
JAKARTA - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menuturkan, sejumlah faktor akan ikut memengaruhi keseimbangan inflasi di awal 2015.

Menurutnya, selain harga bahan bakar minyak (BBM), harga komoditas pangan juga turut memengaruhi inflasi 2015.

"Ketetapan pemerintah untuk menurunkan harga premiun dari Rp8.500 menjadi Rp7.600 per liter atau turun sekitar 10% akan mengurangi dampak inflasi minimal 0,3%. Ini hanya untuk premium, belum solar dan pertamax yang ikut turun dari Rp9.950 menjadi Rp9.600," terangnya di kantor BPS, Jakarta, Jumat (2/1/2015).

Dia menjelaskan, jika penyesuaian harga BBM juga terjadi pada sejumlah sektor lain seperti transportasi, maka inflasi akan lebih kecil. Meski dari tahun ke tahun inflasi di Januari cenderung kecil. Normalnya inflasi Januari sekitar 1,0%-0,9%.

Di sisi lain, tekanan inflasi akan tinggi terutama disebabkan kenaikan harga gabah di awal tahun ini. Ini dipicu musim penghujan dan masuknya musim tanam di sejumlah daerah.

"Harga gabah di Desember saja naik 8%. Itu sebabnya, harga BBM yang turun tidak menjamin stabilnya harga beras. Umumnya, ini disebabkan masuknya musim tanam, sehingga pasokan gabah dari sejumlah daerah berkurang," ungkap Sasmito.

Pihaknya juga meyakini bahwa kenaikan harga bukan disebabkan paceklik, melainkan karena sedang musim tanam, sehingga supply beras berkurang.

Kendati demikian, kenaikan harga beras perlu di waspadai, sebab kenaikan harga beras biasanya diikuti kenaikan harga barang-barang pokok lain.
"Beras itu kan seperti lokomotif, jadi jika beras bisa di kontrol, maka yang lain juga bisa di kendalikan," ujarnya.‎

Selain beras, tekanan inflasi di tahun depan juga masih dipengaruhi kenaikan bahan pokok, tarif dasar listrik (TDL), dan elpiji.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5373 seconds (0.1#10.140)