Ichsanuddin Ragukan Pernyataan Wapres Terkait Pelemahan Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Ekonomi Ichsanuddin Noorsy mengatakan nilai impor Indonesia mengalami penurunan. Hal ini karena nilai rupiah sedang dalam posisi tertekan oleh USD (dollar Amerika).
Selain itu, dia meragukan di sisi lain nilai ekspor justru meningkat pada saat rupiah mengalami pelemahan.
"Ekspornya tinggi saat nilai rupiah jatuh? Ekspor mana yang tinggi? hanya komoditas tertentu saja. Mana bisa padahal ketergantungan impornya juga tinggi. Itu yang saya bilang logika Jusuf Kalla (JK) itu menyesatkan, ketika dia bilang ekspor naik saat rupiah jatuh, ekspor mana yang menguntungkan?" ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (4/1/2015).
Dia juga menjelaskan ada beberapa hal yang menyebabkan nilai tukar rupiah masih belum menguat secara signifikan.
"Bagi pasar tidak ada kebijakan yang bisa dipegang, arahnya tidak ada, tidak ada konsolidasi yang rapi antar menteri. Satu kondisi yang uncertainty, kebijakan bunglon saya bilangnya," katanya.
Selain itu dia menambahkan adanya perbedaan antara inflasi dan suku bunga Bank.
"Inflasi kita masih lebih tinggi dari suku bunga sehingga nilai tukar kita jatuh. Perbedaan itu jadi kalau dilihat dari perbedaan inflasi dan suku bunga yang lebih rendah, nilai rupiah jatuh maka orang tidak mau nurunin harga," pungkasnya.
Selain itu, dia meragukan di sisi lain nilai ekspor justru meningkat pada saat rupiah mengalami pelemahan.
"Ekspornya tinggi saat nilai rupiah jatuh? Ekspor mana yang tinggi? hanya komoditas tertentu saja. Mana bisa padahal ketergantungan impornya juga tinggi. Itu yang saya bilang logika Jusuf Kalla (JK) itu menyesatkan, ketika dia bilang ekspor naik saat rupiah jatuh, ekspor mana yang menguntungkan?" ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (4/1/2015).
Dia juga menjelaskan ada beberapa hal yang menyebabkan nilai tukar rupiah masih belum menguat secara signifikan.
"Bagi pasar tidak ada kebijakan yang bisa dipegang, arahnya tidak ada, tidak ada konsolidasi yang rapi antar menteri. Satu kondisi yang uncertainty, kebijakan bunglon saya bilangnya," katanya.
Selain itu dia menambahkan adanya perbedaan antara inflasi dan suku bunga Bank.
"Inflasi kita masih lebih tinggi dari suku bunga sehingga nilai tukar kita jatuh. Perbedaan itu jadi kalau dilihat dari perbedaan inflasi dan suku bunga yang lebih rendah, nilai rupiah jatuh maka orang tidak mau nurunin harga," pungkasnya.
(dol)