Perusahaan China Investasi USD5 Miliar di Konawe

Sabtu, 10 Januari 2015 - 14:20 WIB
Perusahaan China Investasi...
Perusahaan China Investasi USD5 Miliar di Konawe
A A A
JAKARTA - Virtue Dragon Nickel Industry berinvestasi USD5 Miliar untuk kawasan industri Konawe, Sulawesi Tenggara. Ini merupakan satu dari 13 kawasan industri di luar Jawa yang masuk dalam quick wins perindustrian di Teluk Bintuni (Papua Barat), Bitung (Sulawesi Utara), Palu (Sulawesi Tengah), Morowali (Sulawesi Tengah), Konawe (Sulawesi Tengah).

President Director Virtue Dragon Nickel Industry Andrew Zhu mengatakan, investasi untuk pembangunan pabrik mencapai USD5 miliar. “Total nilai investasi USD5 miliar sudah termasuk lahan. Nanti lahannya seluas 500 hektare yang akan dibagi menjadi tiga tahap pembangunan, yang pertama 100 hektare untuk produksi feronikel sebesar 600.000 ton,” ujarnya di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, kemarin.

Pembangunan tahap pertama ditargetkan akhir 2015 sudah berjalan. Untuk tahap kedua akan dilakukan dua tahun kemudian, seluas 200 hektare dengan produksi 1,2 juta ton. Tahap ketiga akan dilakukan dua tahun berikutnya dengan luas yang sama, 200 hektare, dengan produksi yang juga 1,2 juta ton.

“Untuk beberapa hal dalam proses investasi ini kami menemukan beberapa masalah. Namun, di sini Pemerintah Indonesia sangat membantu kami. Kami pun menjadi lebih bersemangat untuk berinvestasi di Indonesia, mengembangkan perekonomian di Indonesia dari segala macam bidang,” ungkapnya.

Virtue Dragon Nickel Industry adalah perusahaan swasta terbesar kedua untuk produksi nikel. Perusahaan ini ingin investasi tiga hal, yaitu smelting , power plant sebesar 335 megawatt, dan pelabuhan. “Di China kami memiliki pelabuhan sendiri untuk pabrik itu. Jadi kami masukan ke Indonesia,” tambahnya.

Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Imam Haryono mengatakan, investasi itu diharapkan bisa sampai hilir. “Ini masuk yang prioritas 13 kawasan industri, di dalam kawasan. Di luar kawasan pun kita siapkan lewat APBN. Diharapkan tidak hanya sampai feronikel, tapi juga sampai stainless steel ,” katanya.

Imam menambahkan, sampai saat ini perusahaan tersebut tidak diberi insentif. “Kalau cuma sampai smelter itu sudah kewajiban. Tapi kalau sudah sampai hilir, baru kita kasih insentif supaya bisa diolah menjadi barang lain,” ujarnya. Kawasan industri Konawe, Sulawesi Tenggara, memiliki luas lahan 5.500 hektare dengan fokus industri feronikel serta diharapkan bisa menjaring 18.000 tenaga kerja.

Untuk membangun infrastruktur di 13 kawasan industri, pemerintah mengalokasikan dana Rp55 triliun yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan infrastruktur di luar kawasan. Kementerian Perindustrian juga mengajukan tambahan anggaran untuk pengembangan kawasan industri Rp1,1 triliun. Anggaran ini disetujui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan akan dimatangkan dalam pembahasan APBNP 2015 dengan DPR.

Oktiani endarwati
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0694 seconds (0.1#10.140)