Kadin Inisiasi Pembangunan LNG Receiving Terminal di Daerah

Rabu, 14 Januari 2015 - 13:21 WIB
Kadin Inisiasi Pembangunan...
Kadin Inisiasi Pembangunan LNG Receiving Terminal di Daerah
A A A
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menginisiasi pengembangan infrastruktur migas di daerah yang mempunyai sumber daya alam mineral untuk industri.

Salah satunya dengan pembangunan liquefied natural gas (LNG) receiving terminal di daerah. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah Natsir Mansyur mengatakan, Indonesia mempunyai potensi besar di sektor gas. Hal ini perlu ditunjang melalui LNG receiving terminal, sehingga mempunyai dampak luas terhadap perekonomian nasional.

“Era minyak ini akan kita tinggalkan. Pada saatnya kita pindah dari era minyak ke gas, tapi kita saat ini tidak siap infrastrukturnya. Karena itu, kita bangun infrastruktur gasnya,” ujarnya di Jakarta kemarin. Menurutnya, LNG receiving terminal itu nantinya akan memasok gas ke industri ataupun pembangkit listrik. “LNG receiving terminal ini nanti akan disimpan di darat.

Kita akan lihat wilayahnya dulu. Kurang lebih akan dibangun 34 LNG receiving terminal . Di darat kita lihat skala besar, menengah, atau kecil. Itu memengaruhi investasi. Kurang lebih USD10 miliar perhitungan kami,” ujarnya. Dia melanjutkan, pembangunan LNG receiving terminal akan dilakukan dalam lima tahun ke depan. “LNG receiving terminal sudah dipakai di setiap negara.

Pengalaman saya sudah lihat ini di China, Jepang, yang dipasang di pinggir-pinggir pulau,” ungkapnya. Fasilitas LNG receiving terminal untuk mengubah gas yang sudah dicairkan (LNG) menjadi gas kembali (regasfikasi) yang siap dipakai oleh konsumen belum tertata atau terkelola dengan baik untuk kepentingan nasional.

Kebutuhan LNG dalam negeri yang semakin meningkat pada 2014 diperkirakan 10 juta metrik ton atau separuh dari LNG yang diekspor sehingga diperlukan percepatan pembangunan infrastruktur gas bumi nasional perlu dibangun seperti LNG receiving terminal, jaringan pipa gas, satelit station, SPPG.

“Kalau infrastruktur kita baik, kuat, mungkin nanti banyak investor yang masuk,” kata Natsir. Direktur Pengembangan FasilitasiIndustriWilayahIKementerian Perindustrian (Kemenperin) IGustiPutuSuryawirawan mengatakan, ada beberapa kawasan industri yang akan membutuhkan gas dalam jumlah besar.

“Misalnya, di Sei Mangkei, Sumatera Utara, itu di dalam area yang hanya mengekspor CPO. Sebenarnya turunandari CPOitu bisa ke industri makanan, kosmetik, farmasi, sampai industri biodiesel, turunannya banyak. Tapi, dalam memproses produk itu membutuhkan gas,” katanya.

Menurutnya, kebutuhan gas untuk industri tersebut dipergunakan untuk membantu proses menghasilkan produk lain. “Ini proses kimia. Dalam proses kimia itu dia membutuhkan gas, entah itu sebagai katalis, atau bahan penolong,” jelasnya.

Oktiani endarwati
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4616 seconds (0.1#10.140)