Asita Jateng Keluhkan Penghapusan Penerbangan Murah
A
A
A
SEMARANG - Kebijakan pemerintah menghapus penerbangan tarif murah atau low-cost carrier (LCC) dikeluhkan pengusaha wisata di Jawa Tengah (Jateng). Kebijakan tersebut sangat berpengaruh terhadap penjualan tiket penerbangan.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Tengah, Joko Suratno mengungkapkan, pasar untuk penerbangan murah di Jateng sangat besar.
Selama ini penjualan tiket pesawat murah memberikan kontribusi besar hingga mencapai 75%. “Penjualan tiket di biro wisata 75% didominasi penjualan tiket murah,” ucapnya, Jumat (16/1/2015).
Karena itu, Asita sangat berharap pemerintah dalam hal ini kementerian perhubungan meninjau ulang kebijakan tersebut.
Joko khawatir, dengan adanya penghapusan LCC akan berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan baik di Jateng maupun di luar Jateng. "Jelas akan ada pengaruhnya bagi kunjungan wisatawan," ucapnya.
Menurut Joko, alasan pemerintah dalam mengambil kebijakan penghapusan LCC karena kecelakaan pesawat AirAsia beberapa waktu lalu sangat tidak relevan, karena tidak ada kaitannya penghapusan LCC dengan kecelakaan pesawat.
Maskapai penerbangan, lanjut dia, pasti sudah memiliki perhitungan bisnis kenapa maskapai memberlakukan harga murah.
“Kecelakaan pesawat AirAsia beberapa waktu lalu tidak ada korelasi langsung antara LCC,” ucapnya.
Atas dihapusnya LCC, diprediksi masyarakat terutama kelas menengah akan beralih ke transportasi darat, seperti bus dan kereta api. Diperkirakan, akan terjadi peralihan dari pesawat ke moda transportasi darat karena harganya relatif lebih murah.
Manager Business Nusantara Tour and Travel, Ade Candra mengakui, penjualan tiket murah selama ini sangat diminati para traveller maupun backpaker. Namun demikian, pihaknya sebagai pelaku usaha wisata hanya bisa pasrah dengan kebijakan tersebut.
"Sebagai pelaku bisnis pariwisata, kami tidak bisa berbuat banyak,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Tengah, Joko Suratno mengungkapkan, pasar untuk penerbangan murah di Jateng sangat besar.
Selama ini penjualan tiket pesawat murah memberikan kontribusi besar hingga mencapai 75%. “Penjualan tiket di biro wisata 75% didominasi penjualan tiket murah,” ucapnya, Jumat (16/1/2015).
Karena itu, Asita sangat berharap pemerintah dalam hal ini kementerian perhubungan meninjau ulang kebijakan tersebut.
Joko khawatir, dengan adanya penghapusan LCC akan berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan baik di Jateng maupun di luar Jateng. "Jelas akan ada pengaruhnya bagi kunjungan wisatawan," ucapnya.
Menurut Joko, alasan pemerintah dalam mengambil kebijakan penghapusan LCC karena kecelakaan pesawat AirAsia beberapa waktu lalu sangat tidak relevan, karena tidak ada kaitannya penghapusan LCC dengan kecelakaan pesawat.
Maskapai penerbangan, lanjut dia, pasti sudah memiliki perhitungan bisnis kenapa maskapai memberlakukan harga murah.
“Kecelakaan pesawat AirAsia beberapa waktu lalu tidak ada korelasi langsung antara LCC,” ucapnya.
Atas dihapusnya LCC, diprediksi masyarakat terutama kelas menengah akan beralih ke transportasi darat, seperti bus dan kereta api. Diperkirakan, akan terjadi peralihan dari pesawat ke moda transportasi darat karena harganya relatif lebih murah.
Manager Business Nusantara Tour and Travel, Ade Candra mengakui, penjualan tiket murah selama ini sangat diminati para traveller maupun backpaker. Namun demikian, pihaknya sebagai pelaku usaha wisata hanya bisa pasrah dengan kebijakan tersebut.
"Sebagai pelaku bisnis pariwisata, kami tidak bisa berbuat banyak,” ujarnya.
(dmd)