Bank BTN Syariah Tumbuh 22%
A
A
A
SEMARANG - Aset Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Semarang tumbuh 22% dibandingkan pada 2013. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibanding rata-rata industri perbankan nasional hanya 14-15%.
Branch Manager BTN Syariah Semarang, Indro Setiadji mengatakan, lonjakan aset tersebut dipicu kinerja pembiayaan yang agresif sehingga berhasil membukukan peningkatan realisasi hingga 22,3%.
Dia mengatakan, kinerja yang positif membawa BTN Syariah membukukan laba tinggi sehingga membawanya berada di peringkat ketiga nasional dari 22 cabang se-Indonesia dengan angka share terhadap seluruh cabang sebesar 7,78%.
Posisi ini di bawah cabang Jakarta-Harmoni dan Batam. “Kinerja kita cukup baik dan masuk peringkat tiga nasional,” ujarnya, dalam acara pembukaan relokasi Gedung BTN Syariah Kantor Cabang Pembantu Semarang-Majapahit, Jl Brigjend Sudiarto No 324 B Semarang, Senin (19/1/2015).
Dia mengungkapkan, untuk kinerja pembiayaan, BTN Syariah mengalami peningkatan hingga 40%, hal ini karena terbantu produk konsumer, khususnya KPR Subsidi atau KPR FLPP program dari Kementerian PU-Perumahan Rakyat.
Produk KPR termasuk KPR FLPP, diakui Indro, adalah salah satu produk yang masih menjadi andalan BTN Syariah.
“BTN Syariah tetap masih mengandalkan produk KPR, termasuk KPR Subsidi program FLPP dari Kementerian PU-Pera,” katanya.
Idro menyebutkan, pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan yang cepat dan kemudahan dalam proses pengajuan KPR. Selain itu, berupaya menjalin kerja sama sebanyak-banyaknya dengan developer yang berpengalaman dan terkenal membangun rumah berkualitas tinggi.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, BTN tidak mau asal-asalan memilih developer perumahan. Karena itu, pihaknya secara rutin melakukan survei pada saat developer membangun rumah.
“Kasihan masyarakat yang ingin punya rumah, tapi justru dapat rumah tidak layak huni,” ujar Indro, yang juga Ketua Umum Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia Wilayah Semarang.
Merespon Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang sudah di depan mata, pelayanan prima merupakan kunci bagi perbankan syariah agar tetap bisa mengakselerasi bisnisnya. Hal ini diawali dengan keberadaan SDM bank syariah yang berkualitas dan berintegritas.
Branch Manager BTN Syariah Semarang, Indro Setiadji mengatakan, lonjakan aset tersebut dipicu kinerja pembiayaan yang agresif sehingga berhasil membukukan peningkatan realisasi hingga 22,3%.
Dia mengatakan, kinerja yang positif membawa BTN Syariah membukukan laba tinggi sehingga membawanya berada di peringkat ketiga nasional dari 22 cabang se-Indonesia dengan angka share terhadap seluruh cabang sebesar 7,78%.
Posisi ini di bawah cabang Jakarta-Harmoni dan Batam. “Kinerja kita cukup baik dan masuk peringkat tiga nasional,” ujarnya, dalam acara pembukaan relokasi Gedung BTN Syariah Kantor Cabang Pembantu Semarang-Majapahit, Jl Brigjend Sudiarto No 324 B Semarang, Senin (19/1/2015).
Dia mengungkapkan, untuk kinerja pembiayaan, BTN Syariah mengalami peningkatan hingga 40%, hal ini karena terbantu produk konsumer, khususnya KPR Subsidi atau KPR FLPP program dari Kementerian PU-Perumahan Rakyat.
Produk KPR termasuk KPR FLPP, diakui Indro, adalah salah satu produk yang masih menjadi andalan BTN Syariah.
“BTN Syariah tetap masih mengandalkan produk KPR, termasuk KPR Subsidi program FLPP dari Kementerian PU-Pera,” katanya.
Idro menyebutkan, pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan yang cepat dan kemudahan dalam proses pengajuan KPR. Selain itu, berupaya menjalin kerja sama sebanyak-banyaknya dengan developer yang berpengalaman dan terkenal membangun rumah berkualitas tinggi.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, BTN tidak mau asal-asalan memilih developer perumahan. Karena itu, pihaknya secara rutin melakukan survei pada saat developer membangun rumah.
“Kasihan masyarakat yang ingin punya rumah, tapi justru dapat rumah tidak layak huni,” ujar Indro, yang juga Ketua Umum Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia Wilayah Semarang.
Merespon Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang sudah di depan mata, pelayanan prima merupakan kunci bagi perbankan syariah agar tetap bisa mengakselerasi bisnisnya. Hal ini diawali dengan keberadaan SDM bank syariah yang berkualitas dan berintegritas.
(dmd)