Kredit Perbankan Tetap Tumbuh
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap pertumbuhan kredit tahun ini dapat mengalami sedikit peningkatan dari Rencana Bisnis Bank 2015 sebesar 16,46%.
“Tapi, saya perlu mengingatkan agar bank jangan melupakan sisi pendanaan dan fokus penyaluran pembiayaan kepada sektor-sektor produktif yang memiliki nilai tambah tinggi dan menciptakan lapangan kerja,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad di Jakarta kemarin.
Dia mengungkapkan, dalam meningkatkan peran sektor perbankan untuk pembiayaan pembangunan, ada beberapa inisiatif yang telah disiapkan untuk melengkapi kebijakan lain yang tahun lalu telah dicanangkan. Kebijakan tersebut antara lain, pertama , menyesuaikan besaran bobot risiko dalam pembiayaan sektor ekonomi prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai insentif bagi perbankan dalam mendukung program ekonomi nasional.
Kedua, memfasilitasi linkage antara bank dengan perusahaan penjaminan kredit daerah (PPKD), bankperkreditanrakyat danlembaga keuangan mikro/koperasi untuk mendorong pertumbuhan kredit daerah. Ketiga, mengoptimalkan peran bank BUMN dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing perbankan nasional. Dengan market share yang besar, OJK meyakini banyak yang dapat dilakukan oleh bank-bank BUMN untuk meningkatkan daya saing perbankan nasional.
“Saya mengapresiasi kebijakan pemerintah mengenai pembagian dividen bank BUMN untuk mendukung peningkatan modal dan pertumbuhan usaha,” ungkapnya. Dia berharap inisiatif ini dapat diikuti bank lain, termasuk oleh bank asing agar kemampuan permodalan perbankan nasional semakin kuat.
Khusus untuk bank asing, lanjut dia, diharapkan peran yang lebih besar dalam mendorong kegiatan perdagangan dan investasi (trade and investment ) terutama untuk membangun kerja sama bilateral dengan negara asal bank. Untuk mempercepat proses perizinan terkait kelembagaan, kepengurusan, dan produk/aktivitas di industri perbankan, tahun ini pihaknya akan menerapkan perizinan dengan dukungan teknologi informasi atau elicensing.
“Untuk pengaturan mengenai proses perizinan ini akan kami keluarkan dalam waktu dekat,” imbuh dia. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, perbankan optimistis pertumbuhan kredit tahun ini dapat mencapai 15,7% atau lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit tahun 2014 sebesar 11,9%. Tirta menuturkan, faktor utama pendorong menguatnya pertumbuhan kredit adalah kondisi ekonomi tahun ini yang diperkirakan lebih baik dari 2014.
Pada kuartal pertama tahun ini suku bunga kredit diperkirakan lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. “Rata-rata suku bunga kredit modal kerja diperkirakan naik 11 bps menjadi 13,6% per tahun, kemudian suku bunga kredit investasi naik 16 bps menjadi 13,46% per tahun serta suku bunga kredit konsumsi naik 7 bps menjadi 15,61% per tahun,” paparnya. Beberapa perbankan mengaku optimistis laju pertumbuhan kredit tahun ini berada di rentang 14-17%.
Presiden Direktur PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) Taswin Zakaria mengatakan, pertumbuhan kredit diperkirakan 16-17%. Sementara pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 16% Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Gatot M Suwondo memasang target penyaluran kredit tumbuh di kisaran 14-16% untuk tahun ini.
Pertumbuhan kredit ini akan diimbangi dengan menggenjot dana pihak ketiga (DPK) untuk tumbuh di kisaran 13-14%. Menurut dia, pertumbuhan bisnis akan tetap melihat perkembangan penyaluran kredit dan menyesuaikan dari sisi simpanan.
Kunthi fahmar sandy
“Tapi, saya perlu mengingatkan agar bank jangan melupakan sisi pendanaan dan fokus penyaluran pembiayaan kepada sektor-sektor produktif yang memiliki nilai tambah tinggi dan menciptakan lapangan kerja,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad di Jakarta kemarin.
Dia mengungkapkan, dalam meningkatkan peran sektor perbankan untuk pembiayaan pembangunan, ada beberapa inisiatif yang telah disiapkan untuk melengkapi kebijakan lain yang tahun lalu telah dicanangkan. Kebijakan tersebut antara lain, pertama , menyesuaikan besaran bobot risiko dalam pembiayaan sektor ekonomi prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai insentif bagi perbankan dalam mendukung program ekonomi nasional.
Kedua, memfasilitasi linkage antara bank dengan perusahaan penjaminan kredit daerah (PPKD), bankperkreditanrakyat danlembaga keuangan mikro/koperasi untuk mendorong pertumbuhan kredit daerah. Ketiga, mengoptimalkan peran bank BUMN dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing perbankan nasional. Dengan market share yang besar, OJK meyakini banyak yang dapat dilakukan oleh bank-bank BUMN untuk meningkatkan daya saing perbankan nasional.
“Saya mengapresiasi kebijakan pemerintah mengenai pembagian dividen bank BUMN untuk mendukung peningkatan modal dan pertumbuhan usaha,” ungkapnya. Dia berharap inisiatif ini dapat diikuti bank lain, termasuk oleh bank asing agar kemampuan permodalan perbankan nasional semakin kuat.
Khusus untuk bank asing, lanjut dia, diharapkan peran yang lebih besar dalam mendorong kegiatan perdagangan dan investasi (trade and investment ) terutama untuk membangun kerja sama bilateral dengan negara asal bank. Untuk mempercepat proses perizinan terkait kelembagaan, kepengurusan, dan produk/aktivitas di industri perbankan, tahun ini pihaknya akan menerapkan perizinan dengan dukungan teknologi informasi atau elicensing.
“Untuk pengaturan mengenai proses perizinan ini akan kami keluarkan dalam waktu dekat,” imbuh dia. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, perbankan optimistis pertumbuhan kredit tahun ini dapat mencapai 15,7% atau lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit tahun 2014 sebesar 11,9%. Tirta menuturkan, faktor utama pendorong menguatnya pertumbuhan kredit adalah kondisi ekonomi tahun ini yang diperkirakan lebih baik dari 2014.
Pada kuartal pertama tahun ini suku bunga kredit diperkirakan lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. “Rata-rata suku bunga kredit modal kerja diperkirakan naik 11 bps menjadi 13,6% per tahun, kemudian suku bunga kredit investasi naik 16 bps menjadi 13,46% per tahun serta suku bunga kredit konsumsi naik 7 bps menjadi 15,61% per tahun,” paparnya. Beberapa perbankan mengaku optimistis laju pertumbuhan kredit tahun ini berada di rentang 14-17%.
Presiden Direktur PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) Taswin Zakaria mengatakan, pertumbuhan kredit diperkirakan 16-17%. Sementara pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 16% Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Gatot M Suwondo memasang target penyaluran kredit tumbuh di kisaran 14-16% untuk tahun ini.
Pertumbuhan kredit ini akan diimbangi dengan menggenjot dana pihak ketiga (DPK) untuk tumbuh di kisaran 13-14%. Menurut dia, pertumbuhan bisnis akan tetap melihat perkembangan penyaluran kredit dan menyesuaikan dari sisi simpanan.
Kunthi fahmar sandy
(ars)