Menata Telaga Ngipik Jadi Botanical Garden

Rabu, 21 Januari 2015 - 11:14 WIB
Menata Telaga Ngipik...
Menata Telaga Ngipik Jadi Botanical Garden
A A A
Telaga Ngipik telah terkenal dengan keindahannya, namun hingga saat ini belum digarap secara maksimal. Melalui program Heritage Semen Indonesia, Telaga Ngipik akan disulap menjadi Botanical Garden yang tak kalah memesonanya dengan Kebun Raya Bogor.

Telaga Ngipik telah terkenal dengan keindahannya, namun hingga saat ini belum digarap secara maksimal. Melalui program Heritage Semen Indonesia, Telaga Ngipik akan disulap menjadi Botanical Garden yang tak kalah memesonanya dengan Kebun Raya Bogor.

Lokasi kawasan Telaga Ngipik cukup strategis. Berada di jantung kota, tepatnya di Kelurahan Ngipik, Kecamatan/Kota Gresik, Jawa Timur. Sangat disayangkan jika lahan bekas tambang PT Semen Gresik dibiarkan tanpa dialih-fungsikan. Menyadari itu, tepat di ulang tahun kedua PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), manajemen mencetuskan program Heritage Semen Indonesia.

Ada tiga konsep besar yang digagas secara integrasi yaitu membangun Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), mengalihfungsikan pabrik menjadi museum dan education park serta menyulap kawasan Telaga Ngipik menjadi Botanical Garden. “Ada banyak masukan pemanfaatan kawasan Telaga Ngipik. Akhirnya dengan berbagai studi kelayakan, kami memutuskan mengubah menjadi Kebun Botani,” ujar Ketua Bidang Pengembangan Botanical Garden Semen Indonesia Rudi Hermawan.

Adapun pemahaman Botanical Garden adalah suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi di luar habitat. Selain untuk penelitian, kebun botani juga dapat berfungsi sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung.

Rudi mengungkapkan, konsep Botanical Garden, tumbuhan koleksi dipelihara dan diberi keterangan nama dan beberapa informasi lainnya yang berguna bagi pengunjung. Dua tambahan penting yaitu perpustakaan dan herbarium. Keduanya diperlukan untuk kegiatan penelitian dan dokumentasi.

Menurut Rudi, kelak Botanical Garden milik Semen Indonesia dapat pula memiliki bangunan khusus untuk menumbuhkan koleksi yang tidak dapat hidup pada iklim alami tempat itu atau memerlukan perawatan khusus. Bangunan khusus ini dapat berupa rumah kaca atau klimatron dan iklim buatan dapat dibuat di dalamnya. Rudi mengaku, kondisi kawasan Telaga Ngipik saat ini cukup layak untuk dijadikan pusat kebun raya.

Selain lokasinya yang berada di pusat kota, juga berdekatan dengan kompleks industri. Daya tempuhnya juga tidak terlalu rumit dan mudah dijangkau. Dari Surabaya hanya sekitar 12 kilometer atau satu arah dengan Wisata Bahari Lamongan (WBL). Dari Mojokerto juga hanya berjarak sekitar 15 kilometer. Rencananya, lanjut dia, Botanical Garden akan menyulap lahan Telaga Ngipik seluas 48,92 hektare.

Kondisinya secara umum sangat layak menjadi penyeimbang ekosistem lingkungan. Apalagi di dalamnya sudah terdapat dua telaga yang cukup besar dan mampu menjadi fungsi pengairan. Menurut dia, satu telaga sudah menjadi pemusatan latihan atlet ski air Kabupaten Gresik. Bahkan juga menjadi pemusatan latihan atlet ski air Jawa Timur maupun nasional.

Namun, perlu dilakukan perbaikan dengan penambahan fasilitas yang dibutuhkan. Konsepnya adalah menjadikan kawasan tersebut sebagai area ski air nasional, yang nanti akan dilengkapi dengan tempat tinggal atau penginapan para atlet. “Tinggal sekarang berkomunikasi dengan otoritas ski air untuk menyamankan persepsi pengembangan kawasan Telaga Ngipik menjadi pusat latihan ski air secara nasional,” ucap dia.

Selain itu, di kawasan Telaga Ngipik saat ini juga tumbuh berbagai pohon dan tumbuhan yang cukup besar sehingga tinggal dilakukan penambahan koleksi pepohonan maupun tumbuhan. Dalam kurun dua hingga tiga tahun ke depan sudah menjadi lebih rindang. Apalagi sudah terbangun Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Semen Indonesia.

“Tinggal melakukan penambahan koleksi tumbuhan dan pepohonannya. Kemudian dilakukan pemolesan sarana dan fasilitas penunjang, jadilah Kebun Botani,” sebut Rudi. Hanya, lanjut dia, Botanical Garden Semen Indonesia di kawasan Telaga Ngipik konsepnya berbeda dengan Kebun Raya Purwodadi Pasuruan atau Kebun Raya Bogor.

Rudi memaparkan, Botanical Garden Semen Indonesia akan dikembangkan dengan beberapa konsep. Di antaranya Eco Teaching Farm Tourismyaitu berkeliling rumah kaca, praktik menanam dan merawat tanaman pertanian di lapang, serta praktik menanam dan merawat tanaman.

Kemudian ada pertanian di polybag yaitu belajar teknik perbanyakan tanaman baik model cangkok, stek, grafting, dan belajar memanen hasil tanaman pertanian. Ada Eco Medicinal Plant Tourism dengan berkeliling kebun dan mengenal berbagai jenis tanaman obat. Serta khasiatnya, belajar pembibitan dan cara pemanfaatan tanaman obat dengan mengenal produk olahan tanaman obat. Ada jamu, suplemen herbal, dan lain-lain.

Kemudian, program Eco Ornamental Plant Tourism, pengunjung bakal diajak mengenal berbagai jenis tanaman hias, belajar merancang taman sederhana dengan ragam tanaman hias, serta belajar merangkai bunga. Ada juga program Eco Fishery and Aquaculture Tourismyakni pengunjung diajak berkeliling kolam serta mengenal jenis dan cara budi daya ikan air tawar, belajar membuat produk olahan bakso dan nugget ikan.

Lalu, Eco Animal Husbandry Tourism yaitu bersafari kandang dan mengenal jenis ternak, belajar cara membuat bakso dan sosis sapi, bermain adu balap mencit, serta mengenal biogas. Bahkan ada program Eco Forest Tourism yaitu menjelajahi miniatur hutan tropika, mengenal habitat hutan dan jenis-jenis pohon di dalamnya, mengamati burung liar dan games serta outbound.

Kalau program Eco Waste Recycle Tourism , papar Rudi, akan mengajak pengunjung latihan memilah sampah, membuat recycle paper , membuat kerajinan tangan dari kertas, plastik dan barang bekas lain, dan membuat pupuk organik . Karena itu, Rudi menyebut, tahap awal akan dibangun jogging track.

Rencananya jogging track akan dibangun mengitari dua kawasan telaga berbentuk angka delapan. Juga akan membangun pagar kawasan sehingga dapat memudahkan untuk pengawasan. “Sebab, untuk sisi telaga yang bersebelahan dengan Jalan Siti Fatimah Binti Maimun bakal kami sulap menjadi kawasan kuliner makanan tradisional Gresik dan Jawa,” sebutnya.

Demi mewujudkan program Botanical Garden, manajemen Semen Indonesia siap menggelontor dana dengan jumlah yang tidak sedikit. Dana tersebut diambilkan dari program corporate social responsibility (CSR) dalam setiap tahunnya. Tahun ini program Botanical Garden Semen Indonesia dianggarkan Rp10 miliar.

“Harapan kami untuk tahun kedua sudah dapat dibuka untuk umum. Hanya tahun pertama akan kami fokuskan pembangunan fasilitas utamanya. Di antaranya jogging track dan pagar untuk kawasan,” kata Ketua Tim Pengembangan Heritage Semen Indonesia Wahjudi Heru. Dia menjelaskan, program Botanical Garden Semen Indonesia merupakan hasil kerja sama dengan PT Bekowisata dan Jasa Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Adapun latar belakang program ini, manajemen melihat ada kebutuhan dasar untuk memanfaatkan dan mengamankan lahan aset dan mendukung citra perusahaan pada aspek lingkungan. Kemudian, lanjut Wahjudi, kebutuhan dasar yang menjadi target manajemen adalah memasok kebutuhan rekreasi masyarakat, membangun citra Kota Gresik, meningkatkan kualitas lingkungan Kota Gresik, menciptakan lapangan kerja, menciptakan sumber dana bagi yayasan, dan menjadi role model taman kota di Indonesia.

“Kami juga berharap program Botanical Garden dapat mendukung field laboratory Fakultas Agrobisnis UISI dan menyediakan sarana-prasarana olahraga ski air bertaraf internasional,” pungkas dia.

Ashadi ik
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7326 seconds (0.1#10.140)