BEI Perbaharui Produk Derivatif
A
A
A
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) memperbaharui produk efek yakni kontrak berjangka efek LQ45 dan kontrak opsi saham. Hal tersebut program lanjutan yang sudah dimulai pada 2001.
“Awalnya produk ini tidak berjalan secara sempurna karena ada beberapa spesifikasi yang tidak berjalan dengan baik hingga akhirnya berhenti karena ada krisis 2008 hingga sekarang. Karena itu, kami melakukan rekonfigurasi atas produk efek yang lama,” ungkap Direktur Perdagangan dan Pengaturan Bursa BEI Samsul Hidayat saat edukasi wartawan pasar modal di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan, produk tersebut bukanlah produk baru dan diharapkan produk ini dapat digunakan dengan baik oleh para investor dari sisi pilihan produk investasi. “Produk ini juga untuk melengkapi produk-produk yang sudah ada saat ini,” imbuhnya. Hingga saat ini, lanjutnya, produk BEI tersebut sedang dalam tahap finalisasi untuk penyempurnaan sistemnya.
“Sistem tersebut akan digabungkan dan sebelumnya sistem itu terpisah,” ungkapnya. Sistem tersebut akan bersatu dengan sistem perdagangan equity sehingga akan menciptakan efisiensi. Dia melanjutkan, BEI saat ini tengah melakukan tahapan-tahapan untuk mengeluarkan produknya tersebut. Tahapan yang dilakukan yakni memfinalisasi dengan cara berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyetujui dari sisi regulasi.
“Regulasinya baru kita sampaikan kepada OJK bahwa BEI akan bergerak ulang untuk meluncurkan produk yang lama dan diprediksikan bulan depan akan dibahas mengenai persetujuan,” paparnya. Di sisi lain, BEI juga melakukan tahap edukasi dan ditargetkan tahun ini tepatnya pada semester pertama akan diluncurkan kembali.
“Kita melakukan edukasi kepada media terlebih dahulu. Setelah itu kami melakukan program edukasi untuk lembaga keuangan nonbank. Setelah edukasi berjalan mulus, kita akan atur strategi launching-nya,” katanya. BEI akan menggenjot program edukasi tersebut bulan depan dan BEI akan membidik lembaga keuangan nonbank.
Pada kesempatan sama Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Adikin Basirun menambahkan, tujuan BEI melakukan peremajaan produk yakni akan memberikan manfaat bagi para anggota bursa (AB). “AB dapat melakukan hedging untuk portofolio, lalu lindung nilai untuk portofolio AB dan nasabah. Selain itu untuk meningkatkan pendapatan AB serta memperluas basis investor AB,” tambahnya.
Selain itu, produk tersebut juga dapat memberikan peluang bisnisbarubagiparabroker, menjadikan katalisator untuk transaksidibursa. Targetemitenyang termasuk dalam kriteria LQ45 masih dirundingkan.”Untuk kriteria khususnya, kami masih rundingkan dan jumlah kontrak sahamnyabelumkitatentukan. Namun, secara keseluruhan kriteria yang BEI inginkan yakni terkait likuiditas saham, marketcaps (kapitalisasi pasar), kemudian market floating (jumlah saham yang beredar). Itu semua akan digodok kembali,” tutupnya.
Arsy ani s
“Awalnya produk ini tidak berjalan secara sempurna karena ada beberapa spesifikasi yang tidak berjalan dengan baik hingga akhirnya berhenti karena ada krisis 2008 hingga sekarang. Karena itu, kami melakukan rekonfigurasi atas produk efek yang lama,” ungkap Direktur Perdagangan dan Pengaturan Bursa BEI Samsul Hidayat saat edukasi wartawan pasar modal di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan, produk tersebut bukanlah produk baru dan diharapkan produk ini dapat digunakan dengan baik oleh para investor dari sisi pilihan produk investasi. “Produk ini juga untuk melengkapi produk-produk yang sudah ada saat ini,” imbuhnya. Hingga saat ini, lanjutnya, produk BEI tersebut sedang dalam tahap finalisasi untuk penyempurnaan sistemnya.
“Sistem tersebut akan digabungkan dan sebelumnya sistem itu terpisah,” ungkapnya. Sistem tersebut akan bersatu dengan sistem perdagangan equity sehingga akan menciptakan efisiensi. Dia melanjutkan, BEI saat ini tengah melakukan tahapan-tahapan untuk mengeluarkan produknya tersebut. Tahapan yang dilakukan yakni memfinalisasi dengan cara berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyetujui dari sisi regulasi.
“Regulasinya baru kita sampaikan kepada OJK bahwa BEI akan bergerak ulang untuk meluncurkan produk yang lama dan diprediksikan bulan depan akan dibahas mengenai persetujuan,” paparnya. Di sisi lain, BEI juga melakukan tahap edukasi dan ditargetkan tahun ini tepatnya pada semester pertama akan diluncurkan kembali.
“Kita melakukan edukasi kepada media terlebih dahulu. Setelah itu kami melakukan program edukasi untuk lembaga keuangan nonbank. Setelah edukasi berjalan mulus, kita akan atur strategi launching-nya,” katanya. BEI akan menggenjot program edukasi tersebut bulan depan dan BEI akan membidik lembaga keuangan nonbank.
Pada kesempatan sama Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Adikin Basirun menambahkan, tujuan BEI melakukan peremajaan produk yakni akan memberikan manfaat bagi para anggota bursa (AB). “AB dapat melakukan hedging untuk portofolio, lalu lindung nilai untuk portofolio AB dan nasabah. Selain itu untuk meningkatkan pendapatan AB serta memperluas basis investor AB,” tambahnya.
Selain itu, produk tersebut juga dapat memberikan peluang bisnisbarubagiparabroker, menjadikan katalisator untuk transaksidibursa. Targetemitenyang termasuk dalam kriteria LQ45 masih dirundingkan.”Untuk kriteria khususnya, kami masih rundingkan dan jumlah kontrak sahamnyabelumkitatentukan. Namun, secara keseluruhan kriteria yang BEI inginkan yakni terkait likuiditas saham, marketcaps (kapitalisasi pasar), kemudian market floating (jumlah saham yang beredar). Itu semua akan digodok kembali,” tutupnya.
Arsy ani s
(bbg)