Euro Melemah ke Level Terendah dalam 11 Tahun

Selasa, 27 Januari 2015 - 10:57 WIB
Euro Melemah ke Level...
Euro Melemah ke Level Terendah dalam 11 Tahun
A A A
HONG KONG - Euro melemah ke level terendah dalam 11 tahun kemarin. Meski demikian, saham-saham di Asia sebagian besar pulih dari kerugian setelah partai antipenghematan anggaran memenangkan pemilu di Yunani, menjadikan program dana talangan (bailout) internasional semakin suram dan meningkatkan kekhawatiran Yunani meninggalkan zona euro.

Harga minyak kembali mengalami tren penurunan setelah sempat menguat akhir pekan lalu, merespons meninggalkan Raja Arab Saudi Abdullah yang memicu ketidakpastian di pasar minyak mentah. Partai Syriza, sayap kiri-jauh, menang mayoritas dalam pemilu akhir pekan lalu, menjadikannya lebih banyak kekuatan untuk mengambil langkah garis keras dalam mencabut kebijakan penghematan.

Partai itu juga menyerukan negosiasi ulang bailout Dana Moneter Internasional (IMF) dan Uni Eropa (UE) sebesar 240 miliar euro yang menerapkan belanja ketat dan aturan pajak di Yunani. Kemungkinan Yunani gagal bayar utang tampaknya memicu kekhawatiran baru bahwa negara itu dapat dipaksa meninggalkan zona euro. Berita baru ini memengaruhi euro dalam perdagangan pagi di Asia.

Euro melemah 1 poin menjadi USD1,1088, level terendah sejak September 2003, sebelum menguat lagi menjadi USD1,1200. Itu dibandingkan dengan nilai euro USD1,208 pada Jumat (23/1) di New York. Euro sebesar 132,10 yen dibandingkan dengan 132,03 yen pada Jumat (23/1). Dolar sebesar 118,06 yen dibandingkan dengan 117,80 yen di New York.

“Tekanan penjualan euro akan berlanjut saat Yunani menolak penghematan fiskal, meningkatkan kemungkinan Yunani keluar dari zona euro. Pasar sangat sensitif pada risiko itu,” ungkap Toshiya Yamauchi, analis senior di Ueda Harlow Ltd, Tokyo, dikutip kantor berita AFP. Adapun Strategis Mata Uang Senior RBC Capital Markets, Elsa Lignos, menjelaskan dalam catatan bahwa peluang Yunani meninggalkan zona euro sangat terbatas.

Mata uang tunggal itu telah mengalami penjualan dalam skala besar setelah European Central Bank (ECB) pekan lalu mengumumkan program pembelian obligasi yang jumlahnya lebih besar dibandingkan proyeksi. Program itu bertujuan mendorong perekonomian zona euro dan memerangi deflasi.

Bursa saham Asia yang menguat pada Jumat (23/1) untuk merespons langkah ECB, sebagian besar melemah kemarin. Meski demikian, bursa saham Asia menguat lagi pada perdagangan siang kemarin dengan beberapa ditutup positif. Bursa saham Tokyo turun 0,25% atau 43,23 poin menjadi 17.468,52 dan Bursa Saham Seoul turun 0,41 menjadi 1.935,68.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0578 seconds (0.1#10.140)