Realisasi Investasi 2014 Lampaui Target

Kamis, 29 Januari 2015 - 10:42 WIB
Realisasi Investasi...
Realisasi Investasi 2014 Lampaui Target
A A A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi 2014 mencapai Rp463,1 triliun, atau melampaui target yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp456,6 triliun.

BKPM menyebutkan, realisasi investasi tahun 2014 juga tumbuh 16,2% dari tahun sebelumnya. Adapun, penanaman modal dalam negeri (PMDN) sepanjang 2014 mencapai Rp156,1 triliun, naik 21,8% dibandingkan 2013 sedangkan penanaman modal asing (PMA) naik 13,5% senilai Rp307 triliun. Kendati demikian, pertumbuhan investasi masih lebih rendah daripada pertumbuhan 2013 lalu yang mencapai 27,3% dengan nilai investasi Rp398,6 triliun.

“Jadi kalau dilihat tren 2014 memang proses wait and see terjadi sehingga sepanjang 2014 dari kuartal ke kuartal lonjakan enggak besar,” ujar Kepala BKPM Franky Sibarani di Jakarta kemarin. Realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha adalah listrik, gas, dan air senilai Rp36,3 triliun; disusul industri makanan senilai Rp19,6 triliun; transportasi, gudang dan telekomunikasi senilai Rp15,7 triliun; dan perumahan, kawasan industri dan perkantoran senilai Rp13,1 triliun.

Sedangkan jika seluruh sektor industri pengolahan digabung, maka industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar Rp59 triliun atau 37,8% dari total PMDN. Berdasarkan lokasi proyek, lima besar lokasi investasi terdapat di Jawa Timur senilai Rp38,1triliun; JawaBaratRp18,7 triliun; DKI Jakarta Rp17,8 triliun; Jawa Tengah senilai Rp13,6 triliun; dan Kalimantan Timur senilai Rp12,9 triliun.

Realisasi PMA berdasarkan sektor usaha, lima besarnya adalah di sektor pertambangan senilai USD4,7 miliar; industri makanan USD3,1 miliar; industri transportasi, gudang dan telekomunikasi senilai USD3 miliar; industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik senilai USD2,5 miliar; disusul industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi senilai USD2,3 miliar.

Sektor industri memberikan kontribusi sebesar 45,6% dari total PMA. BKPM juga mencatat, sebaran lokasi realisasi investasi terbesar masih di Pulau Jawa senilai Rp263,3 triliun. Sedangkan, realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp199,8 triliun. Secara persentase, perbandingan antara Jawa dan luar Jawa adalah 56,9% dengan 43,1%. Khusus kuartal IV/2014, realisasi investasi mencapai Rp120,4 triliun, atau tumbuh 14,3% dibanding periode yang sama tahun 2013.

Realisasi PMDN mencapai Rp41,7 triliun meningkat 22,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun, PMA mencapai Rp78,7 triliun atau tumbuh 10,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jika ditilik berdasar negara, investasi terbesar berasal dari Singapura senilai USD5,8 miliar atau tumbuh 20,4% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Selanjutnya, disusul Jepang dengan nilai investasi USD2,7 miliar; Malaysia USD1,8 miliar; Belanda sebesar USD1,7 miliar; dan Inggris USD1,6 miliar. “Untuk pertama kalinya AS yang selalu masuk lima besar ranking investasi sejak 2010 itu enggak masuk dan investasinya menurun,” imbuh Franky. Negeri Paman Sam tercatat hanya menanamkan investasi senilai USD1,2 miliar selama tahun 2014.

Selain Amerika Serikat, Korea Selatan juga terdepak dari peringkat lima besar negara asal investasi pada tahun lalu. BKPM menyebut akan fokus menarik investasi dari AS, ASEAN, Jepang, China dan Korea Selatan pada 2015 sebagai pendorong ekonomi tahun ini. Hal itu dikaitkan dengan proyeksi ekonomi global bahwa AS dan Asia akan menjadi penggerak ekonomi dunia tahun ini.

Tahun depan BKPM menargetkan investasi sebesar Rp519,5 triliun atau tumbuh sekitar 14% dari pencapaian tahun ini. Target investasi tersebut terdiri atas PMDN sebesar Rp175,8 triliun dan PMA Rp343,7 triliun. Demi mencapai target tahun ini, Franky menyatakan akan mendorong investasi di sektor industri primer prioritas senilai Rp7,6 triliun; industri sekunder manufaktur atau industri hilir Rp211,9 triliun; dan Rp 147,1 triliun industry jasa dan komunikasi.

“Sesuai strategi BKPM kita akan fokus beberapa sektor, listrik, pertanian maritim dan industri padat karya, berorientasi ekspor dan substitusi impor, dan salah satu langkah yang kita selesaikan adalah PTSP pusat,” tambahnya. Selain itu, BKPM juga akan mendorong 95 proyek di 25 provinsi yang realisasi investasinya terhambat.

Nilai investasi 95 proyek tersebut tercatat di atas Rp100 triliun. Deputi bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan, pihaknya selain mencari investor baru juga akan membantu dengan membuka hambatan realisasi investasi yang sudah ada. Dia mengatakan, realisasi investasi banyak terhambat karena perizinan daerah.

Sementara untuk perluasan, tercatat turun dari 41,7% menjadi 29,5% untuk PMDN. Perluasan investasi untuk PMA juga turun dari 34,9% menjadi 30,6%. “Kita baca perluasan turun, tapi berarti makin banyak pemain baru muncul. Pemain baru 58% jadi 70,5%. Bagus, semakin banyak pemain, diversifikasi modal, dan teknologi, dan menghilangkan kesan monopoli,” tambah Lubis.

Ria martati
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0701 seconds (0.1#10.140)