Pedagang Buah Kena Getah Apel Impor Berbakteri

Senin, 02 Februari 2015 - 06:00 WIB
Pedagang Buah Kena Getah Apel Impor Berbakteri
Pedagang Buah Kena Getah Apel Impor Berbakteri
A A A
TEGAL - Para pedagang buah di Kota Tegal, Jawa Tengah mengeluhkan menurunnya penjualan akibat kasus apel impor berbakteri. Penurunan yang mereka alami mencapai 50-80%.

Penurunan penjualan terjadi pada semua jenis buah apel impor. Padahal, buah apel yang dilarang karena terpapar bakteri Listeria Monocytogne hanya dua jenis, yaitu apel Granny Smith dan Gala. Kedua jenis apel itu berasal dari Amerika Serikat.

Salah seorang pedagang buah di Jalan AR Hakim, Yuli (45) menuturkan, gencarnya pemberitaan buah apel mengandung bakteri berdampak pada penjualan semua jenis buah apel impor.

"Pengaruhnya bagi kami jelas ada. Penjualan menurun 50% sejak ada berita apel yang mengandung bakteri," ujar Yuli kepada Sindonews, Minggu (1/2/2015).

Dalam sehari Yuli biasanya mampu menjual berbagai jenis apel impor sebanyak 3-5 kilogram. Namun, dalam tiga hari terakhir, dia kesulitan menjual karena pembeli banyak yang terlanjur khawatir mengosumsi apel impor.

"Sekarang masih susah, paling hanya bisa jual satu kilo sehari. Orang mengiranya semua jenis apel impor bahaya. Padahal kan tidak semua apel mengandung bakteri," katanya.

Yuli sendiri mengaku sudah tidak lagi menjual apel jenis Granny Smith dan Gala sejak setahun terakhir. Alasannya, konsumen jarang membeli jenis apel itu dan harganya yang lebih mahal.

"Di sini jarang yang mengonsumsi, karena harganya mahal, Rp35.000 per kg. Jumlahnya juga tidak banyak," ungkapnya.

Adapun jenis apel impor yang dijual Yuli, di antaranya apel jenis Fuji asal China dan Jepang, serta apel dari Afrika. Terdapat juga apel jenis Red Delicious dari Amerika. "Apel merah (Red Delicious) itu yang biasanya paling banyak dibeli," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan penjual apel lainnya, Eni (40). Dia mengaku terpaksa menurunkan harga sejumlah jenis apel impor agar penjualan tak semakin menurun.
"Sekarang sepi. Penurunnya sampai 80%. Biasanya bisa menjual sampai 70 kilo sehari, sekarang paling 20 kilo. Padahal, saya tak menjual apel yang dilarang itu," katanya.

Upaya menjelaskan kepada pembeli bahwa tidak semua jenis apel impor mengandung bakteri tidak mempan. Pembeli tetap khawatir dan ragu-ragu membeli dengan alasan takut terkena bakteri. "Ada juga yang beralih membeli buah lain yang dinilai lebih aman," ujarnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2827 seconds (0.1#10.140)