Garuda Kerja Sama Hedging dengan 3 Bank

Selasa, 03 Februari 2015 - 14:23 WIB
Garuda Kerja Sama Hedging dengan 3 Bank
Garuda Kerja Sama Hedging dengan 3 Bank
A A A
JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menandatangani kerja sama lindung nilai (hedging) melalui transaksi cross currency swap dengan tiga bank yang beroperasi di Tanah Air.

Kesepakatan ini untuk mengantisipasi gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Adapun tiga bank yang bekerja sama dengan Garuda adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) , serta Standard Chartered Bank. Adapun nilai kerja sama transaksi cross currency swap tersebut mencapai Rp1 triliun.

Perjanjian kerja sama tersebut akan dilakukan dalam waktu 3,5 tahun dan akan berakhir per 5 Juli 2018. “Garuda Indonesia melakukan transaksi swap atas obligasi rupiah ke mata uang dolar AS dengan nilai pada tanggal transaksi 13 Januari 2015 yaitu Rp12.608 per dolar AS dengan suku bunga rupiah yang menjadi acuan transaksi sesuai tingkat kupon obligasi yaitu 9,25% per tahun (fixed ) untuk pembayaran bunga per triwulan,” ucap Direktur Utama Garuda Indonesia (Persero) Tbk M Arif Wibowo seusai penandatanganan kerja sama di Jakarta kemarin.

Dia mengatakan, penandatanganan bersama tiga bank tersebut komitmen perseroan berdasarkan peraturan Bank Indonesia (BI) mengenai prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri nonbank dan peraturan menteri BUMN tentang kebijakan umum transaksi lindung nilai BUMN.

“Ini sekaligus merupakan pijakan penting bagi perusahaan mengingat Garuda Indonesia saat ini menjadi BUMN pertama melaksanakan perjanjian kerja sama lindung nilai melalui transaksi crosscurrency swap,” ungkapnya. Di tempat yang sama, Direktur Keuangan, Risiko, dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia IGN Askhara Danadiputra mengatakan, pelaksanaan cross currency swap diharapkan bisa menghindari risiko melonjaknya biaya operasional yang dibayar dalam bentuk mata uang rupiah mengingat kondisirupiah sewaktu-waktu bisa melemah terhadap dolar AS.

“Ini mengingat biaya operasional Garuda itu sekitar 70% menggunakan mata uang dolar AS (USD). Dengan pelaksanaan transaksi cross currency swap diharapkan bisa menghasilkan efisiensi dengan masa tenor 3,5 tahun yang diperkirakan mencapai USD17,1 juta. Di sisi lain, patokan nilai rupiah terhadap dolar AS terkait pembayaran operasional dari rupiah ke USD bisa lebih stabil,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bank BNI Gatot M Suwondo mengatakan, BNI saat ini juga menjadi satu-satunya bank pemerintah yang mampu memberikan solusi keuangan komprehensif kepada nasabahnya. “Transaksi lindung nilai ini kedua kalinya kepada Garuda Indonesia. Ini juga komitmen kami di BNI, di mana dalam aturan BUMN disebutkan bahwa pelaksanaan transaksi lindung nilai dilakukan melalui lembaga keuangan BUMN,” pungkasnya. Penandatanganan perjanjian tersebut juga dihadiri Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Arwin Rasyid dan CEO Standard Chartered Bank Indonesia Shee Tse Koon.

Berhemat USD200 Juta

Pada bagian lain, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah berupaya untuk menghemat biaya operasional yang ditargetkan mencapai 5-10% atau senilai USD200 juta sebagai bentuk efisiensi guna menutupi utang sebanyak Rp2 triliun pada kuartal III/2014. “Kami semakin ‘secure’ untuk menghadapi persainganpersaingan ke depan. Dengan menurunkan biaya operasional ini, akan ada efisiensi,” kata Arif.

Namun, dia memastikan pengetatan biaya operasional tersebut tidak akan menurunkan pelayanan Garuda Indonesia sebagai maskapai bintang lima. Selain itu, Garuda juga akan mendatangkan 15 pesawat pada 2015 di antaranya tiga pesawat Boeing 777-300, dua Airbus A330-200, dan sisanya pesawat ATR. Saat ini Garuda memiliki 11 Airbus 330-200, 11 Airbus 320- 200, satu Boeing 737-300, dua Boeing 747-400, empat unit Boeing 737-500, 75 unit Boeing 737-800 NG, enam Boeing 777- 300, 15 Bombardier CRJ 1000, dan delapan ATR 72-600.

Ichsan amin/Ant
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8036 seconds (0.1#10.140)